Manthous, Benyaminnya Jogja! Dari nge-Band hingga Nembang (2)

7 Maret 2022, 17:58 WIB

Nusantarapedia.net | JURNAL, SENI — Manthous, Benyaminnya Jogja! Dari nge-Band hingga Nembang

Awalnya, Manthous tidak dikenal sebagai seorang penyanyi, lebih sebagai seorang musisi, arranger, pencipta lagu dan penata musik dan recording. Bila menyanyi pun lebih ke backing vocal.

Karir Manthous semakin berkibar. Hubungan dengan para musisi dalam serangkaian projek bermusik dan kerjasama terus dilakukan. Manthous bergabung dengan A.Riyanto dalam menata musik pada banyak album untuk artis-artis ternama. Manthous sering mengisi voice bass pada proses recording. Selain dilibatkan oleh banyak musisi untuk mengisi instrument atau menata musik pada dapur rekaman, Manthous juga bersolo karir.

Sebelumnya, Manthous juga akrab dengan musisi jazz seperti Delly Rollies. Di situ Manthous menyumbang dua lagu berjudul Tirai Kelabu dan Selamatkan Dia/Margasatwa.

Lagu Surga dan Neraka yang diciptakannya, booming di pasaran. Di bawakan oleh Hetty Koes Endang, di arransemen oleh Pompy, Manthous dkk. menjadikannya diakui dalam genre pop. Lagu ini mendapatkan golden platinum, hingga mendapatkan undangan ke Amerika Serikat, dan sangat digemari di Malaysia. Lagu seangkatannya seperti lagu Ari Wibowo berjudul Madu dan Racun sedang trend dengan ciri-ciri segar dan jenaka (85-90an)

Menyusul lagu Jamilah yang dibawakan Jamal Mirdad, menjadikan Jamal populer setelah membawakan genre gaya jenaka. Sebelumnya, Jamal Mirdad berada di jalur pop melankolis. Lagu ini mendapatkan penghargaan dari insan musik Malaysia.

Endang Wijayanthi menyusulnya dengan lagu Rayuan Lelaki, Dokter Cinta. Jodoh dan Rezeki oleh Ade Putra, Banyak Menuju Jalan ke Roma/Endang S. Taurina juga masih senafas dalam gaya jenaka.

Untuk pop melankolis, Manthous menciptakan lagu Jinak-Jinak Merpati, Astaga Aku Jatuh Cinta/Ade Putra, Jodoh dan Rejeki. Untuk Apa oleh Lia Citra. Hati Seorang Wanita 2 oleh Hetty Koes Endang. Kemudian album Hanya Sandiwara oleh Loela Drakel. Yoes Yono dengan dua albumnya, pada album Transmigrasi dan Sama-sama. Luzy Leona dengan album Apa Bedanya Dong.

Pop keroncong Anugrah, Biarkan Ku Sendiri (Hetty Koes Endang)., Mengapa Semua Ini Terjadi Jayanthi Mandasari. Pada album Hati Yang Luka Betharia Sonata, Manthous menulis lagu berjudul Nikmatilah Hidup Ini.

Leo Waldy, sebelum terjun ke dangdut, bersama Manthous telah melaunching tiga album pop. Pada album Nirwana, Apa Bedanya Dong dan Senandung Cinta Putih. Setidaknya Manthous menciptakan 6 lagu dalam album tersebut. Salah satu lagu berjudul Kisah Pengamen Muda bergaya balada country, mengisahkan tentang perjalanan Manthous hijrah ke Jakarta yang tidak direstui orang tuanya. Selain lagu berjudul Margasatwa, Goresan Luka, Doa Seorang Sahabat, Untuk Apa Kusesali. Juga lagu dalam album Rafika Duri, Album Andi Mariam Matalatta di side B yang dinyanyikan oleh Suzy.

Untuk genre lagu anak-anak, Manthous menciptakan lagu Ci Lu Ba dalam album milik Anita Hadi. Lagu-lagu dalam album tersebut sangat melukiskan keadaan Jakarta pada tahun 80-an. Lagu dengan judul Abang Helicak, Lonceng Sekolah, Pantai Jaya Ancol juga Metromini.

Untuk lagu bergenre pop jawa, juga booming di pasaran sekitar tahun 90-an. Bersama Titik Puspa menyanyikan lagu Romo Ono Maling, Ronce-Ronce dsb. Titik Sandora dengan lagu Kripik Apa Mendoan bergenre etnik Banyumasan, juga lagu di album pop Titik-Muchsin.

Kamal Z turut membawakan lagu Manthous dengan arransemen pop Jawa pada album seangkatan dengan lagu Lamis, Bengawan Sore, Othouk Owouk, Panyuwunku, Amit-Amit, Siti Sundari, dsb.

Terkait

Terkini