Nafsu Buka Puasa hingga Ajang Pencitraan Amal

Dan, bukankah bulan Ramadan ini diwajibkan untuk berbagi kepada kaum miskin, kaum papa, kaum terpinggirkan yang tengah berjuang agar tidak kelaparan.

20 April 2022, 14:40 WIB

Nusantarapedia.net — Nafsu Buka Puasa hingga Ajang Pencitraan Amal

“Di ujung gelap dan pengap pada sebuah rumah kontrakan kecil. Seorang ibu dan anaknya yang masih kecil. Dalam temaram, diterangi dari pancaran pembakaran kayu di dapur, berbuka puasa dengan sahaja.”

Setumpuk makanan tersaji di atas meja begitu lengkapnya. Dari hidangan pembuka, inti dan pencuci mulut.

Steak kambing guling, opor ayam, rendang sapi, gulai ikan, telur bacem, dan lainnya tertata rapi. Ditambah aneka kue manis, kolak, es buah sampai gorengan, menanti tuk di santap tatkala mentari menepi di senja hari.

Wajah wajah binar terekam dalam alunan ayat-ayat pembuka, menanti buka puasa tiba.

Yang ada hanya bayangan makanan lezat dan minuman segar mengenyangkan juga hilang rasa dahaga, merasa sebagai pejuang hawa nafsu dari seharian menahan haus dan lapar.

Sementara, di ruang masjid besar tak jauh dari sebuah restoran tadi, berderet ratusan takjil dengan berbagai sebutan.

Di hati mereka pun sama bergumam “kami adalah pejuang hawa nafsu,” nan menampik makanan dan minuman dalam waktu seharian. Alangkah pantasnya, kami merayakan pesta kemenangan menahan haus dan lapar.

Akan tetapi, tahukah kita? di balik perjamuan buka bersama di warung-warung besar dan restaurant megah, bahkan ajang eksistensi bagi kaum berpunya.

Di ujung gelap dan pengap pada sebuah rumah kontrakan kecil. Seorang ibu dan anaknya yang masih kecil. Dalam temaram, diterangi dari pancaran pembakaran kayu di dapur, berbuka puasa dengan sahaja.

Menurut takdir TuhanNya, berbuka puasa dengan hidangan seadanya. Tanpa kemewahan dan berboros ria, hingga jauh dari pamer untuk ekspresi dan eksistensi diri.

Mau kemana puasa kita sebenarnya? yang seakan balas dendam dengan nafsu pelampiasan setelah seharian tidak minum dan makan.

Bukankah Nabi Muhammad SAW mengajarkan berbuka puasa dengan kesederhanaan!

“Rasulullah SAW biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar sebelum mendirikan salat Magrib. Dan bila tidak ada kurma segar maka beliau menyantap buah kurma kering, bila tidak ada kurma beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Dan, bukankah bulan Ramadan ini diwajibkan untuk berbagi kepada kaum miskin, kaum papa, kaum terpinggirkan yang tengah berjuang agar tidak kelaparan.

Dalam HR Tirmidzi disebutkan Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”

Surah al-Balad ayat 10-14, keutamaan utama ibadah adalah berbagi makanan kepada orang-orang yang kelaparan.

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan). Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (Yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makanan pada hari terjadi kelaparan” (QS al-Balad : 10-14).

Semoga, kaum miskin di negeri ini cepat terentaskan. Kepada saudara muslim yang telah bersedekah di bulan Ramadan ini kepada kaum yang lemah, menjadi amal ibadah meninggikan derajat keimanan dan ketakwaan.

Dan, semoga bagi orang-orang yang menggunakan bulan Ramadan ini sebagai ajang pencitraan politik dengan bersedekah dan memberikan santunan kepada yang lemah, buah dari kemiskinan struktural yang dibuat, semoga disegerakan juga menjadikan keimanan dan ketakwaan jauh lebih tinggi, baik dan mulia (Ragil74)

Tradisi Bukber di Bulan Suci Ramadan
Rangkaian Spiritual Budaya Jawa, dari Bulan Rejeb hingga Sawal (1)
Memahami Kemiskinan Bersama Hamsad Rangkuti
Komunitas pemburu takjil
Tradisi Padusan dan Pergeseran Nilainya

Terkait

Terkini