Mulianya Baitul Maqdish
- Dalam Buku Kecil Baitul Maqdish ini, ada sekitar 13 bab yang memuat berbagai macam informasi penting bagi mereka yang penasaran dengan Baitul Maqdish, terkhusus Al- Aqsha dan Palestina -
Nusantarapedia.net, Gerai | Resensi — Mulianya Baitul Maqdish
Buku Kecil Baitul Maqdish dirancang oleh Santi W. Soekanto, dkk. yang tergabung dalam Sahabat Al-aqsha dan Institut Al-aqsha. Kedua organisasi ini rajin memberikan pemahaman dan informasi penting seputar Baitul Maqdish. Hal ini penting bagi generasi milenial yang penasaran terhadap Baitul Maqdish agar tidak menanamkan informasi yang salah pada kehidupannya sehingga banyak generasi milenial yang tahu tentang Baitul Maqdish, tetapi malah merusakkan berbagai keutamaan Baitul Maqdish. Selain memberikan pemahaman dan informasi seputar Al-Aqsha, kedua organisasi ini memiliki amanah lain yakni, menerima amanah infak dan sedekah serta menyalurkan amanah tersebut ke jalur Gaza dan Syam.
Setelah selesai Perang Dunia I (PD I) dimenangkan oleh Inggris, tanah Baitul Maqdish yang termasuk di dalamnya Palestina dan Syam seperti makanan di meja, yang siapa saja boleh memakan asalkan duduk di kursi makan. Kondisi ini dapat dilihat ketika Kekhilafahan (daulah) Utsmani kalah, membuat para musuh Islam mengambil semua bidang kekayaan daulah, tidak terkecuali Baitul Maqdish. Dengan demikian, para Zionis setelah PD I, mulai berdatangan ke tanah Baitul Maqdish sebagai tanah kembali. Hal ini karena para Zionis memiliki pemahaman yang luas tentang Baitul Maqdish sebab ada kaidah dasar mengatakan bahwa bagi siapa saja yang menguasai Baitul Maqdish maka dia menguasai dunia dan seisinya. Kaidah inilah yang menjadi motivasi tertentu bagi kaum Zionis yang haus akan kekayaan, kekuasaan hingga keutamaan kaumnya. Dengan demikian, jika terus dibiarkan tanpa adanya perlawanan, maka semua tanah Baitul Maqdish akan hilang dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal.