Hari Ini 19 September, Harga Cabai Rp.72.000 di Jakarta
Harga Bawang Merah rata-rata Rp.37.140/kg, harga tertinggi Rp.55.000 /kg di Pasar Jatinegara, harga terendah Rp.28.000/kg di Pasar Pal Meriam
Nusantarapedia.net, Jakarta — Bagaimana harga komoditas di Jakarta hari ini, Senin (19/9/2022), tiga pekan pasca kenaikan BBM Subsidi, terutama jenis Pertalite dan Solar.
Kenaikan BBM Subsidi jenis Pertalite dan Solar serta Pertamax non subsidi, lantaran tidak mungkin lagi pemerintah menambah dana subsidi untuk energi dengan menambah kuota BBM bersubsidi. Namun akhirnya, pemerintah tetap menambah jumlah subsidi, dari sebelumnya total subsidi energi tahun 2022 sebesar Rp502 triliun naik menjadi Rp653 triliun, seperti dikatakan Sri Mulyani (Menkeu) beberapa waktu yang lalu.
Setelah BBM Subsidi terjadi pengalihan subsidi BBM, atau pendek kata harga BBM naik, kini Pemerintah dan DPR sepakat akan ada perubahan daya listrik subsidi. Yaitu daya listrik yang tadinya 450 volt ampere (VA) akan dinaikkan menjadi 900 VA, dan dari 900 VA menjadi 1.200 VA.
Tak berhenti disitu, pemerintah pun mewacanakan konversi penggunaan kompor gas LPG 3 kg ke kompor listrik induksi.
Dengan demikian, bagaimana kenaikan BBM serta isu-isu tersebut terkorelasi dengan harga sembako pada hari, pekan dan bulan mendatang.
Upaya kebijakan pemerintah dalam tata kelola pangan dari hulu sampai hilir sangat diharapkan, dalam hal ini untuk terus menjaga harga pangan tetap stabil, terlebih saat ini negara-negara dunia dalam posisi inflasi. Termasuk salah satunya karena harga minyak dunia yang fluktuatif.
Diketahui, inflasi Indonesia per Juli 2022 berada pada angka 4,94 persen (year on year) masih yang terbaik dibandingkan dengan tingkat inflasi di Uni Eropa sebesar 8,9 persen, Turkey 7,9 persen, Uni Eropa 8,9 persen, atau Amerika 8,5 persen.
Potensi inflasi yang besar, mendorong pemerintah pusat dengan menginstruksikan pemerintah daerah agar menggunakan (memaksimalkan) dana APBD guna menekan laju inflasi.
Dalam perspektif global, bagaimana harga-harga sembako terdapati relasi dengan resesi dunia, seperti isu ketahanan pangan, krisis energi yang berdampak pada krisis ekonomi dan keuangan. Yang mana ini baru awal dari krisis global, setidaknya akan terus dengan dinamikanya dalam bulan dan tahun mendatang. Perlu kiranya menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah dalam hal ketahanan pangan.
Saat ini, upaya pemerintah dengan menggelontorkan dana sebesar Rp24,17 triliun serta bentuk bantuan lainnya untuk bantalan sosial berbentuk bantuan tunai sebagai penyikapan kondisi tersebut di atas, atau bentuk pengalihan subsidi BBM. Adakah korelasinya dengan harga pangan kedepannya.
Komoditas pangan yang dimaksud adalah kebutuhan sembilan bahan pokok, yaitu beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan daging ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji serta garam.
Bagaimana untuk harga-harga sembako, terutama cabe rawit merah yang mana cenderung stabil pra kenaikan BBM di range Rp.50.000-Rp.60.000 per/kg. Pasca kenaikan BBM terpantau stabil naik, pada Minggu, (18/9/2022) rata-rata Rp.70.000.