Mansa Musa Raja Mali Berangkatkan Haji 60.000 Penduduk

Mansa Musa atau Musa Keita I adalah Mansa kesepuluh kekaisaran Mali. Mansa merupakan terjemahan lain untuk Sultan di Afrika. Mansa terkenal dermawan. Mansa dipuja karena emas.

6 April 2022, 16:25 WIB

Nusantarapedia.net — Kisah Mansa Musa Raja Kekaisaran Mali yang memberangkatkan 60.000 penduduknya menunaikan ibadah haji.

Menunaikan ibadah haji merupakan impian semua muslim di seluruh dunia. Ibadah yang merupakan salah satu dari rukun islam ini di peruntukan untuk umat muslim yang mampu.

Setiap tahunnya jutaan umat muslim di penjuru dunia menunaikan ibadah haji. Kali ini kita tak akan menghitung berapa jumlah yang didapatkan dari pariwisata haji di Mekkah, melainkan mengkisahkan seorang raja yang memberangkatkan pejabat, entertainer, hakim, pedagang dan lebih dari 12.000 budaknya menunaikan ibadah haji ke Mekkah.

“Perebutan kekuasaan atau konspirasi yang terjadi di dalam istana juga merupakan percikan awal menuju kehancuran Kekaisaran Mali. Pecahnya Menden menjadi tiga wilayah yang meliputi Kangaba, Joma dan Hanama. Serta datangya kolonial dari Portugis dan Perancis.”

Siapakah dia? Seberapa kayakah? Let’s read it

Pada abad ke 12 lahirlah sebuah raja dari kekaisaran Mali atau dikenal juga dengan kekaisaran Manding atau Manden Kurufa yang teritorial wilayahnya berada di Afrika Barat.

Mansa Musa/Musa Keita I adalah Mansa kesepuluh kekaisaran Mali. Mansa merupakan terjemahan lain untuk Sultan di Afrika. Di dalam catatan sejarah, Mansa Musa adalah raja dermawan yang memberangkatkan sekitar 60.000 orang yang merupakan pejabat, hakim-hakim kerajaan, entertainer, pedagang dan 12.000 budaknya menuanikan ibadah haji ke Mekkah.

Selain itu, Mansa Musa juga membawa 100 gajah, 80 unta, 500 tentara pribadi untuk pengawalan dan emas sekitar 20.000 kg yang dibagi-bagikan kepada keluarga miskin dan setiap orang yang ditemui dalam perjalanan menuju tanah suci sebagai bentuk zakat yang menurutnya sangat penting.

Karena tindakannya membagikan emas di setiap wilayah yang dilewati, berdampak pada turunnya harga emas yang juga berdampak pada ekonomi suatu daerah.

Darimana asal kekayaan Mansa Musa?
Berdasarkan catatan sejarah, Kekayaan Kekaisaran Mali berasal dari garam, gading gajah dan emas yang berlimpah di teritorial wilayah kerajaannya. Bahkan dipercaya setengah persediaan emas di dunia ada di wilayah Kekaisaran Mali.

Wah, berapa ya kira-kira jumlah kekayaan Kerajaan Mali? Kita hitung saja dengan patokan 20.000 kg emas yang di bawa untuk zakat menuju perjalanan ke tanah suci, Mekkah. Mari kita konverensi dalam nilai rupiah saat ini. Jika 1 gr emas senilai kurang lebih 900.000,-, maka 20.000 kg emas bisa jadi 18.000.000.000.000,-.

Nilai tersebut hanyalah jumlah zakat yang dibayarkan. Pembaca sekalian tentu paham dong jumlah zakat yang harus dibayarkan hanyalah 2,5% dari akumulasi kekayaan yang ada. Nangis gak lu denger kekayaan Mansa Musa?

Berapa lama Mansa Musa berkuasa menjadi raja Kekaisaran Mali?

Mansa Musa berkuasa selama 25 tahun. Dari tahun 1312 sampai 1337. Sebelumnya Mansa Musa adalah Raja Temporer menggantikan saudara laki-lakinya yang sedang melakukan perjalanan menuju Samudra Atlantik. Tetapi karena saudaranya tidak kunjung kembali, akhirnya Mansa Musa meneruska inin kekuasaan Kerajaan Mali menggantikan saudaranya.

Privilege Mansa Musa

Sebagai Raja yang menguasai sebuah wilayah, tentu Mansa Musa memiliki privilege atau hak istimewa. Salah satu hak istimewa yang juga merupakan sumber kekayaannya adalah hukum yang dibuat pada masa itu menyebutkan bahwasanya “Apabila ditemukan garam atau emas di wilayah Mali maka hukumnya milik raja.” Rakyat tidak punya hak untuk dua hal tersebut. Kejam tidak? (ngga tau juga, he he he).

Karena kita juga punya hukum yang sama yang ditulis pada UUD 1945 Pasal 33 ayat (2) yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Tapi tidak tahu juga, UU di atas masih relevan atau tidak.

Sejak kapan Islam masuk wilayah Kekaisaran Mali?

Ajaran Islam masuk ke Afrika Barat pada abad ke-9 dibawa oleh muslim Berber dan Tuareg yang berasal dari Afrika Utara yang merupakan sebagian besar terdiri dari pedagang. Aktivitas perdagangan yang tinggi membuat kota menjadi ramai dan juga pertukaran budaya serta paham yang dianut oleh pedagang rantau dari luar wilayah.

Peninggalan-peninggalan Mansa Musa saat berkuasa di Mali

Mansa Mali merupakan Raja yang sangat peduli dengan pendidikan dengan bukti banyaknya dibangun tempat edukasi dan madrasah di banyak kota Mali, salah satunya adalah Timbuktu yang saat ini merupakan pusat pendidikan yang juga banyak orang dari belahan dunia belajar disini.

Saat perjalanan menuju tanah suci Mekkah pun Mansa Malli bersama 60.000 orang yang dibawa membangun masjid setiap hari jumat di wilayah yang ia lewati. Salah satu Masjid yang dibangun oleh masa kekuasaan Musa Mali yang masih berdiri sampai saat ini adalah Masjid Djinguereber yang konon menghabiskan 200 kg emas untuk pembangunannya.

Kehancuran Kekaisaran Mali

Kehancuran kerajaan Mali dimulai setelah wafatnya Mansa Mali di tahun 1337 pada usia 57 tahun, kemudian sang raja mewariskan tahtanya kepada anaknya. Di tangan anaknya, ekonomi Kerajaan Mali mulai runtuh. Perebutan kekuasaan atau konspirasi yang terjadi di dalam istana juga merupakan percikan awal menuju kehancuran Kekaisaran Mali. Pecahnya Menden menjadi tiga wilayah yang meliputi Kangaba, Joma dan Hanama. Serta datangya kolonial dari Portugis dan Perancis.

Setelah mengetahui cerita inspiratif dan sejarah Mansa Musa dan Kekaisaran Mali, apa pesan positif yang bisa kita petik? Ya, menjadi kaya dan dermawanlah.

Aloha ‘Oe, Maluku Tanah Pusaka hingga Pulanglah Uda menjadi Motif Lagu Budaya
Wangsa Mataram, Cabang Ningrat Baru

Terkait

Terkini