Melukis Cinta dengan Warna Harapan

28 September 2024, 10:03 WIB

Nusantarapedia.net | SASTRA — Melukis Cinta dengan Warna Harapan

Oleh : Hasan Hasir 

PANJI terdiam, matanya tertuju pada secangkir kopi yang telah dingin. Aroma pahitnya mengingatkannya pada rona-rona perasaan yang sedang ia lalui. Pesan singkat dari Dewi, yang diterima melalui  seorang sahabat, masih bergema di kepalanya. Kata-kata kasar itu sempat membuat hatinya terperanjat.

Tapi, Panji tak ingin terpuruk dalam kesedihan. Ia segera mengalihkan pada kenangan indah bersama Dewi, masa-masa bahagia yang pernah mereka lalui selama lebih dari 7 purnama.  Dia tahu, hubungan cinta bersama Dewi tak akan mudah padam begitu saja. Panji yakin,  bahwa hubungan cintanya mampu  melewati setiap tantangan.

Panji teringat akan kuas yang tergeletak di atas meja lukis dekat kanvas yang sudah sejak tadi bergeming dalam hening. Di tengah rasa yang menggerogoti hatinya, sebuah inspirasi muncul. Ia ingin kembali melukis, menuangkan segala perasaan dan harapannya ke dalam karya. 

Seolah terlahir kembali, Panji mendekatkan dirinya pada dunia seni. Setiap goresan kuas bagaikan nyala api yang menerangi. Ia merasa terlahir kembali, hidupnya menemukan makna yang lebih dalam. Melalui seni, Panji menemukan kekuatan  baru, ia yakin bahwa kebahagiaan selalu  menemani perjalanannya.

Panji mulai menyadari bahwa kata-kata kasar Dewi bukanlah cerminan dari hatinya yang sebenarnya. Ia menduga bahwa Dewi sedang kecewa, sedang mencari jalan keluar dari kegelisahannya. Ia mengerti  bahwa kata-kata Dewi hanyalah sebuah  ungkapan dari perasaannya yang sedang  terguncang.

Panji yakin bahwa Dewi masih  mencintainya dan secepatnya segera  kembali ke jalan yang benar. Cinta  mereka seperti dua buah bintang yang  terpisah oleh jarak, tetapi tetap terikat  oleh gaya gravitasi yang tak terlihat, dan selalu menemukan jalan kembali satu sama lain.

Malam ini, Panji menghirup udara yang  sejuk dengan hati yang tenang. Ia  memercayai bahwa semua segera  kembali baik-baik saja. Ia membayangkan Dewi di sampingnya, berusaha memahami perasaannya. Ia ingin menunjukkan padanya bahwa cinta mereka selalu ada,  bagaikan bintang yang bersinar terang di tengah kegelapan, menjadi cahaya  yang menuntun Dewi kembali ke jalan yang benar. 

Panji bangkit dari duduknya, melihat  bayangan bulan yang memantul di  permukaan kopi. Aroma pahitnya  menyeruak, mengingatkan padanya  bahwa rasa sakit akan menghilang seiring  waktu. Ia yakin bahwa Dewi mulai  memahami perasaannya dan mereka  kembali bersama.

Panji kembali menatap ke arah kanvas yang masih putih polos, senyuman  terkembang di bibirnya, karena sebuah harapan menyeruak dalam hatinya. Ia  mulai menghidupkan kembali cinta  mereka melalui karya-karya seninya. Ia  yakin bahwa cinta mereka sanggup  menaklukkan segalanya. (Hsn)

IMG 20240928 WA0006 1

Hasan Hasir | tinggal di Bangkalan Madura, jurnalis di NPJ, pegiat literasi dan seni budaya Madura

Janji untuk Bertemu Kembali

Tokoh Khayalan Juhara, Cerita Pendek EDI WARSIDI

Terkait

Terkini