Ikan Kerapu Nusantara
Kontribusi Indonesia terhadap keseluruhan produksi ikan kerapu tangkap di dunia mencapai 36%. Secara kewilayahan ikan kerapu adalah salah satu komoditas utama perikanan tangkap di Pulau Madura.

Nusantarapedia.net, Jurnal | Kelautan — Ikan Kerapu Nusantara
“Melihat data tersebut, pada pointnya potensi ekspor kerapu Indonesia terbuka lebar. Hanya saja bagaimana pemerintah mau menangkap peluang tersebut dengan melibatkan industri kelautan berbasis rakyat. Maukah pemerintah dengan sungguh-sungguh memodernisasi penangkapan dan budidaya ikan kerapu agar produksinya meningkat dengan tidak berdampak pada kerusakan ekosistem laut.”
Ikan Kerapu adalah salah satu jenis ikan laut yang biasanya hidup di karang-karang. Merupakan anggota sejumlah genus dalam anak suku Epinephelinae, suku Serranidae dalam seri Perciformes. Dalam bahasa Inggris, “kerapu” disebut grouper atau groper, yang dipercaya berasal dari nama garoupa, dari bahasa Portugis. Nama Portugis ini berasal dari salah satu bahasa asli Amerika Selatan. (wikipedia)
Ikan Kerapu dengan nama ilmiah Epinephelus malabaricus. Dalam bahasa daerah di Indonesia dan dunia penyebutan ikan kerapu bermacam-macam, yakni Krapu; Kerape; Kukut; Koyabu; Lundohu; Karapo; Kupapu; Kalanga; Gorupa; Buketi; Tamla, dlsb.
Klasifikasi ilmiah ikan kerapu, merupakan ikan dari Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Perciformes, Famili: Serranidae, Subfamili: Epinephelus.
Taksonomi dari ikan kerapu di dunia yang telah teridentifikasi saat ini ada 46 jenis spesies, terdapat 8 jenis kerapu yang hidup di Indonesia. Namun identifikasi tersebut belumlah final, diduga masih banyak jenis kerapu di seluruh perairan dunia yang belum teridentifikasi dan terdokumentasi. Penelitian dan ilmu pengetahuan mengenai ikan kerapu sampai saat ini masih berlangsung.
Ciri dan morfologi ikan kerapu secara umum memiliki ciri-ciri badan sebagai berikut, dikutip dari wikipedia.
1) Bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil dari pada panjang dan tinggi tubuh.
2) Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat.
3) Mulut lebar, serong ke atas dengan bibir bawah yang sedikit menonjol melebihi bibir atas.
4) Sirip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal dan memanjang dimana bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan jari-jari lunak.
5) Posisi sirip perut berada di bawah sirip dada.
6) Badan ditutupi sirip kecil yang bersisik stenoid.
Jenis ikan kerapu di Indonesia saat ini beragam, seperti; kerapu bebek/tikus, kerapu lumpur, kerapu kertang, kerapu macan, kerapu totol, kerapu karang, kerapu pasir dan kerapu sunuk. Seperti daftar di bawah ini dikutip dari wikipedia, merupakan jenis ikan kerapu di Indonesia dari jenis spesies asli alam, persilangan maupun hibrida.
1) Kerapu batik (E. polyphakeion syn. E. microdon)
2) Kerapu kertang (Epinephelus lanceolatus)
3) Kerapu sunuk/merah/lodi (Plectropomus leopardus)
4) Kerapu lumpur (Epinephelus bleekeri Vaillant, 1878)
5) Kerapu macan (E. fuscoguttatus)
6) Kerapu muara (E. coioides)
7) Kerapu tikus/bebek (Chromileptes altivelis)
Hibrida antargenus
8) Kerapu cantang (E. lanceolatus × E. fuscoguttatus, hibrida buatan, 2011)
9) Kerapu cantik (E. fuscoguttatus × E. macrodon, hibrida buatan, 2011)

Budidaya Ikan Kerapu Indonesia
Ikan kerapu yang beredar di pasaran dunia saat ini sebagai ikan konsumsi, merupakan ikan dari hasil penangkapan alam (laut) dan budidaya. Yang mana merupakan ikan kerapu dari jenis alam maupun buatan atau kerapu hibrida. Namun stok dari laut lama kelamaan juga terbatas, maka lahirlah jenis ikan kerapu hibrida khusus untuk budidaya.
Karena permintaan ikan kerapu di pasar dunia tinggi, maka mendorong para peneliti dan ilmuwan untuk membudidayakan ikan kerapu dengan mudah dan cepat. Salah satunya mengembangkan jenis ikan kerapu untuk budidaya hasil persilangan dan hibrida.
Jenis bibit tersebut di Indonesia seperti; ikan kerapu tikus/bebek, kerapu macan, kerapu cantik (persilangan kerapu macan dan batik), dan kerapu cantang (persilangan kerapu macan dan kertang). Untuk jenis kerapu cantang dan kerapu cantik paling banyak dibudidayakan karena mempunyai banyak keunggulan, seperti masa budidaya yang relatif pendek.
Ikan kerapu yang rasa dagingnya lezat, putih bersih, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi, menjadikan komoditi dunia yang menjanjikan. Permintaan ikan kerapu dunia terus meningkat, sedangkan produksi alam dan budidaya belum mampu memenuhi pasar secara keseluruhan.
Negara-negara seperti Hongkong, Taiwan, China, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, Filipina, USA, Australia, Singapura, Malaysia dan Perancis adalah negara dengan permintaan ekspor kerapu Indonesia sangat tinggi.
Menurut data dari repository.unmuhjember.ac.id, data terakhir dari BPS, produksi ikan kerapu Indonesia pada tahun 2013 adalah sebanyak 113.368 ton, yang terdiri dari 13.464 ton hasil budidaya dan 99.904 ton hasil tangkapan. Ekspor ikan kerapu di tahun yang sama mencapai US$ 19,8 juta dengan volume 2.552 ton. Dan dari jumlah tersebut, 90 persennya dikirim ke Hongkong. Rerata berat badan ikan kerapu per-ekor yang di ekspor antara 500-800 gram.
Sementara data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada laporan kkp.go.id mencatat, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir tahun 2012-2016, neraca perdagangan kerapu konsumsi Indonesia menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan nilai ekspor rata-rata per tahun mencapai 9,4 persen per tahun.
Tahun 2016 tercatat nilai ekspor kerapu Indonesia mencapai 32,18 juta US$, sedangkan hingga per Juli 2017 ekspor kerapu nasional tercatat sebesar 16,42 juta US$. Begitupun dengan volume ekspor dalam kurun waktu yang sama mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 30,75 persen.
Melihat data tersebut, pada pointnya potensi ekspor kerapu Indonesia terbuka lebar. Hanya saja bagaimana pemerintah mau menangkap peluang tersebut dengan melibatkan industri kelautan berbasis rakyat. Maukah pemerintah dengan sungguh-sungguh memodernisasi penangkapan dan budidaya ikan kerapu agar produksinya meningkat dengan tidak berdampak pada kerusakan ekosistem laut.
Untuk potensi perairan Indonesia guna membudidayakan ikan kerapu di keramba dengan sistem jaring apung, hampir semua perairan di Indonesia cocok, di antaranya; perairan Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Situbondo-Jawa Timur, Bali, Berau, dlsb.

Krapu; Kerape; Kukut; Koyabu; Lundohu; Karapo; Kupapu; Kalanga; Gorupa; Buketi; Tamla. Penyebutan nama ikan kerapu di daerah-daerah Indonesia dan dunia.
Pendapat Ahli Perihal Ikan Kerapu
Dr. Abdul Basith dalam sidang promosi doktor Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) menyampaikan beberapa fakta dan data mengenai ikan kerapu, pada Kamis (9/6/2022) di Aula Gedung C, Kampus UI, Depok.
Berdasarkan informasi tersebut, seperti dilansir dari sci.ui.ac.id. Kontribusi Indonesia terhadap keseluruhan produksi ikan kerapu tangkap di dunia mencapai 36%. Secara kewilayahan ikan kerapu adalah salah satu komoditas utama perikanan tangkap di Pulau Madura.
Di pulau Madura musim penangkapan ikan kerapu hampir sepanjang tahun, yaitu pada Bulan Agustus hingga Maret dan puncak musim terjadi pada Bulan April hingga Juli. Potensi sumber daya ikan kerapu setiap tahun di perairan Pulau Madura ini mencapai 159,8 ton dengan usaha penangkapan optimum 1179,166 trip atau pelayaran pulang dan pergi.
Dr. Abdul Basith menyampaikan, namun demikian, tingkat eksploitasi yang tinggi dalam penangkapan ikan karang oleh nelayan, terutama di daerah pemijahan (spawning) dan kerusakan terumbu karang sebagai habitat ikan karang yang semakin meluas tentu akan menyebabkan stok ikan karang, termasuk ikan kerapu, akan semakin berkurang dan mungkin akan hilang di perairan.
Kenyataan terkait peningkatan eksploitasi terhadap jenis-jenis ikan kerapu sebagai komoditas utama di Pulau Madura, menjadi dasar bahwa penelitian tentang keragaman morfologi dan genetik ikan kerapu (famili Serranidae) di kawasan perairan Pulau Madura mendesak untuk dilakukan sebagai dasar informasi untuk penentuan status dan manajemen konservasinya pada masa mendatang. (Dr. Abdul Basith)
Dr. Abdul Basith dalam disertasinya yang berjudul “Kajian Keragaman Morfologi, Autentikasi Molekuler, Perkiraan Waktu Divergensi, Dan Struktur Genetik Populasi Ikan Kerapu (Famili Serranidae) dari Kawasan Perairan Pulau Madura, Jawa Timur, Indonesia”.
Disertasi tersebut menjelaskan hal penelitiannya dengan menjabarkan tentang pendekatan morfologi dan molekuler untuk inventarisasi spesies ikan kerapu, sekaligus menganalisis pola evolusi mikro ikan kerapu sunu (Plectropomus maculatus).
Informasi dasar sangat diperlukan untuk melandasi upaya pengelolaan dan pemanfaatan ikan kerapu Pulau Madura, terutama untuk menjaga sumber daya genetik, jenis, dan ekosistem ikan kerapu. Penelitian dasar tentang ikan kerapu perairan Pulau Madura diawali dengan identifikasi dan inventarisasi spesies berdasarkan pendekatan morfologi. (Dr. Abdul Basith)
Pendekatan karakter morfologi untuk identifikasi spesies ikan kerapu tidak terlepas dari kekurangan yang sangat berpotensi menyebabkan kesalahan hasil identifikasi spesies. Kesalahan hasil identifikasi spesies tersebut disebabkan oleh kebingungan atau ambiguitas pada kemiripan corak warna dan bentuk tubuh antar spesies ikan kerapu. Padahal, ketepatan atau keakuratan identifikasi spesies ikan kerapu sangat dibutuhkan sebagai pengetahuan dasar untuk manajemen konservasi dan penelitian-penelitian berikutnya yang terkait, sehingga pendekatan molekuler diperlukan untuk melengkapi pendekatan morfologi.
Dalam penelitiannya, Dr. Abdul Basith menemukan bahwa 100 persen ikan kerapu di perairan Pulau Madura berhasil diidentifikasi hingga tingkat genus dan 83,9 persen berhasil diidentifikasi hingga tingkat spesies menggunakan pendekatan morfologi. Selain itu sebanyak 67,7 persen spesimen ikan kerapu telah diidentifikasi menggunakan parsial sekuen gen CO1, namun 10 spesimen atau 32,2 persen tidak berhasil diidentifikasi. Penggunaan kedua pendekatan tersebut secara integratif berhasil menginventarisir 13 spesies ikan kerapu di perairan Pulau Madura.
Beberapa nilai kebaruan dalam penelitian ini juga diuraikan. Diantaranya informasi dalam bentuk dokumentasi dan analisis hasil identifikasi spesies dan keragaman morfologi ikan kerapu yang ditemukan di kawasan perairan Pulau Madura untuk melengkapi inventarisasi spesies ikan kerapu di Indonesia dan distribusinya, kemudian informasi baru dalam bentuk data DNA barcode parsial sekuen gen CO1 yang akurat untuk identifikasi spesies ikan kerapu yang ditemukan di kawasan perairan Pulau Madura, termasuk hasil rekonstruksi pohon filogenetik, keragaman genetik, sekaligus untuk dimasukkan ke dalam pangkalan data GenBank (NCBI) dan BOLD system.
Terdapat pula nilai kebaruan yang sangat menarik, yaitu untuk pertama kalinya di Indonesia, khususnya dalam bidang Biologi Evolusi adalah analisis perkiraan waktu divergensi genetik ikan kerapu menggunakan metode RelTime dan upaya pembandingannya dengan metode Bayesian dengan memanfaatkan data molekuler parsial sekuen gen CO1. Hasil akhir analisis ini dikombinasikan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memetakan pola distribusi ikan kerapu sunu sehingga menggambarkan perjalanan evolusi genetik ikan kerapu sunu.
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi data penunjang yang penting untuk melengkapi informasi tentang sumber daya genetik ikan kerapu lokal Pulau Madura sebagai plasma nutfah, serta untuk pengembangan strategi konservasi sumber daya laut, terutama konservasi genetik ikan. Hal itu sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 79/KEPMEN-KP/2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 712 (WPPNRI 712).

Sebagai informasi, dari desertasi tersebut Abdul Basith meraih gelar Doktor dengan predikat “sangat memuaskan.”
Amnesia dan Diskursus Sejarah Terhadap Peradaban Maritim Nusantara (1)
Menggali Misteri Palung Mariana
Tsunami Alat Legitimasi, Ungkap Peristiwa berbasis Geo-Mitologi
Penyelundupan Ekspor Benih Lobster Masih Terjadi
Trunojoyo Diresmikan, Nama Bandara di Madura
Nelayan Tolitoli Mengeluh Kesulitan Dapatkan BBM Jenis Solar
Geopolitik Negara dan Sumber Daya (1)
From Hobby to Money, Bisnis Ikan Hias Modal Kecil Untung Besar