Mengarahkan Anak dalam Memilih Teman
Hal ini menghindarkan anak kita untuk mendapat perlakuan bullying baik secara fisik maupun verbal. Berikan ia pengertian untuk meninggalkan teman yang seperti ini.

Nusantarapedia.net, Jurnal | Pendidikan — Mengarahkan Anak dalam Memilih Teman
Terkadang anak-anak juga saling tawar-menawar mengajukan syarat pada temannya untuk memenuhi keinginannya sendiri. Misalnya saja, “Aku mau jadi temanmu asalkan kamu begini.” Atau bahkan dengan nada yang lebih provokatif, “Aku tidak mau jadi temanmu kalau kamu begitu.”
Dalam proses tumbuh kembangnya, ada titik usia anak di mana ia mulai mengenal dan membutuhkan sosok teman. Teman adalah bagian penting dari masa anak-anak. Anak butuh ditemani, didukung, didengarkan dan diajak berbagi. Karenanya, teman sangat penting dan menyumbang besar peran pembentukan karakter anak.
Orang tua sangat perlu memperhatikan dengan siapa anaknya berinteraksi dengan orang-orang di luar lingkungan keluarga. Bukan membatasi, tetapi mengarahkan orang-orang yang layak dijadikan teman. Karena lingkungan pertemanan juga sangat mempengaruhi bagaimana sifat dan karakter anak dibentuk.
Usia lima tahun adalah masa-masa anak mulai mengerti kehadiran orang dalam kesibukan bermainnya. Kehadiran orang itulah yang disebut teman. Eilen Kennedy-Moore, Ph.D, psikolog dan penulis spesialis parenting serta tumbuh kembang anak menjelaskan tahapan pertemanan anak sesuai usianya. Pada usia 5-9 tahun anak mulai mengerti arti teman baik atau sahabat.
Menurut Eillen, pada usia tersebut, anak umumnya berpikir bahwa teman adalah seseorang yang melakukan hal-hal baik untuk mereka seperti memberikan hadiah atau berbagi makanan dan mainan. Anak-anak pada level ini sangat peduli dengan keberadaan seseorang yang diklaim sebagai teman.
Tidak memiliki teman adalah sebuah masalah bagi mereka. Mereka bahkan dapat bertahan dengan teman yang tidak terlalu baik hanya supaya mereka tetap memiliki teman.
Eileen menambahkan bahwa terkadang anak-anak juga saling tawar-menawar mengajukan syarat pada temannya untuk memenuhi keinginannya sendiri. Misalnya saja, “Aku mau jadi temanmu asalkan kamu begini.” Atau bahkan dengan nada yang lebih provokatif, “Aku tidak mau jadi temanmu kalau kamu begitu.”
Menjaga anak tetap dalam lingkungan yang baik adalah kewajiban orang tua, tetapi orang tua tidak bisa memilihkan teman untuk anak. Yang bisa dilakukan adalah mengarahkannya agar dapat memilih teman yang baik. Tentu kita tidak ingin anak kita mendapatkan teman yang kurang baik untuknya.
Dr. Laura Schlessinger, konsultan psikologi anak dan keluarga dari California, mengatakan, ketika anak memilih seorang teman, maka dia akan jadi teman bagi orang tua pula. Laura menyarankan apabila orang tua tidak menyukai teman anaknya, sebaiknya tidak langsung mengatakannya. Berikan mereka petunjuk, bukan mengkritik atau mengucilkan teman-temannya di depannya. Sekali lagi, tugas orang tua adalah mengarahkan, bukan memilihkan.

Lalu bagaimana cara mengarahkan anak dalam memilih teman, dikutip dari parenting.co.id;
1) Mendefinisikan Arti Teman dan Menjadi Contoh
Orang tua dapat memberikan pengertian pada anak tentang apa itu pertemanan dan manfaat berteman. Selain itu, orang tua juga bisa menjadikan hubungan baiknya bersama sahabat sebagai contoh untuknya. Dari situ, anak bisa belajar bagaimana teman orang tuanya tersebut memperlakukan orang tuanya.
2) Memberi Pengertian tentang Teman yang Mau Menerima Kondisi Anak
Kita tentu tidak mau anak kita berteman dengan anak yang hanya mau memanfaatkannya saja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberinya pengertian bahwa teman yang baik justru ada di saat ia bahagia ataupun sedih.
3) Menyarankan Teman yang Punya Hobi Sama
Ketertarikan yang sama akan membuat anak lebih memiliki ikatan dengan temannya. Misalnya saja ketertarikan menari, menggambar, main bola atau basket. Mereka dapat saling bertukar pandangan dan pengalaman. Mereka juga bisa menjadikan temannya sebagai pemicu semangatnya dalam beraktivitas.
4) Mengingatkan Anak tentang Teman yang Baik adalah yang Tidak Suka Membicarakan di Belakang
Ada kalanya kita memiliki teman yang suka membicarakan kita di belakang. Teman yang baik tentu menyampaikan apa yang ia rasa perlu sampaikan pada kita secara langsung.
5) Menekankan bahwa Tidak Ada Kekerasan dalam Pertemanan
Hal ini menghindarkan anak kita untuk mendapat perlakuan bullying baik secara fisik maupun verbal. Berikan ia pengertian untuk meninggalkan teman yang seperti ini.
Itulah beberapa poin dari pentingnya orang tua dalam mengawasi dan mengarahkan anak-anak dalam menyelami masa-masa sosialisasinya agar mereka menjadi pribadi yang pandai membawa diri dalam lingkungan yang plural.
Memilihkan Sekolah Untuk Anak di Awal Usia Sekolah
Anak Aktif adalah Anak dengan Kecerdasan Kinestetik
Mengkaji Kembali Full Day School (FDS)
Ayah Antar-Jemput Anak Sekolah? Mengapa Tidak!
Mengenal Keterlambatan Bicara Pada Anak dan Cara Mengatasinya
Kualitas Orang Tua dan Maraknya Perundungan Anak
.