Pabrik Gula Comal Baru, Riwayatmu Kini

Pabrik gula Comal didirikan pada tahun 1857 oleh Oost-Indische Maatschappij van Administratie en Lijfrente te Batavia.

17 April 2022, 09:01 WIB

Nusantarapedia.net, Pemalang, Jawa Tengah — Pemalang, sebuah tempat penting untuk mobilitas strategis jaman dulu. Letaknya berada di pesisir utara Jawa, sebagaimana menjadi lalu lintas pelabuhan bandar perdagangan kuno, juga dilintasi jalan Trans Jawa Daendels.

Di wilayah selatan, merupakan areal pertanian yang subur. Seorang warga Belanda bernama De Haan pada tahun 1622, pernah mengadakan perjalanan di bumi Mataram melewati pantai utara Jawa di antaranya kabupaten Pemalang.

Selain itu Pieter Grande seorang utusan VOC, juga pernah mengadakan perjalanan dari Semarang melewati Wiradesa dan pesisir utara Pemalang pada tahun 1630. Mereka melaporkan keadaan kondisi tanah yang subur di sepanjang rute yang di laluinya, dimana sangat potensial untuk membuka lahan pertanian.

Tak lama kemudian, tanaman tebu banyak di jumpai, setelah Belanda banyak membuka lahan-lahan perkebunan untuk tanaman tebu, terutama hampir di seluruh pulau Jawa, dengan maksud sebagai bahan baku pembuatan gula. Maka, dimulailah era industri gula oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mendirikan pabrik-pabrik gula secara massiv di seluruh pulau Jawa.

“Tak lama setelah pabrik gula di beli oleh Van deer Wijk, dalam usia yang masih muda dan belum menikah, konglomerat Belanda itu meninggal pada Desember 1874. Kemudian perusahaan itu dipegang oleh saudara-saudara Van deer Wijk,”

Sejarah Singkat Industri Gula Hindia Belanda

Industri tradisional gula tumbuh, terutama dilakukan oleh pengrajin lokal dan pedagang Tionghoa. Teknik penggilingannya masih dilakukan dengan tenaga sapi yang berputar atau dengan kincir air yang sederhana, terjadi pada era 1800-an sampai 1830.

Sejak saat itu, sudah terbentuk sistem produksi dan perdagangan gula yang melibatkan warga pribumi, petani, pedagang Tionghoa, dan akhirnya Belanda yang membeli dan menguasai gula dari para pedagang.

Setelah Belanda menguasai hegemoni gula atas Tionghoa dan pribumi rasa kemitraan, mulai masuk pada periode industri gula. Hal ini terjadi sejak di berlakukan Tanam Paksa (cultuurstelsel) tahun 1830-1870. Akhirnya, penghapusan tanam paksa diberhentikan karena dirasa tidak berkeadilan.

Lahirlah Undang-Undang Agraria dan UU Gula 1870 yang diterapkan oleh kerajaan Belanda di semua negara koloninya. Sejak 1870 lahirlah liberalisasi ekonomi dunia, terutama oleh negara-negara kolonialis terhadap daerah pendudukan.

Kiprah pergulaan Hindia Belanda di Nusantara dimulai tahun 1830, puncak kejayaannya tahun 1929. Sejak tahun 1870 masuknya modal asing dengan kebijakan privatisasi perusahaan berakibat meningkat drastis produksi gula, hingga menjadi eksportir gula terbesar di dunia.

PG Comal Baru

Pabrik gula Comal didirikan pada tahun 1857 oleh Oost-Indische Maatschappij van Administratie en Lijfrente te Batavia.

Pada tahun 1872 PG Comal dibeli oleh John Frederick Joan Theodoor van Der Wijk (1843 – 1874).

Tak lama setelah pabrik gula di beli oleh Van deer Wijk, dalam usia yang masih muda dan belum menikah, konglomerat Belanda itu meninggal pada Desember 1874. Kemudian perusahaan itu dipegang oleh saudara-saudara Van deer Wijk.

Ketiga saudaranya mengangkat seorang Samuel Cornelis van Mussenbroeek sebagai administrator (kepala pabrik) di PG Comal Baru, yang berada di Dusun Plandongan Satu, Desa Ujunggede, Kecamatan Ampelgading, Pemalang, Jawa Tengah. Di bawah kendalinya, PG Comal Baru berhasil berkembang pesat.

Pada tahun 1970, setelah dinasionalisasi menjadi PT. PN, PG Comal Baru mengalami kebangkrutan. Banyak faktor penyebabnya, seperti yang lazim terjadi pada pabrik-pabrik gula di Jawa.

Menyempitnya lahan pertanian, tata niaga gula yang tidak berpihak pada industri nasional, mesin-mesin yang sudah tua, serbuan gula impor, juga upah buat para pekerja yang tidak relevan, merupakan penyebab runtuhnya industri gula nasional.

Kini aset PG Comal Baru di bawah wewenang dan kepemilikan PT. PN IX di bawah naungan BUMN yang berkantor di Semarang Jawa Tengah. (Ragil74)

Sumber foto: Ator Blog Sejarah Pemalang

Arah Gula Nasional, dari Raja Gula, Swasembada dan Impor
Transformasi Pertanian Subsisten Menuju Kapitalisasi Industri Pertanian Mandiri
Jokowi: Bangun 1.900 Km Tol, Mulyani: Sampai 2014 Hanya 780 Km
Sejarah Singkat Pemalang
Sejarah Sistem Perekonomian Indonesia, Potret Perlawanan Kapitalisme
Mengenang 33 Tahun Ambruknya Jembatan Comal 1989

Terkait

Terkini