Kado untuk Sang Putri yang Tak Pernah Sampai

- Sampailah saat ini, hadiah itu hanya menjadi mimpi bagi Ratu Wilhelmina dan Ratu Juliana yang tak pernah menginjakkan kakinya ke Soppeng, hingga akhir hayat keduanya -

9 Desember 2023, 08:03 WIB

Nusantarapedia.net | SEJARAH — Kado untuk Sang Putri yang Tak Pernah Sampai

Oleh : Daeng Khairil Anas

“Di depan bangunan Villa terdapat papan nama bangunan dengan tulisan besar “Villa Yuliana” dan di bawahnya terdapat aksara lontara bertulis Bola Maccaca E yang artinya, Rumah yang Runcing. Hal itu didasarkan kepada bangunan villa yang dilengkapi dengan menara yang puncak bangunannya berbentuk runcing.”

TAHUN 1905, Ratu Belanda bersama puterinya berencana akan berkunjung ke Bumi Latemmamala, julukan untuk wilayah Kabupaten Soppeng sekarang, yang kala itu masih berbentuk kerajaan yang sedang dalam penguasaan pemerintah Hindia Belanda.

Mr. CA Krosen, selaku pemegang kekuasaan Hindia Belanda ketika itu, kemudian membangun sebuah villa, untuk menyambut kedatangan Ratu Kerajaan Belanda Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau beserta putrinya, Ratu Juliana.

Akan tetapi, sampai bangunan villa itu selesai dibangun, Ratu Wilhelmina dan Putri Juliana, tak kunjung datang ke Tanah Bugis Soppeng (Makassar). Situasi yang sedang dilanda perang, menjadi penyebab sang ratu dan puterinya mengurungkan niat untuk datang, karena alasan keamanan.

Sampailah saat ini, hadiah itu hanya menjadi mimpi bagi Ratu Wilhelmina dan Ratu Juliana yang tak pernah menginjakkan kakinya ke Soppeng, hingga akhir hayat keduanya.

Kini, Villa Yuliana yang telah berusia 117 tahun ini, tetap berdiri kokoh di sebuah perbukitan di tengah jantung kota Soppeng, Sulawesi Selatan.

Bangunan bergaya arsitektur Indis, yakni perpaduan gaya Eropa dan lokal Bugis ini telah menjadi landmark kota Watan Soppeng.

Meski bangunan villa peninggalan Belanda ini telah berusia seabad lebih, namun kondisinya masih sangat kokoh dan tidak mengalami perubahan bentuk.

Pemerintah Kabupaten Soppeng, menjadikan villa itu sebagai museum. Banyak koleksi-koleksi peninggalan sejarah yang saat ini tersimpan rapi di villa itu, mulai dari fosil manusia purba hingga uang Belanda kuno, juga terdapat gading gajah purbakala.

Meski bangunan itu sudah berusia seratus tahun lebih. Namun belum pernah menjalani renovasi, kecuali bagian atapnya yang pernah berganti asbes, lalu kemudian kembali diganti dengan atap sirap, sesuai atap aslinya, warnanya juga dipertahankan, perpaduan antara putih dan hijau tua.

Di depan bangunan Villa terdapat papan nama bangunan dengan tulisan besar “Villa Yuliana” dan di bawahnya terdapat aksara lontara bertulis Bola Maccaca E yang artinya, Rumah yang Runcing. Hal itu didasarkan kepada bangunan villa yang dilengkapi dengan menara yang puncak bangunannya berbentuk runcing.

Masyarakat Soppeng juga mengenal Villa Yuliana dengan sebutan Mes Tinggi. Sebutan itu didasari atas keberadaan bangunan yang terletak di ketinggian kota Watan Soppeng.

Posisinya memang berada pada titik strategis di Jalan Merdeka, Kota Watan Soppeng, berdampingan dengan rumah jabatan Bupati dan Masjid Agung Darussalam, menjadikan Villa Yuliana bisa dengan mudah dijangkau dan gampang ditemukan.

IMG 20231209 WA00021
Villa Yuliana, di wilayah kebudayaan Bugis-Makassar, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.

Terkait

Terkini