Lembaga Internasional: Ekonomi Indonesia Diperkirakan Tumbuh Di Atas Rata-Rata Global

10 Mei 2022, 06:02 WIB

Nusantarapedia.net, Jakarta — Sejumlah lembaga internasional memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di antara 5 sampai 5,4 persen. Lembaga tersebut diantaranya, OECD (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan), Bank Dunia, Asian Development Bank, hingga Dana Moneter Internasional (IMF).

Pada kuartal pertama tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan angka 5,01 persen. Angka yang hampir sama dan stabil dengan pertumbuhan pada kuartal keempat tahun 2021. Pertumbuhan tersebut di atas ekonomi sejumlah negara.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan dalam keterangan pers di Kantor Presiden selepas Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Senin, (9/5/2022).

“Ini di atas beberapa negara lain seperti Tiongkok 4,8 (persen), Singapura 3,4 (persen), Korea 3,07 (persen), kita hanya di bawah Vietnam yang 5,03 (persen), Amerika Serikat sendiri 4,29 persen, dan Jerman 4,0 (persen),” ujar Menko Airlangga.

Sejumlah lembaga internasional seperti Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Bank Dunia, Asian Development Bank, hingga Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di antara 5 sampai 5,4 persen. Secara ekonomi global, tahun ini pertumbuhannya diperkirakan berkisar pada angka 3,6 sampai 4,5 persen.

“Berbagai lembaga baik itu OECD, World Bank, ADB, dan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 5 sampai 5,4 persen. Jadi Indonesia pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global,” imbuh Airlangga.

Di bagian lain untuk hal inflasi, inflasi komponen bergejolak atau volatile food pada bulan April sebesar 5,48 persen, dengan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah atau administered price di angka 4,83 persen dan inflasi inti di angka 2,6 persen. Dengan kesimpulan rata-rata inflasi di bulan April sebesar 3,47 persen, masih sesuai dengan rentang dalam APBN yaitu 3 plus minus 1 persen.

Selain itu dari lapangan usaha hampir semua sektor dari sisi penawaran (supply side) rata-rata positif, mulai dari pergudangan, industri, jasa, pertanian, konstruksi. Dari segi permintaan atau demand side, konsumsi rumah tangga juga positif, lanjut Airlangga.

“PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) atau investasi maupun ekspor impor juga positif, sehingga tentu ini akan memberikan hal yang baik,” ucapnya.

Kenaikan pertumbuhan ekonomi terlihat dari meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tercipta dari dua kategori tenaga kerja yakni, pekerja penuh waktu naik 4,28 juta orang menjadi 88,42 juta orang, untuk pekerja paruh waktu bertambah sekitar 1 juta orang menjadi 36,54 juta orang.

Sejumlah 770 ribu orang menjadi 10,65 juta orang dalam kategori tenaga kerja setengah menganggur yang angkanya menurun. (dnaA)

11 April Potret Sosial Teks Indonesia (1)
Lagu ‘Pok Amai-amai’, dan Konstruksi Sosial
Yang ber-Otak Tak Bakal Mengekor
5+ Ide Kreatif di Bulan Ramadan Cocok untuk Mendulang Cuan Saat Puasa
Menggali Misteri Palung Mariana

Terkait

Terkini