Memoar, Fragmen Pengalaman Hidup sang Tokoh

20 Agustus 2022, 07:13 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Resensi — Memoar, Fragmen Pengalaman Hidup sang Tokoh

Memoar memiliki ruang tersendiri yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pembenaran atas realitas sejarah suatu komunitas, kiprah seseorang, dan lembaga tempat tokoh itu dibesarkan.

SEJARAH menjadi lestari karena ditulis dan dibukukan. Berbagai fragmen sejarah dalam buku tidak akan luput dan akan selalu dikenang sepanjang hayat. Dalam hal ini, peran buku sebagai media pelestari sejarah sangat besar artinya.

Berbagai buku lahir menandai momen sejarah sepanjang rentang waktu. Tidak sedikit buku biogafi diterbitkan  menyertakan peristiwa penting pelaku sejarah tertentu. Misalnya, buku memoar Emmy Suparka, Profesor Geologi Pertama di Indonesia (Ketika Batu-batu Berbicara, Penerbit ITB, 2016).

Dari kisah hidup Ibu Emmy, pembaca disuguhi berbagai peristiwa masa lalu yang menjadi bagian sejarah, bukan hanya bagi dirinya, melainkan jagat geologi dan ITB. Berbagai momentum yang tercatat di dalam buku ini muncul dan terasa aktual kembali. Dengan memoar ini, muncul mozaik kisah tertentu yang dapat menjadi simpul sejarah, terutama bagi para pihak yang pernah mengenal sosok Ibu Emmy. Oleh sebab itu, memoar memiliki ruang tersendiri yang sekaligus dapat berfungsi sebagai pembenaran atas realitas sejarah suatu komunitas, kiprah seseorang, dan lembaga tempat tokoh itu dibesarkan.
***

Setakat ini, pembaca dahaga akan bacaan yang langsung ditulis oleh tokoh yang bersangkutan. Buku semacam ini bukan saja  akan menciptakan mata rantai sejarah, melainkan juga memberikan nuansa pada penulisan biografi. Bukankah masih banyak lembar sejarah sosok-sosok penting yang belum dapat didokumentasikan?

Memoar tidak perlu berpretensi menjadi buku yang sempurna sebab yang ditulis juga hanya apa yang dialami secara pribadi dalam rangkaian peristiwa keterlibatan  si penulis memoar. Tidak lebih yang ditulisnya adalah semacam pertanggungjawaban pribadi.

Penulisan memoar tidak harus terdiri atas para tokoh atau orang penting, tetapi yang lebih pokok adalah bahwa mereka benar-benar mengalami dan menjadi saksi dari setiap momentum sejarah tersebut. Dengan begitu, apa yang kemudian ditulisnya memuat fakta historis dari masa yang dialaminya. Bahkan, memoar semacam ini dapat terhindar dari interes tertentu individu penulisnya, pun objektivitas sejarah  akan lebih dimungkinkan.
***
Masalahnya memang tidak gampang untuk menerbitkan buku memoar seperti ini. Kendala utama yang dihadapi karena sulit menemukan penerbit yang menerbitkan orang yang belum  terkenal. Pada umumnya, penerbit hanya sudi menerbitkan  biografi mereka yang telah ditokohkan. Pertimbanganya jelas dengan nama sang tokoh  akan turut menjamin pangsa pasar buku yang diterbitkan. Artinya, jelas prospek pasar inilah yang mendasari perhitungan penerbit.

Karena menghadapi kendala ini, sudah saatnya ada suatu wadah atau lembaga yang bersedia mengambil peran penerbitan tulisan-tulisan memoar tersebut. Lembaga dapat saja ditunjang oleh gabungan beberapa penerbit atau bisa juga lembaga khusus yang memang memiliki idealisme..

Penulis, pernah menjadi editor paruh waktu untuk buku pelajaran Bahasa Indonesia di South Australian Certificate of Education (SACE), Board of South Australia, Adelaide.

Langkah Menulis Resensi Buku
Keteguhan Hati seorang istri
Serupa, tetapi tidak Sama
Tom Clancy, Pengarang Thriller Teknologi Legendaris
Banjir dan Sampah

Terkait

Terkini