Nilai Kepahlawanan untuk Anak

Prinsip kepahlawanan dan keteladanan yang melekat pada diri pemimpin umat (Rasulullah) tersebut sangat penting dikenalkan kepada anak-anak kita, apalagi di zaman sekarang, zaman yang sangat sulit mencari sosok idaman.

30 Juli 2022, 07:00 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Pendidikan — Nilai Kepahlawanan untuk Anak

PRINSIP saja tidak cukup untuk membentuk anak menjadi baik. Faktor yang lebih penting adalah figur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Prinsip sebagus apa pun kalau tanpa disertai contoh, hanya akan menjadi kumpulan resep yang tidak berguna.

Islam sangat memperhatikan faktor keteladanan ini. Rasulullah Saw. adalah insan pertama yang melaksanakan ajaran-Nya. Beliau bukan hanya memberikan teori dan rumus, melainkan lebih dari itu; seorang guru sekaligus teladan terbaik untuk setiap hal yang diajarkannya. ”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu), bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak mengingat Allah” (Q.S. Al Ahzab: 21).

Anak-anak akan lebih banyak berinteraksi kepada faktor keteladanan ini. Mereka akan lebih terkesan pada sesuatu yang dilihat daripada hal yang didengar. Walaupun seorang ibu senantiasa menasihati anak gadisnya agar menutup aurat saat keluar rumah, jika ia sendiri mencontohkan sebaliknya—anaknya pun akan lebih mencontohkan sikap ibunya yang tidak menutup aurat saat keluar rumah. Dengan demikian, keteladanan merupakan faktor dominan dan sangat menentukan untuk keberhasilan pendidikan. Jikapun anak-anak menjadi nakal, tentu karena ada contoh yang memicunya.

Orang tua sebaiknya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan keteladanan Rasulullah Saw. dalam perjuangan menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat. Sifat Rasulullah adalah karakter dapat menjadi acuan sepanjang hayat. Orang tua dapat mengajari anak-anaknya dengan acuan karakter Rasulullah.

Gelar Al Amin berarti insan yang dipercaya. Rasulullah itu tidak pernah berdusta. Apa yang dikatakannya, seperti apa yang dilakukannya. Dengan karakter ini, para orang tua dapat membiasakan kepada anak-anaknya untuk tidka berbohong.

Karakter pantang menyerah yang melekat pada diri Rasulullah, terutama dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam—patut menjadi pedoman para orang tua. Dalam hal ini, orang tua mencontohkan kepada anak-anaknya dalam meraih cita-cita. Berilah anak-anak motivasi dengan berpedoman pada keteladanan Rasulullah agar anak memiliki sikap pantang menyerah dan tidak gampang putus asa saat mengalami kegagalan.

Semua langkah perjuangan dan syiar agama yang dilakukan Rasulullah selalu diserahkan kepada Allah Swt. (bertawakal). Sebagai pemimpin umat, Rasulullah hanya memiliki kewajiban menyampaikan apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya, begitupun masalah hasil dari perjuangannya diserahkan pula kepada-Nya. Dengan nilai ini, orang tua membiasakan anaknya untuk selalu bertawakal kepada Allah atas segala daya usahanya. Dengan bertawakal, anak dapat memiliki keyakinan bahwa sebagai manusia hanya wajib berusaha, sedangkan masalah hasil atau tidaknya itu ialah urusan Allah. Dengan prinsip ini, anak akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian serta tidak mudah berputus asa.

Sikap sabar dalam perjuangan sangat penting sebab dengan sikap ini semua hal tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Sikap sabar membuat segala sesuatu dapat dilakukan dengan lebih terencana dan matang. Sabar dapat juga berarti mampu menerima risiko dari perjuangan. Dengan nilai ini, orang tua dapat menanamkan sikap sabar kepada anak-anaknya dalam kehidupan mereka. Anak-anak dibiasakan bersabar dalam belajar. Jika menemukan kegagalan anak, si anak tidak gampang berputus asa, tetapi dengan sabar ia mengulanginya lagi walaupun berat.

Semua aktivitas hidup yang dilakukan Rasulullah hanya tertuju menggapai rida Allah. Hanya kepada-Nya semua niat perjuangan Rasulullah bermuara. Dalam perjuangannya, Rasulullah tidak pernah mengharapkan pamrih dari siapa pun. Nilai kepahlawanan ini penting ditanamkan kepada anak sebab dengan prinsip ini anak akan memiliki sandaran vertikal. Apa yang dilakukan anak senantiasa berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Perjuangan atau penegakan kebenaran tidak karena orang lain atau berharap pujian dari sesama.

Prinsip kepahlawanan dan keteladanan yang melekat pada diri pemimpin umat (Rasulullah) tersebut sangat penting dikenalkan kepada anak-anak kita, apalagi di zaman sekarang, zaman yang sangat sulit mencari sosok idaman. Semoga bermanfaat!

Buku Iqra’ karya K.H. As’ad Humam, ”Pahlawan Pemberantas Buta Huruf Al-Qur’an”.
Tipe Pekerja
Soneta Tatengkeng, ”Berikan Aku Belukar” Kekayaan Semesta yang Terabaikan dalam Proses Pembelajaran
Memaknai ”Indonesia Pusaka” di Tengah Wabah
Arah Pendidikan Nasional
Merdeka Belajar, Antara Idealisme dan Angan-angan

Terkait

Terkini