Menentramkan! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 4,7 sampai 5,1 Persen, Inflasi Maksimal 5,5 Persen

8 Desember 2022, 06:56 WIB

Nusantarapedia.net, Jakarta — Isu ketidakpastian global yang dipercayai akan mencapai puncaknya pada 2023 dengan ancaman resesi dunia, yang mana telah terjadi perlambatan ekonomi dunia dan inflasi yang tinggi. Hal itu masih ditambah lagi faktor lain sebagai penyebabnya, seperti isu krisis energi, krisis pangan, hingga mengerucut pada krisis ekonomi dan keuangan. Penyebabnya tentu konflik geopolitik dan strategi antar negara dan faktor alam, serta variabel lainnya.

Pada Selasa (06/12/2022) sore, di Kantor Presiden, Jakarta, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Indonesia pada tahun 2023 terhindar dari ancaman resesi, berdasarkan kalkulasi dari lembaga keuangan dunia, yang mana memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan cukup baik.

“Berbagai lembaga dunia, baik itu OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita antara 4,7 sampai 5,1 (persen) di tahun depan,” ujar Airlangga, dilansir dari Setkab.

Menurutnya, proyeksi tersebut didasarkan pada peningkatan penanganan risiko COVID-19 dan percepatan vaksinasi yang relatif baik, dukungan fungsi APBN fiskal sebagai shock absorber, harga-harga komoditas yang tinggi, dan sukses presidensi G20 yang meningkatkan kredibilitas Indonesia di pasar internasional.

“Kemudian yang kedua, tentu kita memperhatikan lingkungan geopolitik global, inflasi global, scarring effect terhadap inflasi, kemudian cuaca ekstrem, dan terkait dengan inflasi,” tambahnya.

Dengan kondisi seperti itu, Airlangga memperkirakan inflasi dapat terkendali di angka 5,34 sampai 5,5 persen sampai akhir tahun. Sebelumnya, inflasi Indonesia tercatat di angka 5,9 persen, 5,72 persen, dan terakhir 5,34 persen.

“Tentu ini yang harus kita perhatikan, dari segi outlook dunia global diperkirakan dari berbagai lembaga global tumbuhnya di 2,2 sampai 2,7 (persen). Jadi Indonesia tumbuhnya mendekati dua kali dari global karena tensi politik, inflasi, suku bunga global, stagflasi masih kelihatan,” imbuhnya.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa stagflasi masih terjadi. Jika dilihat dari segi global, ungkapnya, sebanyak 90 negara sudah meningkatkan suku bunga dengan inflasi rata-rata mencapai 12 persen.

“Tentu kita lihat proyeksi kita, berbagai lembaga optimis di 2022. Demikian pula di 2023 yang range-nya antara 4,7 sampai dengan 5,25 (persen) dari berbagai banking dan juga lembaga dunia,” ujarnya. (**/ASM)

Membanggakan! IPM Indonesia Terbaru, Hanya 8 Provinsi dengan IPM Rendah, 24 Tinggi dan 2 Sangat Tinggi
Membanggakan, Ekonomi Indonesia Triwulan III-2022 Tumbuh 5,72 Persen
Inflasi Indonesia 4,94 Persen, Uni Eropa 8,9, Jangan Terlena! Ketidakpastian Global Mengancam
Serah Terima Hibah Barang Milik Negara, Kemenkeu: Kesemuanya Merupakan Bentuk Dari Membangun Peradaban
APBN KiTa Bulan November, Kinerja Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh Kuat

Terkait

Terkini