Kelestarian Rumah Si Pitung Dipertahankan

Nusantarapedia.net, Jakarta — Re-Opening Rumah Si Pitung di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, diresmikan oleh Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, Marullah Matali, pada Rabu, (28/12/2022).
Kegiatan tersebut bertajuk “Merawat Ingat, Melawan Lupa”.
Dalam sambutannya, Marullah Matali mengatakan, Rumah Si Pitung sarat akan edukasi sejarah dan budaya, ia mengapresiasi upaya yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Unit Pengelola Museum Kebaharian DKI Jakarta untuk menjaga kelestarian bangunan tradisional yang telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya ini.
“Mari kita bersama mengenal lebih dekat tokoh Si Pitung melalui keberadaan rumah Si Pitung yang telah dikelola dengan baik ini, sehingga dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat,” kata Marullah, dikutip dari berita.jakarta.
Lanjutnya, diharapkan para wisatawan domestik dan mancanegara melalui Rumah Si Pitung ini, dapat mempelajari budaya Betawi secara keseluruhan, dari legenda tokoh Si Pitung, budaya pesisir Jakarta, hingga seni budayanya, seperti tarian, musik tradisional, mainan, makanan/kuliner, folklore pesisir, wayang golek Betawi, dsb.
“Kami berharap Rumah Si Pitung ini dapat terus dipertahankan kelestariannya dan dikembangkan fungsinya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di kawasan Jakarta Utara yang sarat akan edukasi sejarah dan budaya. Saya juga minta dukungan dari masyarakat untuk tetap menjaga dan merawat revitalisasi rumah Betawi ini, karena ini bukan program Pemerintah saja tetapi semua lini yang terlibat,” tambahnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana menambahkan, Rumah Si Pitung dibuka kembali untuk umum setelah 60 hari dilakukan pemeliharaan pada beberapa komponen dan bangunan pendukung.
“Pemeliharaan bangunan Rumah Si Pitung dan bangunan pendukungnya ini menjadi fokus perhatian kami agar terjaga kelestariannya, serta lebih meningkatkan kenyamanan wisatawan yang berkunjung,” ujar Iwan.
Pihak lainnya, yaitu Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari menjelaskan, Re-Opening Rumah Si Pitung ini dimeriahkan pentas kesenian Betawi, seperti Palang Pintu, Tarian Tradisional, serta Teatrikal Lenong Betawi dengan dalang Reza Purbaya.
Selain itu, ada juga peluncuran buku “Mengenal Rumah Si Pitung”. Buku ini merupakan hasil kajian dan informasi yang akan menjadi narasi pelengkap dan bahan pembelajaran bagi wisatawan yang berkunjung.
“Kami berterimakasih kepada semua pihak serta Dinas Kebudayaan serta kerjasama lainnya yang terus mendukung tugas dan fungsi dalam memaksimalkan keberadaan Rumah Si Pitung sebagai ruang edukasi masyarakat, serta ruang ekspresi bagi para seniman atau budayawan,” tutupnya.


Robin Hood Betawi
Sebagai informasi, Si Pitung atau dalam ejaan lama ditulis Si Pitoeng, adalah tokoh dalam budaya Betawi yang lahir di Rawa Belong, Palmerah, Batavia, Hindia Belanda pada sekitar tahun 1866. Si Pitung meninggal di usia muda pada tahun 1893 pada umur 27 tahun di Kecamatan Tanah Abang, Batavia, Hindia Belanda.
Sepak terjangnya, Si Pitung membela kepentingan atau hak-hak kaum pribumi atas pendudukan yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial. Dalam cerita-cerita yang dituturkan, Si Puting kerap berkonfrontasi dengan pemerintah Hindia Belanda. Si Pitung menjadi tokoh yang merepotkan pihak kolonial.
Menurut Damardini (1993:148) dalam Van Till (1996):
“Pitung memang perampok. Mungkin saja Haji Samsudin dipukuli ketika itu. Kalau menurut istilah sekarang, Pitung itu pengacau, dan dicari oleh Pemerintah. Pitung memang jahat. Pekerjaannya merampok dan memeras orang-orang kaya. Menurut kabar, hasil rampokannya dibagikan pada rakyat miskin, tetapi sesungguhnya tidaklah demikian. Mana ada perampok yang rela membagi hasil rampokannya dengan cuma-cuma? Menurut kabar, Pitung mendermakan uangnya kepada masjid-masjid. Saat itu masjid hanya ada di Pekojan, Luar Batang, dan Kampung Sawah. Tidak ada bukti bahwa Pitung berderma di sana.”
Si Pitung yang menjadi karakter sebagai Robin Hood versi Betawi dikembangkan oleh Lukman Karmani (Till, 1996). Karmani menulis novel Si Pitung. Dalam novel ini, dikisahkan bahwa Si Pitung sebagai pahlawan sosial. (**/ASM)
Raperda APBD DKI Jakarta 2023 Sebesar Rp82,54 Triliun
Gambang Rancag Pantun Betawi, Si Jali-jali Abang Jampang, …
Jakarta Punya Cerita dalam Pantun Frutikultura (1)
Ridwan Saidi Budayawan Betawi Meninggal Dunia
Fatahillah dalam Diskursus Sejarah Kelahiran Kota Jakarta (1)
Geopolitik dan Strategi Sultan Agung Menuju Kejayaan Nusantara di Pentas Dunia (1)
Slogan “Jakarta Kota Kolaborasi” menjadi “Sukses Jakarta Untuk Indonesia”, On Progress SK Gubernur