“Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG)” – “Jo Kawin Bocah” (Program Pencegahan Stunting)

20 Juli 2022, 09:02 WIB

Nusantarapedia.net, Karanganyar, Jawa Tengah — Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, dalam kegiatan program Pelayanan Informasi Kebijakan Daerah (PIKD). Acara dilangsungkan di Pendapa Nglurah, Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, pada Selasa malam, (19/7/2022).

Dalam acara tersebut, Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum menyampaikan, pemprov memiliki sejumlah program pencegahan stunting. Seperti “Jo Kawin Bocah” untuk mencegah pernikahan usia dini, juga program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG)” untuk memantau ibu hamil di wilayah masing-masing, mulai dari memperhatikan asupan gizi, pemeriksaan kesehatan, hingga pasca melahirkan. Diharapkan tidak melahirkan anak stunting.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, melalui telekonference menyampaikan, agar masyarakat mencegah stunting dengan tiga hal, yakni; menghindari pernikahan usia anak, memperhatikan 1.000 hari pertama kehidupan, serta ikut program Keluarga Berencana.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Widwiono menyampaikan penjelasan perihal “stunting,” dikutip dari jateng.prov.

Stunting merupakan gagal tumbuh kembang karena kurang gizi kronis. Stunting memiliki ciri tubuh pendek. Namun demikian, pendek belum tentu stunting.

Ada tiga kerugian stunting. Yakni, pasti pendek, sehingga mengurangi kesempatan untuk mencari kerja yang mensyaratkan tinggi badan, seperti TNI, Polri, pramugari, dan sebagainya. Orang stanting biasanya telat mikir, dan pada usia lebih dari 45 tahun cenderung gampang sakit.

“Bapak Presiden RI Joko Widodo Bapak Gubernur, Bupati semua peduli stunting. Kalau bisa tidak ada (stunting) sama sekali. Jangan sampai di Karanganyar ada masyarakat yang kena stunting,” ujar Widwiono.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jateng Wahyu Setianingsih menambahkan informasi perihal “stunting.” Ciri anak yang pendek belum tentu stunting, dia meminta masyarakat yang anaknya pendek, agar segera memeriksakan untuk memastikan apakah itu pendek atau stunting. Sebab, jika anak terkena stunting, akan menjadi generasi yang tidak bisa mikir.

“Bangsa dan negara akan rugi generasinya, karena intelegensi menurun. SDM ini yang harus dipikirkan. Mahasiswa bisa menjadi agent of change, mengajak remaja tidak anemia, supaya tidak melahirkan generasi yang stunting,” jelasnya.

Lanjutnya, masalah sanitasi atau kesehatan lingkungan mesti diperhatikan, selain asupan gizi yang memadai tentunya, sebab sanitasi yang kurang bisa berisiko diare, yang membuat gizi makanan tidak terserap sempurna. Wahyu berharap pencegahan stunting menjadi gerakan bersama, agar melahirkan generasi berkualitas yang bebas stunting.

Acara berlangsung dengan antusias peserta, dengan digelar acara nonton bareng, menampilkan pertunjukan drama teater oleh Forum Komunikasi Media Tradisional Kecamatan Tawangmangu.

Berikut plot dalam pertunjukan drama atau ketoprak tersebut, dikutip dari diskominfo.jateng.

• Yu Tika resah mendapati anaknya yang bertambah umur, tapi anaknya tak kunjung tinggi. Bahkan jauh di bawah anak-anak seusianya. Mereka menyebut anaknya hanya seukuran cerek (alat memasak air). Padahal, ukuran tubuh Yu Tika dan suaminya, Ompong, normal.

• Usut punya usut, ternyata Yu Tika mengeluhkan jatah belanja dari suaminya yang hanya Rp.10.000 per hari, itu pun masih harus menyisakan Rp.2.500. Akibatnya, asupan pangan keluarga mereka seadanya, asal kenyang, tanpa memperhatikan kandungan gizinya. Kondisi itu membuat pertumbuhan anak melambat, terutama tinggi badannya.

• Berbeda dengan keluarga Gunder dan Siska. Meski Siska memiliki badan yang kecil, tapi pertumbuhan anaknya normal. Tubuhnya pun tinggi, bahkan mendekati tinggi bapaknya.

• Yu Pika curiga anaknya termasuk stunting. Dia pun mendatangi rumah keluarga Gunder untuk meminta penjelasan mengenai kondisi anaknya. Mereka pun memanggil Pak RT untuk meminta penjelasan mengenai stunting.

(SWidodo)

Pemprov Jateng Andalkan Investasi dan UMKM Guna Pertumbuhan Ekonomi 2022
Budidayakan Padi Organik, Ganjar Dorong Petani Klaten
IPM dalam Hak Hidup, Amanat Konstitusi dan Distribusi Keadilan
Menuju Indonesia Maju dengan Merubah Kultur
Arah Pendidikan Nasional

Terkait

Terkini