Pastinya Prabowo Berdaulat, Politik Pencitraan hingga Mainan “Bani Sprindik” Tidak Dilakukan
Bagaimana Jokowi dan Proyeksi Prabowo?
Ya, akhirnya Jokowi akan ditinggal sendiri secara alami ala kultur kekuasaan Indonesia, “penjilat” selalu ikuti arah angin kekuasaan. Namun begitu, ada hal besar yang menjadikan figur Jokowi ditinggal oleh tak sedikit rakyat Indonesia, dengan menempatkannya sebagai man of contradiction, yang telah mengacak-acak Indonesia di banyak bidang dan tatanan. Bahwa, legacy-nya lebih ke ambisi pribadinya agar dikenang sebagai pemimpin besar dengan peninggalan yang monumental dan gigantis.
Sayangnya, modeling pembangunannya yang terjebak pada “pembangunanismeglobalnomics”, yang lebih mementingkan akses oligarki dan globalis, yang menjauh dari cita-cita konstitusional — bagi rakyat pada aspek keadilan, akhirnya telah menjadikan dirinya hampir-hampir tidak dihargai lagi.
Memang, legacy pikiran dan cita-cita besar yang kontekstual dengan cita-cita konstitusional, khususnya pada subyek negara (rakyat/bangsa) tidak tumbuh secara maksimal, optimal, terarah dan benar, bahwa pembangunan sumber daya manusia Indonesia selama 10 tahun terakhir ini mundur. Di situlah nanti bangsa ini akan mengujinya melalui sang waktu, apakah Bapak Jokowi mantan presiden, dikenang oleh sejarah sebagai “guru bangsa”, yang mana sejak awal Jokowi berkuasa pernah menekankan hal revolusi mental.
“Nanging wis aja noleh mburi (era Jokowi), jaman kui wis diliwati. Ayo bebarengan numpak kapal layar menyang kemajuan”.
Namun rasa-rasanya, akankah Prabowo berani untuk itu, bahwa problemnya adalah melawan oligarki dan globalis. Hal paling konseptual-dasar adalah mengembalikan kedaulatan dan kemandirian Indonesia sebagai peta jalan konstitusional-Indonesia Maju. Bila itu tak dilakukannya, Indonesia, ya, hanya begini-begini saja. Percaya, Indonesia tumbuh, ekonomi makro pesat, infrastruktur gigantis tergelar, tetapi milik dan untuk siapa? Sedangkan rakyat, akhirnya harus berkutat dengan mahalnya beras, gas menghilang, mahalnya BBM, pekerjaan sulit, tenaga kerja diperas, bahkan terus dijadikan market society, budak kapitalisme dalam model neo-liberalisme.
Pak, Bowo, ayo tunjukkan idealismu. Saya bersaksi, bahwa selama 12 tahun saya dibesarkan oleh Gerindra. Melekat hebat di pikiranku, bahwa Prabowo adalah Soekarno Kecil, Cinta Tanah Air, dan jargonmu net outflow of national wealth. Bukumu “Indonesia Paradoks” telah aku baca sedalam-dalamnya. Buktikan itu semua!
Kita (Indonesia) bukan kacung, kita tak mau bagai “tikus mati di lumbung padi”. Cita-cita Prabowo adalah menuju cita-cita konstitusional, yang sedasar-dasarnya syarat di antaranya adalah dengan meratakan oligarki dan globalis yang selama ini bersenyawa dengan kekuasaan.
Jangan bawa bangsa ini pada gebyar gigantis yang imajinatif saja, seperti jargon cinta tanah air. Bawalah bangsa ini pada kehidupan yang memenuhi aspek keadaban sosial dan kemanusiaan hak kodrati. Sebagaimana cita-cita luhur negara didirikan, untuk mengangkat — menempatkan bangsa sebagai subyek negara berdasarkan kodrat penciptaan.
Secara teknis, konstruksi APBN harus setidaknya bernilai Rp20 triliun. Dengan tidak adanya kebocoran keuangan negara, maka mandatory spending pada indeks pembangunan manusia Indonesia haruslah terpenuhi — menjadikan bangsa ini kenyang, sehat dan pintar. Maka, akan auto membangun bangsa dan negara ini dengan dasar dan arah yang benar. Jangan lagi peras rakyat dengan aneka pajak dan iuran-iuran.
Ingat, bangsa Indonesia yang terdiri dari suku-suku, adalah pemilik Tanah Air (indegenous) dari Tuhan. Jangan babat hutan, keruk bumi, keruk laut.
Enyahkan kekuatan kapitalis-neolib dari bumi Indonesia! Kami rakyat Indonesia siap membela martabat dan kehormatan Indonesia. Kami siap menjadi warga negara untuk mengikuti wajib militer.
Viraneghari Nusantara – Jaya bangsa, jaya negara – Indonesia raya!. (ASM)
Bhre Ari Koeswanto ASM | pemerhati budaya | mengelola forum ARI KS Center – Strategi Kebudayaan #LebarkanDimensiPemikiran | menginisiasi #GerakanIndonesiaMengerti | founder media Nusantarapedia Journals #BrightenUpYourMind
Sedimen Laut Apa Pasir Laut? Terpenting Ekologi Selamat, Kedaulatan Pesisir Kepri Aman
Putusan MK Hal Threshold Pilkada Belum Berbuah