Makam Ki Ageng Pengging Sepuh, Sri Makurung Prabu Andayaningrat

- Pengging semacam Kedatuan yang mempunyai otoritas kekuasaan khusus. Pengging adalah negeri yang makmur di bawah kekuasaan Prabu Andayaningrat -

25 Desember 2022, 13:34 WIB

Nusantarapedia.net, JURNAL | TOURISM — Makam Ki Ageng Pengging Sepuh, Sri Makurung Prabu Andayaningrat

Kerajaan Pengging pada era kekuasaan Prabu Andayaningrat, yang jelas, tanah Pengging yang subur dengan banyaknya mata air/sumber air, menguatkan teori bahwa Kerajaan Pengging periode Andayaningrat adalah sebuah negeri yang makmur, dan strategis secara teritori dan politik.”

KI Ageng Pengging Sepuh atau disebut Prabu Andayaningrat, adalah raja pertama Kerajaan Pengging yang muncul pada periode akhir Majapahit awal Demak. Setelah sebelumnya, kerajaan Pengging ada dalam legenda, yaitu legenda Rara Jonggrang Prambanan, bahwa Kerajaan Pengging dipimpin oleh raja Prabu Anglingdriya, yang mana musuh bebuyutan dari raja Ratu Boko di Prambanan. Setting cerita ini berlatar pada abad ke-8 atau masa pemerintahan Medang Mataram Kuna, atau dalam legenda disebut kerajaan Medang Kamulan. Hingga nama Pengging muncul kembali pada era Prabu Andayaningrat tersebut.

Prabu Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging Sepuh, bisa ditafsirkan sebagai raja inisiator berdirinya Kerajaan Pengging secara institusional yang dapat diverifikasi dan dikuatkan dengan bukti-bukti sejarah.

Dalam catatan Kerajaan Majapahit akhir, berdasarkan naskah babad, Pengging adalah sebuah negeri sebagai cikal bakal atau kelanjutan kerajaan Pajang. Pada saat pemerintahan Brawijaya V raja terakhir Majapahit (raja a-historis), nama Pengging disebutkan atau muncul kembali.

Putri Brawijaya V bernama Ratna Ayu Pembayun diculik oleh Menak Daliputih raja dari Blambangan putra Menak Jingga. Muncul seorang pahlawan bernama Jaka Sengara yang berhasil merebut sang putri dan membunuh penculiknya.

Atas jasanya itu, kemudian Jaka Sengara diangkat oleh Brawijaya sebagai adipati Pengging dan dinikahkan dengan Ratna Ayu Pembayun. Jaka Sengara kemudian bergelar Adipati Andayaningrat.

Versi lain menyebutkan bahwa Ki Ageng Pengging Sepuh bernama Sharif Muhammad Kebungsuan, adalah putra bungsu Sayyid Husein Jumadil Kubro dengan Putri Jauhar dari Kerajaan Muar Lama, Malaysia. Muhammad Kebungsuan selain membuka tanah perdikan di Pengging, konon juga seorang pendiri Kerajaan Maguindanao di Filipina.

Sumber lain menyebutkan, Prabu Andayaningrat adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang mengembara ke daerah di sekitar Gunung Lawu-Gunung Kidul, setelah keruntuhan Majapahit.

Berdasarkan versi ini, berarti Pengging adalah vassal/kerajaan bawahan Majapahit, yaitu semacam Kadipaten. Terjadi sekitar tahun (1474-1498) atau dimungkinkan (era) Brawijaya V adalah “Dyah Ranawijaya.”

Pada masa-masa ini Adipati Andayaningrat atau selanjutnya disebut Prabu Handayaningrat (Sri Mangkurung/Makurung Prabu Handayaningrat; julukan setelah meninggal) atau juga disebut Ki Ageng Pengging Sepuh, mempunyai tiga putra, yaitu; Kebo Kanigoro, Kebo Kenongo dan Kebo Amiluhur. Versi lain menyebutkan, Prabu Andayaningrat juga mempunyai anak bernama Retno Pandan Kuning, Retno Pandansari, dan Kebo Sulastri.

Sepeninggal kepemimpinan Prabu Andayaningrat wiwitan (pertama), takhta dilanjutkan oleh putranya, yaitu Kebo Kenongo dengan sebutan Ki Ageng Pengging II. Ki Ageng Pengging II ini adalah ayahanda dari Mas Karebet Joko Tingkir yang selanjutnya menjadi raja di Pajang dengan sebutan Prabu Adiwijaya.

Dengan demikian, awal mula Pengging yang melegenda dalam arti kerajaan, berawal dari era ini. Dengan begitu, Prabu Andayaningrat atau eyang Joko Tingkir telah berkuasa penuh di Pengging dan sekitarnya sebagai kerajaan vassal Majapahit. Wilayah Kerajaan Pengging dimulai dari sebelah barat Sungai Bengawan Solo hingga wilayah Salatiga.

Prabu Andayaningrat mempunyai tiga putra, yaitu Kebo Kanigoro, Kebo Kenongo dan Kebo Amiluhur. Dari putra salah satunya, yaitu Kebo Kenongo menurunkan putra bernama Mas Karebet, selanjutnya disebut Joko Tingkir, dan kelak jumeneng nata (menjadi raja) di Kerajaan Pajang bergelar Prabu Adiwijaya.

Dari alur cerita di atas, jelas terjadi kontradiktif, mengundang pertanyaan? Apakah Ki Ageng Pengging Sepuh benar sudah masuk Islam, apakah benar keukeh dengan agama Majapahit (Hindu-Jawa), apakah benar putra dari Syaikh Jumadil Kubro. Hal tersebut sampai sekarang belum bisa diverifikasi.

Tidak banyak catatan sejarah mengenai Kerajaan Pengging pada era kekuasaan Prabu Andayaningrat, yang jelas, tanah Pengging yang subur dengan banyaknya mata air/sumber air, menguatkan teori bahwa Kerajaan Pengging periode Andayaningrat adalah sebuah negeri yang makmur, dan strategis secara teritori dan politik. Mengingat, hubungan antara Majapahit dan Demak, meski Demak belum sebesar era selanjutnya saat Pengging dipimpin Ki Ageng Pengging II/Kebo Kenongo, namun Pengging adalah penghubung antara Majapahit dan Demak. Pengging semacam Kedatuan yang mempunyai otoritas kekuasaan khusus. Pengging adalah negeri yang makmur di bawah kekuasaan Prabu Andayaningrat.

Terkait

Terkini