Pasar Ir. Soekarno Sukoharjo Merana, Sudah Sepi Ditambah Banyak Atap Plafon Jebol
Jebolnya plafon disebabkan adanya kebocoran atap bangunan yang sudah berlangsung lama
Nusantarapedia.net, Sukoharjo, Jawa Tengah — Atap plafon pasar tradisional Ir. Soekarno, Sukoharjo, banyak yang jebol akibat terus menerus terkena air dari kebocoran atap bangunan gedung.
Selain itu, kondisinya juga sepi lantaran banyak pedagang yang angkat kaki serta ada yang enggan berjualan di dalam pasar.
Plt Lurah Pasar Ir. Soekarno, Widadi Nugroho, mengungkapkan, jebolnya plafon disebabkan adanya kebocoran atap bangunan yang sudah berlangsung lama.
“Memang sudah tidak layak. Makanya masalah kerusakan -kerusakan ini, nanti tahun 2023 akan diperbaiki semua, terutama atapnya diganti total,” kata Widadi saat ditemui di kantornya, Selasa (6/12/2022).
Ia menuturkan, untuk saat ini jika perbaikan dilakukan secara tambal sulam, hasilnya tidak maksimal dan dikhawatirkan justru akan percuma.
Semula, pada awal kebocoran, upaya perbaikan dan pemeliharaan sudah dilakukan. Namun mengingat keterbatasan anggaran, akhirnya tidak dapat membiayai perbaikan seluruh kerusakan.
“Untuk tahun ini (2022) karena sudah dianggarkan akan ada perbaikan pada tahun 2023, maka sekarang ini kerusakannya dibiarkan dulu. Dan rencana perbaikan ini juga sudah kami sampaikan kepada para pedagang,” jelas Widadi.
Seperti diketahui, pasar tradisional yang beroperasi sejak 2017 pasca revitalisasi itu, saat ini hanya dihuni sekira 25% dari kapasitas daya tampungnya. Pada awalnya, total jumlah pedagang ada sekira 1000 lebih, namun sekarang menyusut drastis.
Banyak pedagang, terutama yang menempati kios di lantai dua memilih tutup dengan alasan sepi pembeli. Sedangkan sebagian lagi, mayoritas pedagang di bagian los daging, enggan menempati lokasi didalam pasar di lantai dasar.
Khususnya pedagang sayuran dan daging, memilih menggelar dagangan di luar, tepatnya di pinggir jalan belakang pasar dengan alasan agar mudah diakses calon pembeli.
Widadi mengatakan, sebenarnya untuk los daging di lantai dasar sudah dibuatkan pintu akses baru di sebelah utara, namun tetap saja tidak ada yang mau kembali masuk di dalam pasar.
“Upaya maksimal sudah kami lakukan agar para pedagang mau kembali masuk pasar, diantara soal retribusi murah. Kalau dibandingkan sewa kios di luar pasar, selisihnya sangat besar. Contohnya untuk retribusi los daging dengan luas sekira 2×2 meter persegi, hanya Rp 175/meter/ hari, sangat murah,” ungkapnya.
Oleh karenanya, jika beberapa kios dan los yang ditinggalkan itu tidak lagi ditempati, apalagi juga tidak membayar retribusi, maka pihak pengelola pasar akan melakukan evaluasi. (Auni)
Saksikan dan Ikuti! “Central Java Fish Market,” Tujuannya Genjot Konsumsi Ikan
Sah! RUU KUHP Menjadi (UU) KUHP
Pj Gubernur Heru Kunjungi Pasar Induk Kramat Jati, Pastikan Stok dan Harga Pangan Jelang HBKN Aman