Pacuan Kuda Piala Kapolda NTT di Boawae Resmi Dibuka

Nusantarapedia.net, NAGEKEO, NTT — Lomba pacuan kuda piala Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi diselenggarakan di Olakile, Desa Oga Ngole, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo.
Lomba pacuan tersebut dibuka oleh Kapolda NTT Drs. Irjen Pol. Johni Asadoma melalui Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata, Sabtu (10/06/2023) kemarin.
Diketahui, event bergengsi yang rutin diselenggarakan setiap tahun itu, turut memagnet para pencinta atau pemilik kuda pacuan dari berbagai penjuru wilayah di Provinsi NTT, tak terkecuali dari luar daerah, seperti Bima dan Makassar.
Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Nagekeo Marselinus F. Ajo Bupu dalam sambutannya mengatakan, kuda yang mengikuti lomba pacuan piala Kapolda NTT seluruhnya berjumlah 189 ekor.
Kata dia lagi, 189 ekor kuda tersebut terdiri dari 29 ekor dari Sumba, 21 ekor dari daratan Timor, 2 ekor dari Makassar, 5 ekor dari Bima, dan 132 ekor sisanya dari daratan Flores.
“Total kuda yang mengikuti lomba pacuan piala Kapolda NTT di sirkuit Olakile ini sebanyak 189 ekor. Sumba 29 ekor, daratan timor secara keseluruhan 21 ekor, Bima 5 ekor, Makassar 2 ekor dan sisanya dari daratan Flores,” terang Seli.
Seli menuturkan, dampak dari diselenggarakannya lomba pacuan kuda, masyarakat khusus di wilayah Kecamatan Boawae mulai tergerak untuk memelihara kuda.
“Sebenarnya sejak jaman dulu, budaya pacuan kuda sudah ada. Saya sebagai pencinta kuda, dan merupakan ahli waris yang sangat menyayangi kuda, sehingga saya coba berusaha supaya perlombaan pacuan kuda di Kabupaten Nagekeo harus terus diselenggarakan. Ini saya bisa buktikan dengan tiga kali saya menyelenggarakan perlombaan pacuan kuda. Alhasil dampak terhadap masyarakat saya para pecinta kuda, mereka mulai giat untuk memelihara kuda,” katanya.
Tambah dia, pacuan kuda menjadikan suasana rasa kebersamaan dan kekeluargaan dari berbagai latar belakang invidu dengan sendirinya terbangun.
“Dan yang berikut, ialah dampak positif terhadap masyarakat dari diselenggarakannya lomba pacuan kuda ini, yakni, terbangunnya suasana kebersamaan, kekeluargaan, dan setiap berjumpa kami disapa salam satu hobi,” tutur Seli.
Selain itu, menurut Seli, dampak langsung dirasakan oleh masyarakat berkaitan dengan UMKM setiap diselenggarakannya lomba pacuan kuda ialah dimana pendapatan masyarakat atau pelaku UMKM meningkat dua kali lipat.
“Kemudian dampak langsung yang dirasakan masyarakat berkaitan UMKM dengan adanya penyelenggaraan lomba pacuan kuda khususnya pelaku UMKM di Desa Oga Ngole, dimana pendapatan mereka meningkat dua kali lipat berbanding sebelum diselenggarakan event ini. Saya ambil contoh waktu diselenggarakan lomba pacuan kuda tahun lalu, yang mana pelaku UMKM khusus penjual moke putih mereka menyampaikan keuntungan kisaran 2 sampai 3 juta, jadi kalau saya kali rata-rata 2 juta saja totalnya mencapai 160 juta,” sebutnya.
“Banyak dampak positif yang dirasakan masyarakat dengan diselenggarakan lomba pacuan kuda ini,” pungkas Seli.