Klarifikasi Kapolres Terkait Berita Viral di Nagekeo dan Kasus Penghadangan Dirinya

15 April 2023, 15:19 WIB

Nusantarapedia.net, Nagekeo, NTT — Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata buka suara menanggapi screenshot percakapan di group WhatsApp KH Desto miliknya yang saat ini tengah beredar viral di media sosial.

Kata AKBP Yudha, group WhatsApp KH Destro maupun percakapan yang ada di dalamnya bagi dia bukanlah hal yang sifatnya rahasia.

Dijelaskan, Destro adalah tim yang ia bentuk sebagai sarana pembinaan dan sebagai mitra Polri dalam bentuk penyiaran berita.

“Ini adalah group chat WA Destro. Memang ini adalah group saya, bukan privat, bukan apa, percakapan dalam grup ini bukan rahasia bagi saya. Destro adalah tim saya, ini untuk pembinaan dan juga sebagai mitra Polri dalam bentuk penyiaran berita yang tidak pernah kita tutupin,” ungkap AKBP Yudha, Jumat (14/04/2023) di Desa Aeramo-Aesesa, Nagekeo.

Menurut AKBP Yudha lagi, seorang wartawan sebelum mengeluarkan berita, harus melakukan wawancara dahulu kepada narasumber atau meminta klarifikasi.

Sambungnya lagi, tujuan dari percakapan di dalam group KH Destro dimaksud demikian. Oleh sebab, dirinya tidak menginginkan pemberitaan yang diterbitkan oleh wartawan yang tergabung dalam humas Polri dinilai tidak berimbang.

“Seorang wartawan, harusnya sebelum dia mengeluarkan statemen menulis berita harus wawancara terlebih dahulu atau klarifikasi ke narasumbernya. Nah, dalam isi percakapan di grup ini saya yang perintahkan, karena apa, karena jangan sempat wartawan yang ada di dalam grup humas Polri ini memberikan statemen tanpa klarifikasi. Kalau memang tidak bisa secara langsung, bisa per-WA,” jelasnya.

AKBP Yudha mengutarakan juga, bahwa penghadangan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda Desa Aeramo terhadap dirinya pada Minggu 09 April 2023 lalu, sejatinya bukanlah persoalan besar.

Akan tetapi, yang membuat besar persoalan tersebut adalah ada oknum wartawan inisial PMD lantaran menulis berita membawa-bawa nama suku sehingga memantik ketersinggungan hingga ketua suku membuat laporan polisi.

“Sebenarnya ini masalah bukan masalah berat, masalah pokoknya di sini (menunjuk salah seorang pelaku: red) tapi sudah selesai. Tetapi pemberitaan yang dilakukan oleh saudara PMD melibatkan nama suku, makanya kepala suku melapor. Karena selama ini saudara PMD setiap memberitakan tidak sesuai fakta yang ada, tidak pernah klarifikasi dengan saya maupun dengan Kasat Serse. Nah karena beliau dilaporkan, seyogyanya sesama wartawan meminta klarifikasi,” sebut AKBP Yudha.

Dikatakan lagi, PMD dalam menulis berita kerap mengaitkan suatu hal dan lainnya sehingga isi pemberitaannya keluar dari koridor persoalan yang sebenarnya.

“Perbuatan saudara PMD sering buat kita pening. Contohnya, pemberitaan tentang kebakaran fokus kebakaran, tapi isi beritanya merembes ke yang lain terkait perkara-perkara yang sudah ditangani oleh Polres, padahal pelaku yang diberitakan itu sudah kita proses. Yang terakhir tentang kasus pasar Danga, kemarin kita sudah press rilis, tetapi dia investigasi sendiri dan tekesan ingin mengaburkan fakta penyidikan,” tuturnya.

AKBP Yudha menilai bahwa setiap pemberitaan PMD terhadap Polres Nagekeo adalah job. Hal itu dibuktikan dengan isi pemberitaan yang selalu mencoba mengobrak-abrik fakta kasus yang nota bene telah ditangani oleh Polres Nagekeo.

Dia juga menampik terkait isi berita PMD yang menyebut bahwa polisi melakukan sweeping ke rumah-rumah di kampung Aeramo untuk mencari para pemuda lain yang turut mengkonsumsi alkohol dalam suasana perayaan paskah di Desa Aeramo terasa mencekam.

Ditegaskan, bahwa anggotanya tidak pernah melakukan sweeping apalagi membuat suasana paskah mencekam pasca pengamanan pelaku penghadangan dirinya.

“Selama ini kami dibuat pening. Kira-kira stres tidak kalau diwawancara apalagi ada masalah. Sama dengan kami, kami juga ditanyakan waktu ada pemberitaan nanti kita lihatkan screenshotnya. Di situ ditulis anggota saya ada sweeping ke rumah-rumah, sehingga suasana Paskah menjadi mencekam. Sekarang saya tanya (tanya Kapolres Nagekeo kepada warga Aeramo yang hadir menyaksikan penyerahan pelaku kepada orang tua: red). Waktu itu ada sweeping nggak? Suasana mencekam nggak waktu penahanan pelaku ini? (jawab Sekretaris Desa dan beberapa warga yang hadir) Tidak ada!. (Kapolres Nagekeo) Kita harus luruskan, kalau ini saya akan pertanggungjawabkan sampai di Mabes Polri pun saya akan pertanggungjawabkan. Saya tidak pernah bohong dan ini akan saya klarifikasi,” pungkasnya. (MYasin)

Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Penghadangan Mobil Kapolres Nagekeo
Kasus Penghadangan, Kapolres Nagekeo Maafkan Pelaku
Mengenal “Rea” Topi Khas Manggarai Barat, Terbuat dari Daun Pandan
Air Terjun Tanggedu, Keindahan Lukisan Tuhan di Sumba Timur
Peradilan “Profesi” Belum Familiar Bagi Kita
Kode Etik Jurnalistik Tidak Bisa “Amputasi” Penegakan Tindak Pidana Umum

Terkait

Terkini