KTT G20 Bali 2022, Apakah Itu?
Khusus Presiden Rusia Vladimir Putin pada puncak KTT G20 2022 Bali, diwakili oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov
Nusantarapedia.net, Jurnal | Polhukam — KTT G20 Bali 2022, Apakah Itu?
“KTT G20 Bali 2022 bertajuk “Recover Together, Recover Stronger“. Dengan tema tersebut, Indonesia selaku tuan rumah ingin mengajak kepada seluruh dunia untuk saling bahu membahu, mendukung, pulih bersama dan tumbuh lebih kuat, pada berbagai bidang, khususnya bidang perekonomian, yang mana saat ini dunia sedang dalam ancaman ketidakpastian global.”
INDONESIA menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 Bali, Indonesia 2022, yang berlangsung di Bali tanggal 15-16 November 2022. Sebelumnya, tanggal 13-14 para pemimpin dunia dan organisasi dunia telah tiba di Bali.
KTT G20 Bali 2022 bertajuk “Recover Together, Recover Stronger”. Dengan tema tersebut, Indonesia selaku tuan rumah ingin mengajak kepada seluruh dunia untuk saling bahu membahu, mendukung, pulih bersama dan tumbuh lebih kuat, pada berbagai bidang, khususnya bidang perekonomian, yang mana saat ini dunia sedang dalam ancaman ketidakpastian global, seperti adanya isu-isu krisis energi, krisis pangan, krisis geopolitik antar negara, krisis ekonomi dan keuangan, yang kesemuanya mengakumulasi ke dalam titik menjadi “Resesi Global”.
Gelaran KTT G20 di Indonesia ini yang puncaknya diselenggarakan di Bali, diawali dari rangkaian hajatan penting, yakni berupa Presidensial G20 yang diselenggarakan mulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 Bali, 15-16 November 2022 sebagai puncak. Artinya, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 selama setahun penuh.
Dikutip dari situs Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
G20 merupakan representasi lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Adapun menurut situs sherpag20indonesia.ekon.go.id, pembentukan G20 pada tahun 1999 timbul akibat kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi terhadap permasalahan perekonomian global yang dihadapi saat itu. Pandangan yang mengemuka saat itu adalah pentingnya bagi negara-negara berpendapatan menengah serta yang memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik untuk diikutsertakan dalam perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global.
Forum tersebut selanjutnya merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis utama yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin.
Pada mulanya G20 merupakan pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, namun KTT G20 juga dihadiri oleh Kepala Negara sejak 2008 dan pada 2010 dibentuk pembahasan mengenai sektor pembangunan.
Tujuan G20 dalam implementasinya, dilansir dari laman kemenkeu, adalah sebagai berikut;
1. Penanganan krisis keuangan globarl 2008. G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan dan mendorong reformasi di bidang finansial.
2. Kebijakan pajak. G20 telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak untuk mengakhiri penghindaran pajak.
3. Kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19 yang mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, injeksi penanganan Covid-19, penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan.
4. Isu lainnya termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan.
Manfaat G20 bagi Indonesia
Kementerian Keuangan menyatakan, bahwa sebagai anggota forum G20, Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari informasi dan pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global, potensi risiko yang dihadapi, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan negara lain terutama negara maju.
Dengan demikian, Indonesia mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang tepat dan terbaik. Selain itu, Indonesia juga dapat memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan dukungan internasional lewat forum ini. Nama dan prestasi Indonesia juga semakin dikenal dan diakui oleh berbagai organisasi dan forum internasional.