Menyiapkan Anak Laki-laki Menuju Masa Puber

Dengan berbagai rangsangan yang cukup banyak dari media-media tersebut, dan asupan gizi yang diterima anak-anak dari makanannya, hormon testosterone di dalam tubuh bergerak 20 kali lebih cepat. Sehingga, testis mulai memproduksi sperma

16 Oktober 2022, 06:41 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Pendidikan — Menyiapkan Anak Laki-laki Menuju Masa Puber

NUSPEDIAN, mungkin ada di antara kalian yang mempunyai anak menuju usia dewasa muda. Itu artinya, sebentar lagi mereka akan memasuki masa puber. Dalam agama ada istilah aqil baligh. Kalau sudah baligh itu artinya sudah mulai ketatrapan hukum. Si anak sudah bisa membedakan yang baik dan yang buruk.

Tahukah Anda, disadari atau tidak, bahwa saat ini anak laki-laki yang belum baligh dijadikan sasaran tembak bisnis pornografi internasional? Mengapa demikian? Karena anak laki-laki cenderung menggunakan otak kiri dan alat kemaluannya berada di luar. Di berbagai media (Komik, Games, PS, Internet, Handphone, Televisi, Film Bioskop, dsb), mereka menampilkan gambar-gambar yang mengandung materi pornografi, melalui tampilan yang dekat dan akrab dengan dunia anak-anak. Mereka memasukkan adegan tak senonoh dalam sebuah game dengan tokoh kartun. Jadi, kalau tidak jeli, kita sebagai orang tua akan terkecoh.

Dengan berbagai rangsangan yang cukup banyak dari media-media tersebut, dan asupan gizi yang diterima anak-anak dari makanannya, hormon testosterone di dalam tubuh bergerak 20 kali lebih cepat. Sehingga, testis mulai memproduksi sperma. Dan kantung sperma menjadi penuh. Karena itu, anak laki-laki kita dengan mudahnya mengeluarkan mani lebih cepat dari yang lainnya dan kadang-kadang, dengan banyaknya ‘rangsangan’ dari berbagai media tersebut, mereka tidak perlu dengan bermimpi!

Ayah Bunda
Menyiapkan anak kita memasuki masa baligh adalah tantangan besar bagi kita sebagai orang tua. Kelihatannya sepele, tetapi, sangat penting bagi mereka untuk mengetahui seputar masa baligh agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang memiliki seksualitas yang Sehat, Lurus, dan Benar. Memang banyak kendala yang kita hadapi : tabu dan saru, bagaimana harus memulainya, kapan waktu yang tepat untuk memulai, sejauh mana yang harus kita bicarakan, dan lain-lain. Memang tidak mudah untuk mendobrak kendala-kendala tersebut. Namun, jika kita tidak melakukannya sejak dini, bisa jadi mereka mendapatkan informasi-informasi yang salah dari sumber yang tidak jelas.

Jadi, salah satu kewajiban orang tua adalah menyiapkan putra putrinya memasuki masa puber/baligh. Biasanya anak perempuan yang lebih sering dipersiapkan untuk memasuki masa menstruasi. Jarang, para Ayah yang menyiapkan anak laki-lakinya menghadapi mimpi basah. Ini adalah tanggung jawab Ayah untuk membicarakannya kepada mereka.

Mengapa harus Ayah?
Karena anak laki-laki yang berusia di atas 7 tahun, membutuhkan waktu yang lebih banyak dengan Ayahnya, daripada dengan Ibunya. Dan jika bicara seputar mimpi basah, Ibu tentu tidak terlalu menguasai hal-hal seputar mimpi basah dan tidak pernah mengalaminya bukan? Namun, bila karena satu hal, Ayah tak sempat dan tidak punya waktu untuk itu, Ibu-lah yang harus mengambil tanggung jawab ini.

Langkah Menyiapkan Anak Laki-laki Menghadapi Mimpi Basah

1) Apa Itu Mimpi Basah?
Untuk pertama kali, kita akan membicarakan tentang apa itu mimpi basah, dan bedanya mani dengan madzi, dan apa yang harus dilakukan jika keluar cairan tersebut. Agar anak bisa membedakan antara mani dengan madzi, persiapkan terlebih dahulu alat-alatnya, sebagai bahan percobaan:
• Untuk mani : Aduk kanji/tepung sagu dengan air, jangan terlalu encer, hingga masih ada butir-butir kecilnya. Beri sedikit bubuk kunyit, hingga menjadi agak kuning. Taruh di wadah/botol.
• Untuk madzi : Beli lem khusus, seperti lem UHU.

2) Apa Saja Yang Disampaikan
Berikutnya, siapkan waktu khusus dengan anak untuk membicarakannya. Apa saja yang harus disampaikan :

2.1) Pertama, sampaikan kepada mereka bahwa saat ini mereka telah tumbuh berkembang menjadi remaja, dengan adanya perubahan-perubahan pada fisik mereka. Dan sebentar lagi mereka akan memasuki masa puber/baligh.

Contoh :
“Nak, Ayah lihat kamu sudah semakin besar saja ya. Tuh, coba lihat, tungkai kakimu sudah semakin panjang, suaramu sudah agak berat. Wah, anak Ayah sudah mau jadi remaja, ya. Nah, Ayah mau bicarain sama kamu tentang hal penting menjelang seorang anak menjadi remaja atau istilahnya memasuki masa puber/baligh.”

2.2) Di awal, mungkin mereka akan merasa jengah dan malu. Namun, yakinkan kepada mereka, bahwa membicarakan masalah tersebut merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua, yang nanti akan ditanyakan oleh Allah di akhirat.

2.3) Ketika berbicara dengan anak laki-laki yang belum baligh, gunakan the power of touch. Sentuh bahu atau kepala mereka. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad yang sering mengusap bahu atau kepala anak laki-laki yang belum baligh. Hal ini dapat menumbuhkan keakraban antara Ayah dengan anak. Jika sudah baligh, mereka tidak akan mau kita sentuh.

2.4) Gunakan juga jangkar emosi (panggilan khusus, yang bisa mendekatkan hubungan kita dengan anak), misalnya : “Nak, buah hati Papa, Jagoan Ayah,” dan lain-lain.

2.5) Sampaikan kepada anak kita : Tentang Mimpi Basah & Mani
• Bahwa karena ia telah memiliki tanda-tanda/ciri-ciri memasuki masa puber, maka pada suatu malam nanti, ia akan mengalami mimpi sedang bermesraan dengan perempuan yang dikenal ataupun tidak dikenal. Dan pada saat terbangun, ia akan mendapatkan cairan yang disebut mani. (Kita beri tahukan kepada mereka contoh cairannya, yaitu cairan tepung kanji yang telah kita persiapkan). Peristiwa itu disebut mimpi basah.

• Jika seorang anak laki-laki telah mengalami mimpi basah, tandanya ia sudah menjadi seorang remaja/dewasa muda. Dan mulai saat itu, ia sudah bertanggung jawab kepada Tuhan atas segala perbuatan yang ia lakukan, baik berupa kebaikan maupun keburukan. Pahala dan dosa atas perbuatannya itu akan menjadi tanggungannya. Dalam agama Islam, ia disebut sudah mukallaf.

• Beritahukan kewajiban yang harus dilakukan setelah mengalami mimpi basah (sesuai dengan ajaran agama masing-masing).
Dalam Islam, orang yang mimpi basah diwajibkan untuk mandi besar/mandi junub, yaitu :
1. Bersihkan kemaluan dari cairan sperma yang masih menempel.
2. Cuci kedua tangan.
3. Berniat untuk bersuci (“Aku berniat mensucikan diri dari hadats besar karena Allah”). Minta ia untuk melafalkannya.
4. Berwudhu.
5. Mandi, minimal menyiram air ke bagian tubuh sebelah kanan tiga kali, dan ke bagian sebelah kiri sebanyak tiga kali, hingga seluruh anggota tubuh terkena air.
6. Cuci kaki sebanyak tiga kali.

3) Review. Setelah kita terangkan, minta kepadanya untuk mengulangi apa yang telah kita sampaikan.

Terkait

Terkini