Meluruskan Pandangan Miring Barat terhadap Islam

- Pada era kontemporer, anasir yang menyebabkan ketegangan memang lebih kompleks. Akan tetapi, Ernst optimis bahwa citra Islam dapat dipulihkan karena secara intrinsik Islam memiliki banyak konsep kunci yang akomodatif terhadap perubahan -

21 Desember 2022, 14:47 WIB

Nusantarapedia.net, Gerai | Resensi — Meluruskan Pandangan Miring Barat terhadap Islam

Edi Warsidi

“Wacana pluralisme dalam Islam dapat menjadi saluran yang efektif untuk mengeratkan kembali hubungan tegang antara Islam pola pikir Barat.”

PERISTIWA 11 September 2001 memengaruhi dan menimbulkan (mis) persepsi publik dunia, khususnya Barat terhadap Islam. Buku ini mencoba menampilkan Islam sebagai fenomena keagamaan yang autentik serta kaum Muslim sebagai fenomena kemanusiaan dan kesejarahan. Ernst mengulas hubungan timbal balik antara agama dan sejarah di sepanjang zaman, menelusuri hubungan panjang antara Islam dan Barat sejak Abad Pertengahan, melalui masa kolonialisme, hingga sekarang. Pada bagian lain, Ernst menggali konsep modern tentang agama serta berbagai sumber fundamental untuk keyakinan Muslim: Alquran dan Sunnah Nabi, serta etika religius dalam Islam yang diturunkan dari teks-teks autoritatif dan perenungan filosofis. Di samping itu, pengarang juga mengangkat isu-isu kontemporer seputar Islam mengenal perempuan, gender dan hijab, hak asasi manusia, Islam dan ilmu pengetahuan, hubungan Islam dan negara.

Buku karya Carl W. Ernst ini berangkat dari semangat total untuk merontokkan dan membalikkan mispersepsi yang teramat mondial tentang Islam. Dalam pandangan Ernst, stigma negatif Barat terhadap Islam tidak lepas dari peran media yang cenderung bias dalam mewartakan isu-isu miring tentang Islam (hlm. 15—18).

Sikap anti-Islam memang bukan produk baru di Barat. Kalau dilacak lebih jauh, sikap anti-Islam berakar dari Abad Pertengahan sejak dikobarkannya Perang Salib oleh Paus Urbanus II abad ke-11. Akar kebencian itu bukan disebabkan oleh ulah umat Islam yang memusuhi Barat, melainkan faktor keangkuhan Barat untuk mengungguli kemajuan yang telah dicapai umat Islam.

Pada era kontemporer, anasir yang menyebabkan ketegangan memang lebih kompleks. Akan tetapi, Ernst optimis bahwa citra Islam dapat dipulihkan karena secara intrinsik Islam memiliki banyak konsep kunci yang akomodatif terhadap perubahan. Wacana pluralisme dalam Islam dapat menjadi saluran yang efektif untuk mengeratkan kembali hubungan tegang antara Islam pola pikir Barat.

Ersnt sendiri menolak bahwa terorisme berasal dari ajaran Islam yang hakiki. Ernst menegaskan bahwa pondasi utama agama Islam, yaitu etika universal yang jika dilacak secara jujur akan bersambung ke tradisi filsafat etika Yunani Kuna. Dalam teropong Ernst, ketersambungan ini cukup syarat untuk mendamaikan dan membalikkan mispersepsi Barat tentang Islam.

Polish 20221221 144241295

Melalui buku ini, Ernst tidak hanya mengurai akar ketegangan antara Islam dan Barat yang memunculkan sikap anti-Islam di Eropa dan Amerika. Dia juga menjelaskan dinamika Islam kontemporer yang berbeda dari sorot berbingkai pemberitaan berbagai media mainstream Barat terhadap Islam.

Buku ini penting dibaca oleh siapa pun yang tertarik dengan berbagai isu mutakhir seputar Islam yang telah diputarbalikkan demikian rupa sehingga mampu menyita banyak perhatian, bahkan pengucilan. Sebagai orang luar (outsider), Ernst cukup jujur dalam memandang wajah Islam yang sesungguhnya. Bahkan, dia meluruskan pandangan bengkok orang Barat terhadap Islam.

IMG 30072022 110514 700 x 700 piksel 2 23

Edi Warsidi, tinggal di Bandung.
Selepas menjabat Kepala Divisi Penyuntingan di ITB Press (Juni 2022), dia masih diberi amanah menjadi penulis dan editor di beberapa penerbit buku di Bandung, juga pengisi materi pada lokakarya pelatihan penyuntingan/editing naskah. Pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia dan Literasi Keilmuan di sebuah kampus di Bandung.

Tokoh Khayalan Juhara, Cerita Pendek EDI WARSIDI
Penyakit Aneh Para Pencinta Buku
Memang Jodoh, Novel Semiautobiografi Marah Rusli
Cerita Satir dan Alegori tentang Kemaluan dan Kehidupan
Indahnya Menghafal Al-Qur’an

Terkait

Terkini