Komunitas Pemburu Takjil
Asropi, salah seorang pemburu takjil mengatakan, dirinya hampir setiap hari menunggu di tempat ini, berharap ada perorangan atau ormas yang membagi takjil.
Nusantarapedia.net, Pemalang, Jawa Tengah — Takjil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti : menyegerakan. Kata takjil berasal dari bahasa arab ajjala – yu’ajjilu – ta’jilan yang artinya “menyegerakan” atau “cepat-cepat.”
Menyegerakan ini adalah suatu perintah dalam agama kepada orang – orang yang berpuasa untuk menyegerakan berbuka puasa ketika waktu telah tiba.
Menyegerakan makan atau berbuka puasa dengan makanan ringan atau kecil, kalau di negara timur tengah biasanya dengan memakan beberapa buah kurma. Di Indonesia makanan penyegera buka puasa, biasanya kolak manis, bubur atau es buah manis, karena orang berbuka puasa dianjurkan untuk minum atau memakan makanan yang manis sebagai makanan pembuka puasa.
“Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar sebelum mendirikan salat Magrib. Dan bila tidak ada kurma segar maka beliau menyantap buah kurma kering, bila tidak ada kurma beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Saat ini definisi kata “takjil” mengalami perluasan makna. Kata Takjil tidak hanya berarti menyegerakan. Takjil diartikan sebagai aneka makanan yang dihidangkan untuk berbuka puasa. Takjil umumnya juga dijajakan di pinggir jalan saat waktu berbuka puasa hampir tiba.
Banyak sekali aneka makanan takjil di daerah-daerah Indonesia. Yang menjadi makanan khas dan mentradisi untuk berbuka puasa yaitu “Kolak,” selain es buah, rujak degan, kue manis, bahkan gorengan tahu tempe dan bakwan, serta kudapan/snack lainnya.
“Setiap hari baik Asropi maupun Rinto hampir selalu ketemu juga dengan orang-orang lainnya di sekitar GOR Sirandu. Mereka bagaikan sekumpulan kelompok yang tidak sengaja dibentuk, hanya bernasib sama. Seperti membentuk komunitas “pemburu takjil” dengan mencari takjil saat bulan Ramadan maupun pada hari Jum’at selepas sholat Jum’at di hari-hari biasa.”
Di Pemalang Jawa Tengah, tepatnya di depan komplek gedung olah raga Sirandu, banyak warga berkumpul untuk ngabuburit. Banyak yang menghabiskan waktu untuk menunggu berbuka sambil bermain. Juga menunggu atau mencari orang (kelompok) yang membagi-bagikan takjil. Mereka kebanyakan warga sekitar GOR.
Asropi, salah seorang pemburu takjil mengatakan, dirinya hampir setiap hari menunggu di tempat ini, berharap ada perorangan atau ormas yang membagi takjil.
Rinto, seorang tukang becak di tempat yang sama juga demikian. Di samping menunggu penumpang, juga berharap ada orang berbagi takjil.
Setiap hari baik Asropi maupun Rinto hampir selalu ketemu juga dengan orang-orang lainnya di sekitar GOR Sirandu. Mereka bagaikan sekumpulan kelompok yang tidak sengaja dibentuk, hanya bernasib sama. Seperti membentuk komunitas “pemburu takjil” dengan mencari takjil saat bulan Ramadan maupun pada hari Jum’at selepas sholat Jum’at di hari-hari biasa.
Lokasi favorit pembagian takjil dan berburu takjil berada di sekitar area GOR Sirandu, Pemalang kota. (Ragil74)
22 Tahun Nurhayati Geluti Usaha Kerupuk Rengginang
Menapaki Sisa-Sisa Tangga Kehidupan
Becak Sirandu
Memahami Kemiskinan Bersama Hamsad Rangkuti
Jokowi: Bangun 1.900 Km Tol, Mulyani: Sampai 2014 Hanya 780 Km