Instruksi Presiden Kepada Kapolri, Tindak Tegas Pelaku Bentrok di Morowali

Nusantarapedia.net, Jakarta — Pasca bentrok yang terjadi di PT GNI (Gunbuster Nickel Industry) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, antara pihak TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan TKA (Tenang Kerja Asing), pada Sabtu (14/1/2023) pukul 11.20 WITA dan berhasil diredam pada hari Minggu (15/1/23) pada pukul 02.15 WITA oleh personel gabungan Polres Morowali Utara dibantu personel Brimob dan TNI.
Dilaporkan 2 orang tewas, 1 dari pihak karyawan TKI dan 1 dari pihak karyawan WNA, 9 pekerja luka-luka. Pihak kepolisian mengamankan sedikitnya 70 orang yang terlibat dalam bentrok tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, bentrok ini disinyalir terjadi atas tuntutan karyawan pada perusahaan untuk memastikan masalah kesehatan, keselamatan kerja hingga kesejahteraan karyawan. Sebelumnya dipicu terjadinya kecelakaan kerja akibat ledakan tungku di smelter 2 pada Desember 2022 yang lalu, berakibat tewasnya dua pekerja.
Atas kejadian itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan kepada Kapolri (kepolisian) untuk mengungkap secara jelas dan terbuka atas peristiwa bentrok yang terjadi di PT GNI dan meminta agar para pelaku dapat ditindak secara tegas.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/01/2023), menjawab instruksi tersebut.
“Bapak Presiden, yang jelas beliau memerintahkan kepada kepolisian untuk menindak tegas terhadap para pelaku tindak pidana, kepada para pelaku perusakan, dan para pelaku pelanggar hukum, mengungkap ini seterang-terangnya dan juga menjaga, serta mengawal agar seluruh kegiatan operasional yang dilaksanakan oleh perusahaan kembali bisa berjalan,” ujar Kapolri, dikutip dari Setkab.
Dalam keterangannya tersebut, Kapolri Listyo menyampaikan, saat ini pihaknya telah mengatasi kasus tersebut dan berhasil mengamankan sejumlah orang yang terlibat.
“Beberapa pelaku perusakan saat ini sudah diamankan, kurang lebih ada 71 (orang:red) yang telah diamankan dan 17 orang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka,” ujarnya.
Lanjutnya, sejumlah pasukan dari Polri dan TNI juga telah ditugaskan untuk mengawal dan menjaga situasi agar kembali kondusif, sehingga kegiatan operasional pada perusahaan tersebut dapat kembali berjalan.
“Saat ini personel pengamanan baik dari TNI dan Polri sampai dengan saat ini telah diturunkan kurang lebih 548 orang dan akan kita tambah lagi dengan 2 SSK Brimob dari pusat,” ungkapnya.
Menurut keterangan Kapolri, peristiwa perusakan dan pembakaran yang terjadi di perusahaan nikel tersebut berawal dari adanya gerakan mogok kerja serta masalah industrial, kemudian ditambah dengan adanya provokasi oleh beberapa oknum.
“Terkait dengan masalah-masalah hubungan industrial yang bisa diselesaikan secara aturan undang-undang, tentunya tahapannya itu silakan untuk dijalankan. Kita semua (aparat:red) keamanan akan mengawal proses tersebut, sehingga semua dapat berjalan dengan baik,” lanjutnya.
Kapolri menegaskan, Polri dan TNI siap untuk memberi pengamanan dan pengawalan karena industri tersebut tidak hanya berpengaruh bagi para tenaga kerja, tetapi juga untuk negara.
“Polri dibantu TNI siap untuk mengawal dan mengamankan karena ini tentunya juga berdampak kepada tenaga kerja-tenaga kerja Indonesia yang juga bekerja di situ, dan tentunya produk dari kegiatan smelter ini tentunya kan juga memiliki nilai tambah bagi negara khususnya dalam hal penambahan devisa terkait dengan program hilirisasi industri,” tegasnya. (**/Andi)
Hilirisasi Industri Tidak Boleh Mundur
Hilirisasi Jalan Terus! Stop Ekspor Bauksit Juni 2023
Bahlil Lahadalia: Hilirisasi Jalan Terus, Berdampak Tumbuhnya Pengusaha Daerah dan UMKM
2023, Dicari Cendekiawan yang Jujur dan Mendobrak, Menyentuh Wacana Publik Tujuan Indonesia
Demo Buruh 12 Oktober Dimotori Said Iqbal, Terdapat 6 Tuntutan