Maggot dan Langkah-langkah Budidayanya
Budidaya maggot tidak begitu sulit untuk dikembangkan, mengingat maggot berkembang biak dengan alami di alam sehingga mudah untuk mendapatkannya.
Nusantarapedia.net, Jurnal | Pertanian — Maggot dan Langkah-langkah Budidayanya
“Harga jual satu kilogram maggot di pasaran sekitar Rp.6.000 per kilogram. Sementara, maggot yang masih dalam tahap pre pupa dipatok Rp.80.000 sampai Rp.100 ribu per kilogram.”
Maggot atau sebagian orang mengenal dengan nama belatung adalah larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Maggot merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa.
Maggot BSF adalah bentuk dari siklus pertama (larva) Black Soldier Fly yang melalui proses metamorfosis menjadi lalat dewasa. Maggot adalah bayi larva lalat, black soldier fly yang mampu menguraikan sampah organik dengan sangat cepat dalam jumlah besar.
Fase metamorfosa maggot BSF dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa, dan lalat dewasa, semuanya memakan waktu 40 sampai 45 hari saja.
Selama hidupnya, lalat menghasilkan 500 hingga 2000 telur. Ini berarti, dalam satu periode lalat dapat bertelur dengan jumlah 75 sampai 150 butir sekaligus. Telur-telur ini yang akan menetas menjadi maggot dalam waktu dua jam hingga tiga hari.
Maggot tidak memiliki kaki. Dari kejauhan, kita dapat menyaksikan betapa belatung bergerak seperti uget-uget. Ternyata, mereka tidak mempunya kaki, loh. Mereka memiliki mulut dengan kait pada ujung depan mereka untuk meraih daging yang membusuk atau makanan lainnya.
Meskipun nafsu makan mereka tidak terbatas, ada kelemahan dalam sistem pencernaannya. Jadi, mereka mengeluarkan cairan yang mengandung enzim pencernaan untuk membantu mereka melarutkan makanan.
Maggot utamanya memakan sampah organik, tidak menularkan penyakit, dan mengandung protein tinggi sehingga bisa dijadikan pakan ternak yang ideal. Maggot memiliki kadar protein sekitar 43 persen jika dalam keadaan utuh.
Terdiri dari 41-42% protein kasar, 31-35% ekstrak eter, 14-15% abu, 4,18-5,1% kalsium, dan 0,60-0,63% fosfor dalam bentuk kering. Banyak diberikan pada ayam, namun tidak sedikit juga peternak yang menggunakannya sebagai pakan campur hewan lain.
Pakan (ikan) alami ini bisa menjadi salah satu penyeimbang kebutuhan protein bagi beberapa komoditas yang membutuhkan maggot. Sebab, maggot menjadi salah satu komoditas yang sangat menarik dikembangkan, terlebih trendnya terus berkembang dari ke hari.
Tidak hanya maggotnya saja yang berguna, tapi juga sisa makanannya. Wahyu menyebut jika makanan bekas maggot sebagai “kasgot” atau bekas maggot. Kasgot ini bisa digunakan untuk pupuk organik atau sumber kompos. Kemudian meski dari limbah sampah, pupuk yang dihasilkan juga tidak bau. Dengan menggunakan pupuk maggot juga bisa mengurangi penggunaan obat-obatan kimia bagi tanaman.
Keunggulan maggot dibanding bahan pakan lainnya di antaranya karena maggot mengandung protein tinggi dan berkualitas yang dibutuhkan oleh ikan, pembuatan yang mudah dilakukan oleh siapa saja dengan biaya produksi yang murah dan terjangkau sebab media utamanya adalah sampah organik. Dengan diolah menjadi maggot, sampah akan menghilang dan di saat yang sama akan menjadi bahan pakan untuk ikan.
Potensi Besar Budidaya Maggot
Budidaya maggot tidak begitu sulit untuk dikembangkan, mengingat maggot berkembang biak dengan alami di alam sehingga mudah untuk mendapatkannya. Maggot bertahan hidup pada lingkungan tropis maupun subtropis sehingga potensi mengembangbiakannya sangat mudah dilakukan di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Harga jual satu kilogram maggot di pasaran sekitar Rp.6.000 per kilogram. Sementara, maggot yang masih dalam tahap pre pupa dipatok Rp.80.000 sampai Rp.100 ribu per kilogram.
Cara Budidaya Maggot untuk Pemula
Persiapkan Bahan dan Media Budidaya
Berikut adalah beberapa bahan dan alat yang perlu disiapkan:
a. Dedak 5 kg atau sampah organik, limbah sayur atau peternakan.
b. EM4 atau 1 botol yakult.
c. 5 sendok makan gula pasir.
d. 1 liter air.
e. Penyedap rasa.
f. 2 ember dengan ukuran yang berbeda, satu besar dan kecil. Apabila tidak ada bisa diganti dengan baskom ukuran besar dan sedang.
g. Tali yang difungsikan untuk mengikat, bisa menggunakan tali rafia atau lainnya.
h. Kantong plastik bening.
i. Sisa makanan atau daun-daun.
Langkah-langkah:
1) Pertama, siapkan ember kecil dan isi dengan air sebanyak 1 liter. Tambahkan gula pasir dan EM4 atau yakult kemudian aduk hingga rata.
2) Siapkan ember besar dan isi dengan dedak atau bekatul dan tambahkan penyedap rasa dengan tujuan agar aromanya lebih menyengat untuk memancing lalat BSF. Aduk hingga rata
3) Campur larutan dari ember kecil ke ember besar sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata. Campuran keduanya tidak terlalu kering atau terlalu basah.
4) Masukan campuran keduanya dalam plastik bening separuhnya saja dan ikat ujungnya karena dedak akan berfermentasi dan mengeluarkan gas sehingga perlu adanya ruang udara untuk gas fermentasi. Ikat ujung plastik benging dengan rafia dan simpan di tempat yang sejuk dan tunggu selama 4-5 hari.
5) setelah melewati waktu 4-5 hari, kantong plastik sudah bisa dibuka. Fermentasi berhasil apabila muncul aroma fermentasi yaitu aroma seperti tape.
6) Fermentasi dedak atau bekatul dapat disimpan ditempat yang aman dari hewan yang mengganggu dan ditutup dengan dedaunan atau bisa ditaburkan sisa makanan diatas campuran. Suhu maksimal tempat penyimpanan maggot antara 30-38 derajat celcius. Lebih bagus apabila tempat penyimpanan cukup mendapatkan sinar matahari agar kandang tetap hangat untuk membantu proses penetasan telur serta sirkulasi udara juga harus baik.
Aroma dari fermentasi akan memancing lalat BSF untuk hinggap dan bertelur di sekitar dedak hasil fermentasi.
Lalat BSF akan bertelur pada media berfermentasi kurang lebih selama 1-3 hari. Kemudian telur-telur ini akan menetas dan bergerak dengan sendiri dan memakan makanan yang ada pada media fermentasi tersebut.
Dalam waktu 2-3 minggu maggot akan tumbuh besar dan siap untuk dipanen. Jangan lupa sisakan maggot agar bisa dijadikan bibit untuk mendapatkan telurnya kembali. Dengan cara tersebut tidak begitu sulit untuk memulai mengembangkan budidaya maggot.
Menanam Bawang Merah di Rumah, Panen Sendiri Lebih Puas Dibanding Hasil Beli
From Hobby to Money, Bisnis Ikan Hias Modal Kecil Untung Besar
Tips Beternak Sapi
Ayam “Trondol” Tanpa Bulu, Diagnosa Keswan hingga PRG
Ternyata Begini! Rahasia Menanam Cabai Rawit Yang Benar