Kerinduan Seorang Ibu, Menghitung Senja dengan Wajah Penuh Harapan

6 Desember 2024, 08:48 WIB

Nusatarapedia.net | SASTRA — Kerinduan Seorang Ibu, Menghitung Senja dengan Wajah Penuh Harapan (1)

Oleh : Muhamad Yasin

“Nenek Siti menanti kepulangan putra sulungnya Imran yang telah lama mengadu nasib di tanah Borneo sejak berusia 18 tahun. Arti dari isyarat nenek Siti setiap sore ke pesisir pantai hanya untuk menghitung senja menanti kepulangan sang anak”.

TAMPAK seorang wanita paruh baya di ambang sore mengitari pesisir pantai Mohute dengan raut wajah lesu, seolah sedang menunggu sesuatu.

Desiran ombak menemani ayunan langkah wanita tua itu. Sesekali dia terdiam sembari mengamati butiran serpihan batu karang yang tersapu ombak, entah isyarat apa yang sebenarnya ia tunggu di tempat tersebut.

Matahari perlahan mulai terbenam, wanita tua itu kemudian mengayunkan langkahnya pulang ke rumah melintasi deretan perahu nelayan yang sedang tertambat di pesisir pantai.

Hari-hari pun berlalu, wanita tua itu masih dengan pendiriannya, tanpa aktivitas berbeda yang ia lakukan di pesisir pantai dan tanpa sesumbar kalimat terucap saat berpapasan dengan orang di depannya.

Hari semakin gelap, deru angin laut terdengar makin kencang, raut wajah wanita tua itu kian menunjukkan ekspresi cemas sembari memandang ke seberang lautan.

Di tengah kecemasan wanita tua itu terdengar sayup kalimat, “kapan engkau pulang wahai anakku sayang. Anakku, mamamu ini sudah tua, jatuh air mataku jikalau mengingat dirimu nak, pulanglah anakku,” ucapnya sembari meneteskan air mata membasahi pipinya yang telah layu termakan usia.

Terkait

Terkini