KPP Pangestu, Wujud Real Pemuda Enterpreneur Produktif dan Mandiri
KPP Pangestu adalah manifestasi semangat pemuda yang telah mengajarkan pentingnya kepercayaan diri pada profesi, kecintaan pada lingkungannya. Menjaga harmonisasi alam yang menjadi bagian penting di tengah gairah pembangunan industrialisasi
Nusantarapedia.net, Jurnal | Pertanian — KPP Pangestu, Wujud Real Pemuda Enterpreneur Produktif dan Mandiri
TIM Nusantarapedia.net berkesempatan mengunjungi kelompok petani muda progresif yang sangat menginspirasi. Sleman Yogyakarta, Jumat, (11/2/2022).
Kelompok tersebut adalah KPP (Kelompok Petani Peternak) kambing ‘Pangestu’. KPP Pangestu adalah kelompok petani peternak kambing perah yang bertempat di Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.
Nama ‘Pangestu’ merupakan kepanjangan dari: Paguyuban Ngestokake Anjuran Ngingu Ternak Unggul, yang artinya, sebuah perkumpulan yang penuh tekad ingin maju untuk beternak kambing yang berkualitas, petunjuk dan anjuran dari stakeholder terkait dilaksanakan dengan sinergitas.
Paguyuban ini terbuka kepada siapa saja untuk menjadi mitra bersama demi kemajuan ihwal beternak kambing.
Hingga kini KPP Pangestu beranggotakan 83 petani peternak dengan jumlah kambing per-Januari tahun 2022 mencapai 1.223 ekor atau estimasi kepemilikan per-orang 10 hingga 20 ekor.
Petani peternak didominasi oleh kaum muda desa setempat terutama dari dusun Kemirikebo, dan bertempat di lahan milik pemerintah desa seluas 3 hektar.
Pengurus paguyuban Pangestu terdiri dari dua puluh orang. Sistem organisasi dan struktur tata kerjanya di buat semaksimal mungkin agar maju, efektif dan efisien. Di bentuknya pokja (Kelompok Kerja) di dalamnya sebagai unit atau divisi agar urusan teknis (SOP) di dalamnya menjadi lancar.
Warisan Generasi Tua
Sejarahnya, kelompok ini berdiri pada tanggal 24 November 1990, sudah berjalan selama tiga dekade. Era telah berubah, generasi baru telah lahir, paguyuban Pangestu sudah melalui dinamika yang panjang.
Kelompok ini berawal dari upaya para pendahulu tiga puluh tahun yang lalu. Kerja keras para generasi tua yang telah bersusah payah dalam membangun kelompok ternaknya tak sia-sia.
Kini sudah ada generasinya yang tak kalah gigih dan semangat. Embrio dari pendahulunya yang kuat dari nafas kultural gotong royong, ditangkap oleh para pemuda Kemirikebo dalam konteks gairah bisnis di era modern.
Pendekatan manajerial berbasis informasi dan teknologi, pengelolaan ternak dengan teknik yang berkembang mutakhir, hingga manajemen bisnis dan keuangan yang kesemuanya telah bergeser dari sistem lama ke sistem baru.
Transformasi dari generasi tua ke generasi muda berjalan dengan mulus. Tidak ada gesekan di dalamnya, tidak merasa kuno dan modern, juga tidak merasa tertinggal atau mendahului.
Dulu, masyarakat memelihara kambing sebagai klangenan yang hanya digembalakan di pekarangan rumah, kemudian oleh pegiat desa diarahkan untuk mengumpulkan kambing di kandang komunal agar terpantau perkembangan peliharaannya dari segi asupan makanan dan hasilnya.
Dalam perjalanan waktu, muncul inisiatif untuk memelihara kambing peranakan etawa (PE) yang diperah atau diambil susunya. Ini yang kemudian menjadi awal perjuangan dan inspirasi bagi para generasi muda dusun Kemirikebo.
Inisiasi ini dilatari dari berkembangnya pengolahan susu di Kemirikebo yang masih menemui banyak kendala, diantaranya mendatangkan susu dari luar daerah.
Oleh pemuda desa, akhirnya peternakan kambing dialihkan, dari peternak kambing pedaging menjadi peternakan kambing yang diperah atau diambil susunya.
Ini dikarenakan prospek yang diproyeksikan akan sangat menjanjikan, mengingat dusun Kemirikebo berpotensi menjadi lumbung susu dan surganya pengolah susu kambing dari aneka sumber daya di dalamnya.
Generasi Pangestu saat ini merupakan generasi ke-2 dan ke-3 dari pendahulunya. Saat ini KPP Pangestu di ketuai oleh Rohmad Setiawan (37). Bersama pemuda lainnya, Rohmad terus memacu semangat kelompoknya agar paguyuban ini terus bertahan dan berkembang di tengah gerak jaman yang semakin modern, yang mana seringkali pemuda enggan berprofesi menjadi petani.
Secara garis besar, Pangestu bertujuan untuk menjadikan peternakan yang modern dengan sentuhan manajemen industri. Inovasi terkait produk-produknya terus dilakukan. Selain usaha utamanya peternakan kambing, KPP Pangestu memiliki usaha integral yaitu; (1) Penyediaan bibit kambing PE. (2) Pariwisata dan Pendidikan. (3) Media Consulting untuk Pendidikan, Pelatihan dan Peternakan Kambing. (4) Mitra kerja penyuplai susu segar kepada kelompok industri pengolahan susu.
Kandang komunal milik KPP Pangestu terdapat kambing perah jenis Etawa, Jawarandu, Sapera, Saanen, Anglonubian, dan Senduro dan peranakan etawa yang masing-masing memiliki kelebihan dalam menghasilkan susu.
Rata-rata satu pemuda Kemirikebo mempunyai 5-25 ekor kambing. Rata-rata tiap ekornya menghasilkan satu liter susu per-harinya dengan harga Rp.16.000,- hingga Rp.20.000,- per-liternya.
Akumulasi penghasilan bersih dari tiap orang pemuda bervariasi, tergantung jumlah kambing yang dimilikinya. Ada yang setiap bulan minimal mempunyai penghasilan Rp.1.500.000,- hingga Rp.10.000.000,-.
Dengan perhitungan global penghasilan di atas, tak heran anggota paguyuban Pangestu saat ini didominasi oleh para pemuda di bawah umur 40 tahun, menjadikan para pemuda sangat antusias dan semangat dalam mengelola ternak.
Perlu diacungi jempol keputusan para pemuda tersebut yang dengan percaya diri mencintai profesinya sebagai petani peternak dan pemerah susu kambing. Sesuatu hal yang tidak umum di tengah modernisasi jaman.