Hacker Bjorka, Apa Maksudnya? Gawat!

Dengan demikian, antara transformasi digital yang saat ini didengungkan harus benar-benar disiapkan dengan matang. Tidak hanya bersifat latah, bahwa transformasi digital mengandung hal yang menjadikan Indonesia maju, adil dan makmur.

11 September 2022, 13:35 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Polhukam — Hacker Bjorka, Siapa Dia?

“Seperti halnya, apakah jaminan perlindungan terhadap perlindungan data pribadi warga negara harus menunggu terlebih dahulu Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) di gedog. Apakah seperti itu?”

MENURUT KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata hacker diartikan sebagai ‘peretas‘, didefinisikan sebagai orang yang mengakses komputer tanpa izin.

Hacker adalah seorang yang ahli dalam ilmu Teknologi Informasi, atau dengan istilah Information Technology, adalah istilah umum berkenaan dengan teknologi komputer jaringan perangkat keras dan lunak berbasis internet. Teknologi di dalamnya berupa teknologi digital yang dapat menguasai, mengakses, membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi tersebut dengan tanpa izin pemiliknya, dalam konteks hacker.

Hacker ahli di bidang komputer jaringan atau keterampilan di dalamnya untuk mengatasi masalah teknis. Kemampuan/keterampilan teknis yang dimilikinya untuk mengeksploitasi pertahanan keamanan siber, termasuk kerahasiaan data.

Saat ini, Indonesia sedang menjadi perhatian publik dan sorotan dunia, setelah seorang hacker mengatasnamakan “Bjorka,” (hacker Bjorka) berhasil mengacak-acak, mengakses dan membocorkan data-data negara, padahal menyangkut data privat dan mengandung kerahasiaan bagi negara maupun privacy masyarakat.

Seperti misalnya, Bjorka telah berhasil mengakses 150 juta data penduduk Indonesia, data 1,3 miliar pengguna SIM Card, data pribadi Menteri Kominfo Johnny G. Plate, data Surat Rahasia BIN ke Presiden Joko Widodo, dsb.

Apa yang telah dilakukan oleh Bjorka seolah menantang pemerintah Indonesia untuk membuktikan sejauh mana sistem pengamanan data siber negara Indoneisa aman, tetapi faktanya, justru seolah Bjorka mengirimkan sinyal komunikasi bahwa sistem keamanan data siber Indoneisa lemah.

Sistem keamanan data nasional atau negara yang disebut dengan National Cyber Security di beberapa negara dunia memang menjadi perhatian serius, mengingat kerahasiaan data di dalamnya terkorelasi dengan stabilitas pertahanan dan keamanan nasional.

Banyak dugaan peretasan Bjorka di Indonesia yang harus diatasi oleh pemerintah, kalau tidak ingin mengular kemana-mana, terutama yang menyangkut pengelolaan negara terkait dengan kerahasiaan dokumen digital negara. Yang mana itu sangat “secret” dalam konteks penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam negeri serta geo-politik dan geo-strategi dunia.

Tentu data negara yang dimaksud berkaitan dengan “big data Indonesia”, seperti yang disinggung oleh Luhut Binsar Panjaitan beberapa waktu yang lalu. Big data atau  mahadata, data raya, atau data bandang (bahasa Inggris: big data) adalah istilah umum untuk segala himpunan data dalam jumlah yang sangat besar, rumit, dan tak terstruktur, sehingga menjadikannya sukar ditangani apabila hanya menggunakan perkakas manajemen pangkalan data biasa atau aplikasi pengolah data tradisional belaka.

Mahadata juga dapat diartikan sebagai pertumbuhan data dan informasi yang eksponensial dengan kecepatan dalam pertambahannya dan memiliki data yang beragam, sehingga menyebabkan tantangan baru dalam pengolahan sejumlah data besar yang heterogen dan mengetahui bagaimana cara memahami semua data tersebut. (wikipedia)

Terkait

Terkini