Mahasiswa UNS Adaptasi Metode Jepang Untuk Edukasi Tanggap Bencana di Kampung Sumber
Nusantarapedia.net | SOLO — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, yang tergabung dalam tim “Izza! Kaeru Caravan” melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pengembangan desain tools kreatif berbasis metoda Izza! Kaeru Caravan (Kreativitas Design Thinking akan Mitigasi Kebencanaan) yang diadaptasi dari Jepang. Berlangsung di Kawasan Sumber, Banjarsari, Surakarta, dari bulan Februari hingga Juli 2024.
Fokus dari pengabdian ini untuk merencanakan desain yang menghasilkan pemberdayaan dan penguatan pada komunitas yang hidup berbasis kearifan lokal yang mereka miliki dengan pendekatan community centered design.
Kegiatan Izza! Kaeru Caravan ini bekerja sama dengan Komunitas Peduli Sungai (KPS) di daerah Sumber yang diketuai oleh Restu dengan nama “Pekarya Sungai Sumber”. Komunitas ini adalah sebuah inisiatif masyarakat Sumber untuk melibatkan diri dalam pelestarian dan pengelolaan sungai di bantaran Kali Pepe. Anggota KPS diantaranya warga setempat, aktivis lingkungan, pelajar, dan pemerhati alam. Kegiatan yang dilakukan komunitas Pekarya Sungai Sumber di antaranya adalah pembersihan sungai rutin yang dilakukan oleh orang dewasa dan beberapa remaja, edukasi mengenai pengolahan limbah kepada warga setempat, dan kegiatan seni sebagai sarana bermain serta edukasi.
Namun, kegiatan edukasi, sosialisasi dan advokasi terkait pengetahuan kelestarian sungai dan mitigasi bencana ditujukan bagi anak-anak sekolah dan masyarakat yang tinggal di permukiman bantaran sepanjang sungai masih kurang dilakukan. Oleh karena itu kegiatan Izza! Kaeru Caravan diharapkan dapat membantu dalam melakukan edukasi non formal dengan lebih terstruktur.
Rangkaian kegiatan Izza! Kaeru Caravan dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) dengan responden merupakan anak-anak yang tinggal di daerah Sumber sebanyak 16 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok.
Pada FGD ini, mereka (tim) melakukan pemetaan mengenai interest (ketertarikan), problem (permasalahan), knowledge (pengetahuan), dan aspiration (aspirasi) mengenai sungai dan tempat tinggal yang dimiliki oleh anak-anak yang tinggal di daerah Sumber yang nantinya akan dijadikan dasar untuk pengembangan sarana prasarana edukasi dan advokasi kegiatan Izza! Kaeru Caravan.
“Aku sih sukanya main monopoli, mbak. Jarang main ke sungai soalnya kadang sungainya bau,” ucap Zahra, salah satu peserta FGD dari kelompok 1.
“Dulu pernah kena banjir pas kecil. Yang pertama diselamatkan ya barang-barang berharga dulu ya, trus mengungsi,” ujar Bintang saat ditanya mengenai pengetahuan mengenai banjir.
Dari kegiatan FGD yang dilakukan, tim mendapatkan hasil, 10 dari 16 responden lebih suka bermain di luar ruangan 2 dari 16 responden suka bermain board game (panel interest), 11 dari 16 responden merasa sungai bau, 14 dari 16 responden menyatakan sungai banyak sampah, 2 dari 16 responden menyatakan daerah sungai panas (panel problem), 5 dari 16 responden ingin membuat tempat wisata, 3 dari 16 responden ingin sungai menjadi bersih (panel aspiration), dan 12 dari 16 responden pernah mengalami banjir, 5 dari 16 responden belum mengetahui tindakan awal ketika banjir (panel knowledge).
Setelah melakukan kegiatan FGD mengenai pemetaan 4 panel tadi, kesimpulan yang tim dapatkan adalah, hanya sedikit dari anak-anak yang tinggal di sekitar sungai yang mengetahui tentang lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini yang mendasari tim Izza! Kaeru Caravan untuk mengoptimalkan potensi tersebut untuk memberikan edukasi kepada anak-anak di daerah Sumber bersama dengan komunitas Pekarya Sungai Sumber. (A)
Arsitektur Sebagai Perwujudan Nilai-Nilai Islam
Katedral Santa Maria del Fiore, Gaya Arsitektur Gotik Akhir menuju Era Renaisans
Portofolio RDEA Rupa dan Estetika Arsitektur
Multikulturalisme di Vorstenlanden, Seminar Nasional Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS