Mampukah Koalisi Besar “Kepung” PDIP

14 April 2023, 08:55 WIB

Nusantarapedia.net, Artikel | Opini — Mampukah Koalisi Besar “Kepung” PDIP

Oleh Marianus Gaharpung, dosen FH UBAYA Surabaya

KETIKA menjelang Pemilu 2024, baik gelaran Pileg, Pilpres dan Pilkada, maka orang mulai merefleksikan esensi mendirikan sebuah (parpol) partai politik itu untuk apa? Ambil bagian dalam proses politik dan bernegara melalui kader-kader partai, merebut kekuasaan dan memperkaya diri melalui partai atau bersama rakyat mengontrol agar terwujud jalannya pemerintahan yang bersih menuju kesejahteraan bersama.

Jika tujuan terakhir ini yang menjadi komitmen luhur dari semua pendiri, ketua serta kader partai, maka sebenarnya tidak ribet, tidak perlu ada koalisi besar, koalisi penyelamatan bangsa, atau apapun namanya. Di sinilah realita yang terjadi dihampir semua negara di dunia, tujuan mendirikan partai adalah merebut kekuasaan dan membagi kekuasaan di antara mereka, dan sudah pasti untuk kesejahteraan mereka bukan rakyat menjadi tujuan utamanya.

Isu santer saat ini telah ada pertemuan di kantor DPP PAN antar petinggi-petinggi partai dengan membentuk koalisi besar, terdiri dari PAN, Golkar, PPP, PKB dan Gerindra. Sedangkan koalisi besar sendiri tampaknya diarahkan untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres (calon presiden).

Apa benar koalisi ini akan solid, belum bisa dipastikan, misalnya Golkar jelas bahwa melalui keputusan munas (musyawarah nasional) capresnya dalah Airlangga Hartarto.

Apakah koalisi besar ini solid, belum ada jaminan. Apakah koalisi besar ini mampu mengepung PDIP? Sebaliknya, mampukah PDIP berjalan sendiri dengan capresnya menuju Pilpres 2024 tanpa perlu dukungan partai politik lainnya?

Artinya PDIP tidak boleh terlalu percaya diri karena sudah memiliki tiket “VVIP” (PT 20%) untuk capres pada Pilpres 2024, lalu bersikap menutup diri dengan partai-partai besar lainnya. Apalagi elektabilitas Ganjar Pranowo agak menurun tiga bulan terakhir akibat statemen agar kontingen sepakbola U-20 Israel tidak boleh tampil di tanah air.

Atas dasar ini kalkukasi politik semua partai harus matang benar untuk mendapat pemimpin bangsa dengan konsensus bulat bukan lonjong antara petinggi partai dengan memperhatikan keinginan publik tanah air.

Terkait

Terkini