Kiat Menghadapi Keberagaman di Lingkungan Kerja
Sementara di lingkungan kerja, keberagaman kultur bisa memberi dampak pada keseharian kamu di kantor. Kira-kira seberapa besar diversity di lingkungan tempat kamu bekerja?
Nusantarapedia.net, Jurnal | Kemanusiaan — Kiat Menghadapi Keberagaman di Lingkungan Kerja
“Keberagaman pada satu perusahaan akan menghasilkan lingkungan kerja dengan perspektif yang luas, kaya akan pengalaman dan skill yang bisa membuat perusahaan lebih mudah menemukan inovasi dan kreatifitas.”
Setelah memasuki dunia kerja, Nuspedian akan menemukan banyak orang dengan banyak karakter dan dari berbagai latar belakang. Tentu sebenarnya hal serupa sudah dirasakan waktu di kampus dahulu bertemu teman dari berbagai daerah dengan kultur yang tentu berbeda-beda.
Hal ini berbeda dirasakan ketika berada di lingkungan kerja. Ruang aktivitas lebih sempit, intensitas bertemu fisik lebih besar dan interaksi tentu lebih besar. Sementara keberagaman begitu tinggi.
Sementara di lingkungan kerja, keberagaman kultur bisa memberi dampak pada keseharian kamu di kantor. Kira-kira seberapa besar diversity di lingkungan tempat kamu bekerja?
Keberagaman pada satu perusahaan akan menghasilkan lingkungan kerja dengan perspektif yang luas, kaya akan pengalaman dan skill yang bisa membuat perusahaan lebih mudah menemukan inovasi dan kreatifitas.
Namun, di sisi lain keberagaman di kantor juga berpotensi menimbulkan hal yang kurang menyenangkan seperti selisih paham, perbedaan pola kerja, dan cara pandang terhadap masalah ataupun situasi. Tapi keberagaman ini tidak bisa kamu hindari, maka kali ini kita akan berbagi beberapa kiat supaya kamu bisa lebih bijak dan siap menghadapi lingkungan kerja dengan berbagai keberagaman kultur dan latar belakang para pekerjanya.
Kiat (Langkah) Menghadapi Keberagaman di lingkungan kerja
1) Memperlakukan rekan kerja sebagai individu
Setiap teman kerja adalah individu yang utuh memiliki keragaman latar belakang dan memiliki hak untuk dimaklumi.
Ciri khas satu teman adalah miliknya sendiri. Tidak mempengaruhi perilaku yang lain. Misalnya, Budi berasal dari suku A yang sangat keras gaya bicaranya, dan agak keras kepala. Maka belum tentu tentu teman yang lain yang sesuku juga demikian.
Selain latar budaya, masih banyak lagi faktor eksternal yang membentuk karakter seseorang. Supaya kamu bisa berkoordinasi dan punya team work yang solid, jangan sama ratakan semua teman kerjamu yang satu suku atau agama bahkan almamater, ya.
Tiap orang datang dengan keberagaman sekaligus keunikannya sendiri yang seharusnya bisa jadi aset perusahaan dari segi kreatifitas dan luasnya pengalaman para karyawan tersebut.
2) Menemukan unsur perbedaan
Mudah saja jika kita berada di lingkungan yang homogen. Baik secara kultur, keyakinan, latar belakang akan sangat mudah mengorganisasikannya. Berbeda Jika di lingkungan kerja yang heterogen dengan adanya keberagaman, baik itu agama, budaya, latar belakang keluarga dan sosial membuat kita butuh usaha ekstra untuk bisa bersosialisasi di tempat kerja.
Misalnya saja, ada rekan kerja yang seorang vegetarian sehingga saat acara makan siang bersama tim di kantor teman yang lain harus menghargai keberagaman ini. Caranya sederhana saja, setidaknya ada menu yang bisa dimakan teman vegetarian tersebut saat acara makan bersama. Biasanya kita akan tahu keunikan tersebut jika punya relasi yang baik dengan orang-orang di kantor.
Apalagi bagi seorang leader, tahu keberagaman yang ada dalam tim adalah hal penting. Unsur perbedaan yang ada dalam komunitas kecil bisa jadi rambu-rambu agar kamu terhindar dari masalah yang membuat suasana di kantor tidak lagi kondusif. Maka dari itu, seorang pimpinan perlu punya rasa peduli dan inisiatif tinggi untuk bersikap bijaksana di lingkungan kerja yang tinggi keberagaman.
3) Pentingnya standar tertulis
Seringnya, kebijakan menuai pro dan kontra. Ada pihak-pihak yang merasa terugikan karena berdampak diskriminatif. Terkesan hanya mementingkan yang mayoritas. Ini tentu akan mengganggu stabilitas kerukunan antar personal di tempat kerja.
Kalau sudah begini, akan sulit membangun tim yang kompak dan bisa bekerja maksimal untuk mencapai target.
Itulah salah satu alasan dari adanya aturan tertulis yang diterapkan merata bagi semua karyawan. Cara ini membuat pekerja di perusahaan lebih yakin bahwa manajemen sudah cukup adil dalam membuat keputusan, karena ada objektif yang jelas dan sudah disosialisasikan sejak awal para staf bergabung di perusahaan.
4) Tetap bersikap sopan
Menganggap keberagaman di lingkungan kerja adalah hal yang lumrah dan lazim ada di setiap tempat, bahkan di lingkungan keluarga sekalipun. Sikap obyektif, sopan santun, saling menghormati dan memiliki pemakluman yang tinggi menjadi semakin penting untuk dibiasakan. Tidak hanya pimpinan pada bawahannya, dari atas ke bawah pun harus bisa bersikap demikian dalam setiap kesempatan.
Melatih intonasi bicara agar tidak terdengar membentak adalah salah satu yang bisa dicoba pelajari dan terapkan di kantor. Beberapa budaya di Indonesia terkenal dengan gaya bicara yang terdengar seperti sedang marah, padahal itu hanya intonasi yang sudah terbentuk menjadi karakter karena dilakukan terus menerus tanpa sadar oleh orang-orang.
Sementara di lingkungan masyarakat tertentu, suku Jawa misalnya, berbicara dengan nada tinggi sering diasosiasikan sebagai bentuk ekspresi kemarahan. Jika kamu dan rekan-rekan di kantor sudah membiasakan diri untuk berbicara dengan sopan dan tidak berteriak, akan lebih mudah menjaga kondisi lingkungan kerja sekalipun keberagaman budayanya cukup tinggi.
5) Komunikasi yang clear
Setelah punya standar objektif, tips selanjutnya agar bisa menghadapi keberagaman di tempat kerja adalah cara komunikasi yang jelas. Selain cara menyampaikan yang sopan dan bahasa yang juga santun, pastikan pilihan kata yang dipakai mudah dimengerti dan tidak ambigu.
Keberagaman budaya juga bisa jadi sumber salah paham jika ada ungkapan atau bahasa yang ternyata arti sebenarnya berbeda meski ejaannya sama (homonim). Pakai bahasa Indonesia yang umum dan kalimat yang tersusun rapi serta tidak berbelit-belit maksudnya akan jadi cara paling ampuh untuk menghindari adanya salah paham atau selisih pendapat di lingkungan kantor.
6) Terbuka dengan saran dan kritik
Adanya keberagaman kultur di lingkungan kerja membuat setiap orang datang dengan pola pikir dan cara pandang yang berbeda pula. Sisi positifnya, tentu saja kantor kamu akan jauh lebih “hidup” karena selalu ada ide baru dan segar yang masih bisa diolah untuk inovasi baru di lingkungan kerja.
Bahkan jika pimpinan di kantormu cerdas memanfaatkan keberagaman tersebut, seharusnya akan ada banyak produk dan usaha baru yang bisa meningkatkan performa serta profit perusahaan.
Hal ini tidak akan terjadi begitu saja, butuh karakter yang mau menerima pendapat dari orang lain untuk bisa menciptakan lingkungan kerja yang maju dan suportif. Lagi-lagi setiap lapisan manajemen harus bisa mengaplikasikan karakter ini agar keberagaman kultur di kantor bisa dikembangkan menjadi satu hal yang positif.
Itu tadi beberapa tips yang tidak begitu sulit untuk kamu terapkan di lingkungan kerja dengan tingkat keberagaman kultur atau lingkungan yang diverse. Keberagaman akan terlihat indahnya kalau kamu mau belajar menerima dan menempatkan tiap karakter di bagian yang pas, jadi selamat menikmati proses menerima dan memanfaatkan perbedaan di lingkungan kerjamu.
Tips Menerima dan Memberi Kritik
Trik Menghadapi Anak Susah Makan
Memilih Teman yang Baik?
Overthinking: Berfikir Berlebihan, Bukan Berarti Pemikir
Tips Agar Anak Berani Sekolah Sendiri