Masjid Al-Mahdi Bernuansa Tionghoa
Ustadz Mahdi merupakan ustadz yang berdarah Tionghoa. Ia memiliki nama asli Kwee Giok Yong, sedangkan nama Indonesia, Budi Suroso. Setelah masuk Islam, namanya diganti menjadi Mahdi.
Nusantarapedia.net, Galeri | Potret Sosial — Masjid Al-Mahdi Bernuansa Tionghoa
“Masjid Al Mahdi berada di Jalan Delima Raya Nomor 42 kawasan perumahan elit Armada Estate, Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang, Kota Magelang.”
Masjid ini kalau dilihat arsitekturnya sekilas mirip Klenteng, dengan ciri khas pilar-pilar yang berwarna merah dan lampion yang tergantung di atapnya. Nuansa khas Tionghoa akan kita temui di Masjid ini. Namanya Masjid Al-Mahdi.
Masjid ini diresmikan pada tahun 2017 oleh Walikota Magelang. Masjid Al Mahdi berada di Jalan Delima Raya Nomor 42 kawasan perumahan elit Armada Estate, Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang, Kota Magelang.
Masjid ini mayoritas dicat warna merah sedangkan di bagian genting dicat warna hijau. Ukuran masjid ini 9,5 meter x 10,5 meter dan menempati lahan seluas 290 meter persegi. Masjid ini mampu menampung sekitar 150 jamaah. Setiap hari Ahad Wage diadakan pengajian selapanan (35 hari) oleh Ustadz Mahdi.
Masjid Al-Mahdi dibangun oleh Ustadz Mahdi yang merupakan seorang mualaf. Ustadz Mahdi masuk Islam saat berusia 10 tahun. Ustadz Mahdi merupakan ustadz yang berdarah Tionghoa. Ia memiliki nama asli Kwee Giok Yong, sedangkan nama Indonesia, Budi Suroso. Setelah masuk Islam, namanya diganti menjadi Mahdi.
Di sisi kiri Masjid Al Mahdi terdapat menara yang mempunyai ketinggian sekitar 5 meter. Menara tersebut mempunyai 4 tingkatan yang masing-masing berbentuk lubang. Sedangkan di tingkatan paling atas terdapat pengeras suara.
Di puncak menara Masjid Al Mahdi terdapat kubah bertuliskan lafadz Allah. Masjid tersebut juga mempunyai 11 lampion yang menggantung di langit-langit masjid.
Yang menambah semakin unik dari Masjid Al Mahdi ini, ke-11 lampion yang menggantung itu bukan hanya lampion biasa, lho. Namun, masing-masing lampion berwarna merah itu berhiaskan kaligrafi lafadz Asmaul Husna.
Saat memasuki Masjid Al Mahdi, akan terlihat beberapa ornamen khas Tionghoa, seperti gagang pintu yang bernuansa emas dan juga lampu. Namun, meskipun bernuansa khas Tionghoa, Masjid Al Mahdi tidak menghilangkan nilai-nilai Islami yang ada pada masjid. Beberapa kaligrafi pun menghiasi dinding masjid.
Ada alasan tersendiri bagi pemilik dengan dibangunnya masjid dengan nuansa Tionghoa ini?
Bangunan Masjid Al Mahdi sengaja dibangun dengan nuansa khas Tionghoa ini bertujuan untuk mengenalkan pada umat bahwa agama Islam sudah tersebar di pelosok dunia. Jadi, tidak hanya di Indonesia dan negara Timur Tengah saja, tetapi juga sudah sampai di China.
Itulah beberapa keunikan dari Masjid Al Mahdi ini. Mungkin Nuspedian berniat mengunjunginya saat berkesempatan datang ke Magelang. Silakan saja, pintu terbuka lebar.
Foto: ©2022/MundySae/Npj
Destinasi Wisata Baru di Kota Magelang
Ketep Pass, Paduan Sejuknya Wisata Alam dan Wisata Edukasi
Alhamdulillah, Panen!
15 Destinasi Wisata Populer di Kota Bogor
Wamsu, Pedagang Lukisan Kaligrafi Keliling
Di Penghujung Senja