Lemes, Jum! THR ASN Dipotong 50% (Tukin), Padahal THR Bentuk Solidaritas Sosial bukan Foya-foya

- itu mengada-ada. Justru dijadikan "blessing in disguise". Alasan Covid-19 dan perang Ukraina seolah menjadi senjata pamungkas yang ironisnya menjadi "berkah tersembunyi" atas agenda-agenda tersembunyi -

1 April 2023, 13:39 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Polhukam — Lemes, Jum! THR ASN Dipotong 50% (Tukin), Padahal THR Bentuk Solidaritas Sosial bukan Foya-foya

“Ya, uang THR dan Gaji ke-13, pun pada akhirnya oleh si penerima, hanya akan digunakan untuk membelikan baju baru untuk keempat orang tuanya, yang mana hanya setahun sekali ganti pakaian baru, hanya untuk membeli sembako guna dibagikan kepada tetangga satu RT, untuk dipecahkan sebagai uang ‘fitrah’ yang diberikan kepada anak-anak sekampung, tetangga dekat, saudara jauh-saudara dekat, untuk menyantuni para lansia, orang tidak mampu, dsb. Uang itu tidak untuk berfoya-foya, tidak digunakan untuk kepentingan yang mudarat.”

HEBOH lagi dan heboh lagi! THR (Tunjangan Hari Raya) & Gaji ke-13 PNS tidak cair 100%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers, Rabu (29/3/2023) menjelaskan alasan tersebut, di antaranya karena penanganan pandemi Covid-19 yang masih berlanjut (pemulihan dan antisipasi), ketidakpastian global yang menyebabkan pelemahan ekonomi Indonesia, termasuk juga alasan ketegangan geo-politik perang Rusia dan Ukraina, yang mana berdampak pada perubahan kebijakan moneter oleh banyak negara.

Menurut Menteri yang hebat ini, komponen THR yang diberikan adalah gaji pokok, sementara untuk tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan, serta tunjangan kinerja per bulan dicairkan sebesar 50%.

Ngenes! padahal gaji pokok itu hanya kecil, menjadi besar itu dari tunjangan-tunjangan! Ajur, Jum!

Program uang THR dan Gaji ke-13 ini sudah berlangsung lama, ditinjau dari banyak aspek, sudah menjadi kebiasaan (kultural) yang teradministrasi, seperti tahun ini tertuang dalam keputusan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2023, yang tujuannya dapat menjadi pendorong perekonomian nasional. Kalo soal mendorong ekonomi nasional, dari sejak dulu kala pun begitu. Persoalannya, mengapa dan kenapa harus dipotong!

Membaca dari narasi di atas, itu mengada-ada. Justru dijadikan “blessing in disguise“. Alasan Covid-19 dan perang Ukraina seolah menjadi senjata pamungkas yang ironisnya menjadi “berkah tersembunyi” atas agenda-agenda tersembunyi.

Lantas apa sebenarnya yang terjadi? Apakah memang pemerintah pelit karena uang akan dipakai untuk menutup infrastruktur. Apakah memang sedang krisis, padahal katanya laporannya ekonomi Indonesia tumbuh dengan inflasi rendah. Atau bagaimana, sih, buk, Sri? Maka, jujur saja kalau memang negara tidak mampu karena tidak ada uang cash hand, sampaikan saja, mari prihatin bersama-sama.

Dana THR dan gaji ke-13 ini memang besar, sedikitnya Rp34 triliun digelontorkan di semua level, dari pusat sampai daerah termasuk untuk pos pensiunan. Dana sebesar itu dialokasikan kepada ASN sebanyak 8,8 juta, dengan rincian 1,8 juta orang ASN pusat, 3,7 juta orang ASN daerah, dan 3,3 juta pensiunan. (data 2022)

Dengan begitu, anggaran tahun 2023 ini yang sederhananya secara agregat dipotong 50% (dari sumber keuangan pemerintah pusat dan daerah), maka hanya akan ada sekitar Rp15 triliun yang beredar, sedangkan Rp15-19 triliun akan dikemanakan. Apakah untuk kereta cepat Jakarta-Bandung? IKN? Apakah begitu?Padahal, hal ini (THR dan Gaji ke-13) sudah menjadi anggaran rutin bagi Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan lainnya setiap tahunnya.

Terkait

Terkini