Hujan Perdana Pasca Kenaikan BBM Subsidi bagi Si Penjual Kopi
Wajah pedagang kopi dengan tiga orang anak tersebut mulai panik, alamat dagangnya tidak laku, padahal dirinya baru berdagang setelah libur beberapa hari.
Nusantarapedia.net, Pemalang, Jawa Tengah — Pasca kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), Pemalang kota diguyur hujan lebat, Senin malam (5/9/2022). Seorang pedagang kopi terjebak hujan, akhirnya dagangan kopi pun sepi, terlebih di tengah naiknya BBM subsidi.
Hujan yang cukup lebat di kota “nasi grombyang” ini, hampir rata-rata mengguyur daerah pesisir utara Jawa di sekitar Pemalang. Di dalam kota, termasuk di sepanjang jalan Gatot Subroto, antara Sirandu hingga Rumah Sakit Umum Bojongbata, yang mana sepanjang jalan itu banyak pedagang yang baru menggelar daganganya pada malam hari, akhirnya angkat kaki.
Salah satunya adalah Wandi (35), pedagang kopi yang mangkal dengan gerobak motornya di depan Taman Patih Sampun.
Wandi baru saja menggelar dagangnya, tak lama berselang hujan lebat mengguyur di sekitaran taman tempat mengais rejeki.
Semula dirinya mengira hujan lebat akan berhenti sesaat kemudian, dengan harapan sehabis hujan, banyak orang mendekat untuk memesan kopi panasnya. Akan tetapi sampai menjelang tengah malam, hujan tak kunjung henti sesuai harapnya.
Wajah pedagang kopi dengan tiga orang anak tersebut mulai panik, alamat dagangnya tidak laku, padahal dirinya baru berdagang setelah libur beberapa hari.
Ketika hujan sudah reda sekitar pukul 23.30 WIB, awak media mencoba bincang-bincang dengannya. Ketika ditanya dirinya tentang pengaruh kenaikan BBM, dirinya spontan menjawab, “sangat memberatkan kami mas sebagai orang kecil, yang berharap daganganya bisa laku dengan hanya mengambil keuntungan sedikit,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga BBM otomatis akan diikuti kenaikan harga-harga, terutama kebutuhan pokok, termasuk harga kopi sachet yang dikhawatirkan akan naik.
“Mestinya harga BBM seperti Pertalite jangan langsung naik menjadi Rp10.000 dari harga semula Rp7650. Naik boleh, tetapi 500 atau 1000 saja per liternya. Mungkin kenaikan Rp2400 bagi orang kaya tak ada artinya, tapi bagi saya Rp2400 cukup berarti, bisa buat modal beberapa kopi sachet,” urai Wandi, sembari menyapu menyingkirkan genangan air yang membanjiri tempat dagangnya.
Sehubungan dengan kenaikan BBM Subsidi pada (3/9/2022) yang lalu, dengan istilah pemerintah “penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM),” Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tetap melakukan perhitungan anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun 2022. Hal ini mengingat harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang terus fluktuatif, naik turun.
Dengan perhitungan tersebut, angka kenaikan subsidi dari Rp502 triliun masih akan tetap naik. Subsidi akan naik menjadi Rp653 triliun jika harga ICP adalah rata-rata 99 Dolar AS per barel. Sedangkan jika harga ICP sebesar 85 Dolar AS per barel sampai Desember 2022 maka kenaikan subsidi menjadi Rp640 triliun.
“Ini adalah kenaikan Rp137 triliun atau Rp151 triliun tergantung dari harga ICP. Perkembangan dari ICP ini harus dan akan terus kita monitor, karena memang suasana geopolitik dan suasana dari proyeksi ekonomi dunia masih akan sangat dinamis,” tandasnya, saat menyampaikan keterangan pers perihal pengalihan subsidi BBM, Sabtu (03/9/2022), di Istana Merdeka, Jakarta.
Dengan kebijakan menaikkan BBM Subsidi tersebut, Pemerintah menggelontorkan “Bansos Tambahan” (bantuan sosial) sebesar Rp24,17 triliun sebagai bantalan sosial, yang mana terdapat sekitar 20 juta lebih masyarakat miskin. Bansos tersebut dimaksudkan sebagai bantalan sosial atas kondisi ekonomi dunia, seperti inflasi.
Tujuan penggelontoran bansos tambahan tersebut untuk meningkatkan daya beli masyarakat akibat tendensi berbagai macam kenaikan harga di tengah ancaman krisis global.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk pengalihan subsidi BBM sebesar Rp24,17 triliun.
“Bapak Presiden meminta supaya kami, saya dalam hal ini bersama dengan Ibu Menteri Sosial, dan Pak Gubernur BI yang juga menceritakan mengenai perkembangan dari inflasi global diminta untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa pemerintah akan mulai memberikan bantalan sosial tambahan sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM sebesar Rp24,17 triliun,” ucap Menkeu dalam keterangannya usai melakukan rapat terbatas, Senin, (29/8/2022), dikutip dari setpres.
Besaran bansos yang diberikan pemerintah sebesar Rp150 ribu yang akan dibayarkan empat kali kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat. Mekanisme penyalurannya akan ditentukan oleh Kementerian Sosial.
“Jadi dalam hal ini Ibu Mensos akan membayarkannya dua kali yaitu Rp300 ribu pertama dan Rp300 ribu kedua. Nanti Ibu Mensos akan bisa menjelaskan secara lebih detail itu akan dibayarkan melalui berbagai saluran kantor pos di seluruh Indonesia untuk 20,65 juta keluarga penerima dengan anggaran Rp12,4 triliun,” tutur Menkeu.
Akankah, nasib seperti Wandi termasuk ke dalam daftar 20 juta masyarakat penerima manfaat. Kita lihat dinamika kedepannya akan seperti apa. Spekulasi yang berkembang, kemungkinan BBM jenis Pertalite akan diturunkan harganya menjadi Rp9000 per liternya. (Ragil74)
Poin-poin Konstruksi APBN 2023 (1)
Menkeu: Anggaran Subsidi Energi Tetap Naik, Meski Harga BBM Disesuaikan
Menakar Kekuatan Rakyat dan Kebijakan Pemerintah dalam Isu Global Krisis Pangan (1)
Warung Mbok Suriyah, Jajanan Umbi-umbian
Angkutan Kota Pemalang Mati Suri