Mengidolakan K-pop Boleh, Tapi Jangan Sampai Kehilangan Diri Sendiri!

7 Januari 2025, 10:13 WIB

Nusantarapedia.net | SOSBUD — Mengidolakan K-pop Boleh, Tapi Jangan Sampai Kehilangan Diri Sendiri!

Oleh : Nathania Aafiyah

DALAM beberapa dekade terakhir, fenomena celebrity worship semakin menjadi sorotan, terutama di kalangan penggemar kpop . Budaya Korea, khususnya K-pop, telah menyebar secara global dan menciptakan gelombang penggemar yang fanatik di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Data menunjukkan bahwa penggemar K-pop di Indonesia didominasi oleh remaja dan dewasa awal, dengan presentase perempuan mencapai 92,1% (Triadanti, 2019).

Celebrity worship didefinisikan sebagai hubungan satu arah antara penggemar dengan selebriti yang melibatkan tingkat keterlibatan yang bervariasi, mulai dari sekedar hiburan hingga obsesi berlebihan (Isril & Yulianto, 2024). Penelitian terbaru juga menyoroti bahwa fenomena ini sering kali muncul dalam bentuk ketertarikan yang intens terhadap selebriti, yang terkadang melibatkan kompetisi seperti ticket war untuk menghadiri konser atau acara selebriti tersebut (Yulianto, 2023). Fenomena ini penting untuk dibahas karena dampaknya signifikan terhadap subjective well-being penggemar. Studi menunjukkan bahwa keterlibatan yang terlalu intens dapat memicu stres, perilaku konsumtif, hingga gangguan kesejahteraan psikologis (Isril & Yulianto, 2024; Yulianto, 2023).

Dengan latar belakang ini, artikel ini akan membahas bagaimana kesadaran diri, membatasi rasa kagum, dan fokus  pada pengembangan diri dapat membantu penggemar K-pop menjaga hubungan yang sehat dan seimbang dengan selebriti idola mereka.

A. Kesadaran Diri; Untuk menghindari dampak negatif dari celebrity worship, langkah pertama yang perlu diambil penggemar adalah meningkatkan kesadaran diri. Kesadaran ini melibatkan kemampuan untuk memahami sejauh mana keterlibatan mereka dengan idola memengaruhi kehidupan sehari-hari. Artikel yang ditulis oleh R. Mardhatillah (2023) menyebutkan bahwa penggemar yang mampu mengenali batasan antara hiburan dan obsesi akan lebih mampu mengelola emosi serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan mereka. Dengan memiliki kesadaran diri, penggemar dapat menghindari perilaku yang berlebihan dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat.

B. Batasi Rasa Kagum; Setelah memiliki kesadaran diri, langkah selanjutnya adalah membatasi rasa kagum terhadap selebriti. Kekaguman yang tidak terkendali dapat memicu perilaku konsumtif dan mengganggu aktivitas harian. Oleh karena itu, N. Putri dalam artikel di Medcom (2023) menekankan pentingnya pengaturan waktu dan prioritas. Membatasi waktu yang dihabiskan untuk mengikuti idola membantu penggemar tetap terhubung dengan realitas dan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan hiburan. Selain itu, langkah ini juga dapat mencegah pengeluaran berlebihan untuk hal-hal yang tidak esensial.

C. Fokus pada Diri Sendiri; Langkah terakhir adalah mengalihkan fokus dari selebriti ke pengembangan diri. Alih-alih hanya mengidolakan, penggemar dapat menggunakan inspirasi dari idola mereka untuk mengeksplorasi potensi pribadi. Natasha Sani dalam artikelnya di Kompasiana (2023) menyarankan agar penggemar memanfaatkan ketertarikan mereka pada idola untuk belajar keterampilan baru, seperti bahasa asing atau kreativitas dalam desain grafis. Dengan cara ini, penggemar tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga manfaat nyata yang mendukung pengembangan diri mereka.

Dengan menjalankan ketiga langkah ini, penggemar dapat menjaga hubungan yang lebih realistis dan bermanfaat dengan selebriti idola mereka. Kesadaran diri, pengendalian rasa kagum, dan fokus pada pengembangan diri bukan hanya mendukung keseimbangan emosional, tetapi juga memberikan kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Terkait

Terkini