Nebeng Dalam Kamus Wakandanoha (Percayakah Anda, Kaesang Nebeng?)

18 September 2024, 17:27 WIB

Nusantarapedia.net | PUSPAWARNA — Nebeng Dalam Kamus Wakandanoha (Percayakah Anda, Kaesang Nebeng?)

Oleh : B Ari Koeswanto ASM 

– aktifitas nebeng itu sendiri dalam hubungan sosial dengan pola dan motif yang bermacam-macam. Hanya saja, nebeng lebih diasosiasikan pada tindakan yang menjengkelkan, apabila dilakukan terus-menerus, kecuali hanya sesekali saja atau situasional –

– Di sini, muncul pertanyaan, diksi yang dipakai Kaesang dengan kata nebengsungguh menggelikan. Apa perbedaannya nebeng dan pinjam –

MENURUT kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kata nebeng berarti: ne-beng/nébéng:ikut serta (makan, naik kendaraan, dan sebagainya) dengan tidak usah membayar. Dalam bahasa Jawa dipadankan dengan istilah nunut.

Tindakan atau aktifitas nebeng di Wakandanoha dianggap sebagai hal yang memalukan atau tidak, ya? Karena nebeng itu sendiri jelas “gratisan” alias tidak membayar. Seperti pergi ke kampus dengan nebeng mobil atau motor teman, atau pergi dan pulang kerja dengan menebeng (tumpangan) teman. Bahkan, nebeng makan ke teman waktu makan siang. Duh, duh, betapa merepotkan orang lain, atau justru orang lain merasa senang lantaran bisa membantu teman.

Dalam beberapa praktik di lapangan, motivasi nebeng bermacam-macam, ada yang saling membutuhkan, tetapi ada orang yang sengaja nyari gratisan terus. Seperti; nebeng naik kendaraan dengan tidak peduli sama sekali untuk sesekali membayar bahan bakarnya, dengan tanpa malu-malu. Tetapi juga tak sedikit, ada yang segan, dengan sesekali membayar bensinnya, lantaran sudah nebeng terus-terusan. Merasa ngga’ enak hati.

Di satu sisi, yang ditebengin pun juga rupa-rupa, ada yang merasa jengkel karena tiap hari nebeng tanpa ada kontribusi sedikitpun untuk BBM-nya, namun juga ada yang merasa senang, dengan ditebengin merasa tenang, lantaran ada teman yang menemani sewaktu aktifitas, sehingga meminimalisir potensi ancaman kejahatan, misalnya begal motor.

Jadi, aktifitas nebeng itu sendiri dalam hubungan sosial dengan pola dan motif yang bermacam-macam. Hanya saja, nebeng lebih diasosiasikan pada tindakan yang menjengkelkan, apabila dilakukan terus-menerus, kecuali hanya sesekali saja atau situasional.

Aktifitas nebeng, hendaknya tetap didasarkan pada etika, agar tidak menimbulkan hubungan yang tidak baik antar keduanya, seperti; menggerutu dalam batin, jengkel dalam batin, hingga memutus hubungan baik keduanya (pertemanan).

Etika tersebut, seperti; (1) menanyakan terlebih dahulu, untuk memastikan tidak terganggu lantaran yang ditebeng punya agenda sendiri. (2) jangan keseringan nebeng atau dalam durasi yang lama sekali. (3) bila keseringan, alangkah baiknya memberikan buah tangan (oleh-oleh). (4) mengerti kebutuhan finansial kendaraan, seperti pengeluaran BBM, keausan ban, dsb. (5) selalu bersikap sopan, dengan mengikuti aturan-aturan yang ditebeng. (6) menghormati yang ditebeng, tidak menganggap sebagai sopir pribadi. Nah, kira-kira etika orang yang nebeng harus demikian.

Terkait

Terkini