Lagu “Anoman Obong” Karya Ranto Edi Gudel, Dinamika Lagu Yang Unik-Sound of Nusantara
- Sedang pada bagian koor lirik; "bong kobong kobong kobong kobong kobong kobong" dengan tempo cepat sangat pas untuk melukiskan keadaan prahara/gonjang-ganjing atau chaos -
Nusantarapedia.net, Jurnal | Seni — Lagu “Anoman Obong” Karya Ranto Edi Gudel, Dinamika Lagu Yang Unik-Sound of Nusantara
“lagu seperti Anoman Obong inilah dalam ensiklopedi musik dunia dapat mewakili ciri/motif kebudayaan Indonesia yang khas dalam hal seni musik. Yang itu, Indonesia banget, atau Timur banget, timur yang dimaksud adalah ‘Sound of Nusantara’,”
SIAPA tak kenal dengan lagu berjudul Anoman Obong, ya, lagu ini begitu booming pada masanya, yang mana diciptakan oleh seniman asal Solo (Surakarta) bernama Ranto Edi Gudel pada tahun 1995. Sepanjang ingatan penulis, lagu ini benar-benar puncak booming pada tahun 1996-an hingga setidaknya tahun 2000-an. Setelah itu, lagu berjudul Anoman Obong ini menjadi lagu yang familier dan masih terus diputar dan didendangkan hingga kini meski intensitasnya kecil.
Ranto Edi Gudel adalah seorang komedian (pelawak), sebagai pemain panggung pada seni kethoprak dan wayang wong (seni peran). Ranto Edi Gudel adalah ayah dari seniman lawak Mamiek Prakoso (Srimulat) dan Didi Kempot, seniman penyanyi dan pencipta lagu yang terkenal dengan gaya bermusik genre kroncong dangdut atau Cong-Dut.
Ranto Edi Gudel atau Ranto Gudel lahir pada tahun 1937. Ayahnya adalah seorang buruh dan ibunya berprofesi sebagai pedagang di pasar Singosari Solo. Ranto adalah anak dari empat bersaudara. Pada tahun 2002, Ranto menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 66 tahun di Rumah Sakit Dr. Oen, Solo Baru.
Dikutip dari laman tirto.id dalam artikel berjudul “Sejarah Keluarga Didi Kempot: Dari Seniman Hingga Pelawak” dari sumber buku Ensiklopdia Tokoh Kebudayaan IV (PDF), Ranto Edi Gudel tamat SMP. Ranto menolak untuk melanjutkan sekolah, karena baginya, sekolah yang sebenarnya adalah hidup yang dijalani. Alasan tersebut yang memperkaya cakrawala seni lawaknya.
Kesenimanan Ranto Edi Gudel sebenarnya bukan sebagai penulis, pencipta maupun arranger lagu/musik, seperti halnya anaknya Didi Kempot. Kariernya lebih sebagai pemain seni pertunjukan pada seni peran, seperti pertunjukan kethoprak sebagai pemain lawak atau dagelan. Ya, Ranto atau Mbah Ranto memang pas dengan casting pelawak, karena memang pembawaannya yang lucu (humoris) dengan gayanya yang ceplas-ceplos tanpa beban dan sangatlah cair.
Popularitas Ranto Edi Gudel di mata publik secara luas di luar bermain kethoprak, yaitu mengikuti pementasan dalang pada pertunjukan wayang kulit pada bagian pementasan “Limbukan” dan “Goro-goro” yang mana Mbah Ranto tampil sebagai pelawak bersama partner pelawak juga, seperti Jolena, yang mana sering disiarkan televisi nasional. Sejak saat itu Mbah Ranto terkenal menasional, terlebih setelah Mbah Ranto membuat kejutan dengan menciptakan lagu Anoman Obong pada tahun 1995. Mbah Ranto yang tidak menguasai penulisan solfegio maupun bermain musik, mampu menciptakan lagu secara otodidak, dan hasilnya lagu Anoman Obong meledak di pasaran. Seperti halnya lagu atau album pop platinum yang best seller.
Meledaknya lagu Anoman Obong ini, kemudian direkam dan disajikan dalam aneka bentuk style musik, seperti; Pop Jawa, Dangdut, Jaipong Sunda, Keroncong, Gamelan, hingga style Rock.
Lagu Anoman Obong ini meskipun berbahasa Jawa, namun menasional. Lirik bahasa Jawa didalamnya yang lugas, dapat dimengerti oleh suku non-Jawa. Dan lagu ini akrab diperdengarkan di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar, seperti di Jakarta. Terkenal di kalangan akar rumput sampai atas, diputar di radio-radio, televisi, hingga klub malam.