Isu 2 Poros Koalisi Capres Mencuat – Dikotomi Strategi Pemenangan (Pola Top-down vs Bottom-up)

Ingat, Pilpres 2024 dengan frame partisipasi, bukan mobilisasi!

23 September 2023, 02:56 WIB

Nusantarapedia.net | OPINI-POLHUKAM — Isu 2 Poros Koalisi Capres Mencuat – Dikotomi Strategi Pemenangan (Pola Top-down vs Bottom-up)

“Maka, solusi PDIP pun sama dengan Prabowo, yakni menjadikan Gibran sebagai calon wakil presiden atau Prabowo menjadi cawapres Ganjar.”

harapan kemenangan Prabowo adalah, ketika Prabowo berharap dengan pendamping Gibran atau Ganjar,

DUA atau tiga poros koalisi capres-cawapres (calon presiden-wakil presiden) masih terus menjadi spekulasi. Ragam analisis dan prediksi publik terus bermunculan, apalagi movement dari para bacapres dan para ketua umum partai terus melakukan upaya membentuk poros koalisi yang tepat, dengan terus melakukan opsi-opsi menempatkan bakal calon wakil presiden, baik kubu bacapres (bakal calon presiden) Prabowo dari Partai Gerindra dalam barisan Koalisi Indonesia Maju, maupun poros PDIP didukung PPP yang mengusung bacapres Ganjar Pranowo.

Sementara pasangan A-MIN (Anies-Muhaimin) sudah hampir 100 persen fix. Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini yang terdiri dari Partai Nasdem-PKB dan PKS, sewaktu-waktu mendaftar ke KPU sudah siap, bahkan para petinggi di KPP (Waketum PKB Jazilul Fawaid) mengatakan, kemungkinan hanya ada 2 poros capres, namun koalisinya sudah mengantisipasi hal itu. Pihak KPP (A-MIN) mengatakan bahwa Pilpres dengan 2 atau 3 bahkan 4 poros capres itu “non isu”, mereka yang terpenting adalah fokus pada KPP menyongsong Pemilu dan Pilpres. Bahkan KPP juga sudah membentuk “Badan Pekerja Anies-Muhaimin” (Baja AMIN), sebuah badan yang melakukan sinkronisasi konsolidasi antar unsur dalam koalisi. Baja AMIN ini untuk menggantikan peran “Tim 8” sewaktu Demokrat masih bergabung di KPP.

Ya, sebelum janur kuning melengkung pada 19-25 Oktober 2023 jadual pendaftaran capres-cawapres ke KPU, semuanya masih mungkin terjadi, bahkan bisa juga Pilpres 2024 tetap dengan 3 dan benar hanya ada 2 poros koalisi. Ya, jadwal pendaftaran capres ke KPU yang sedianya menurut jadwal tanggal 19 Oktober hingga 25 November 2023, dirubah menjadi tanggal 19-25 Oktober 2023, dari sebelumnya opsi tanggal 10-16 Oktober 2023. Pastinya setelah resmi mendaftar ke KPU akan terjawab. Ya, itulah perubahan jadwal pendaftaran capres yang sebenarnya mengundang tanya, ada apa di balik perubahan tersebut? It’s, ok, kembali ke topik!

Diantaranya, Djarot Saiful Hidayat selaku Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi membuka wacana duet Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto, hal itu mungkin sebagi peluang duet.

Sementara, Ketua DPD Projo Bali, I Gusti Agung Ronny Indra Wijaya saat konferensi pers dalam acara “Konferda Projo”, Minggu (13/8/2023), mengusulkan duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo sebagai capres-cawapres.

Kemudian isu menduetkan Prabowo-Ganjar maupun Ganjar-Prabowo terus mengemuka. Oleh para petinggi partai (koalisi) keduanya, intinya ada kemungkinan untuk itu. Seperti Puan Maharani yang mengungkapkan tidak tertutup kemungkinan itu, sebaliknya juga dari kubu Koalisi Indonesia Maju (Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat), meski Golkar tetap mendorong Airlangga Hartarto sebagai cawapres Prabowo, sementara PAN pesimis dengan wacana itu, apabila hanya ada dua poros capres, yakni Prabowo dan Ganjar. Sedangkan Gerindra belum kepikiran soal itu, meski dinamikanya masih sangat cair. Namun, Waketum Gerindra Habiburokhman menegaskan, Prabowo Subianto tetap maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024, peluang berduet dengan capres PDIP Ganjar Pranowo sulit terwujud.

Terkait

Terkini