Penari Sintren Keluar Dari Kurungan Besar Menari Di Bawah Alam Sadar

23 Agustus 2024, 22:41 WIB

Nusantarapedia.net | SENI — Penari Sintren Keluar Dari Kurungan Besar Menari Di Bawah Alam Sadar

Oleh : Ragil Surono

“Melati kembang putih, wadahe sukma. Ana sukma saking surga, widadari temurunan,” kedua sinden terus bernyanyi. Artinya: “Melati bunga putih, tempatnya jiwa. Ada jiwa dari surga, bidadari sedang turun”.

TARIAN Sintren merupakan seni tari yang memadukan unsur mistis, magis dan hipnosi, melalui prosesi penuh asap kemenyan, seorang penari perempuan melenggak-lenggok menari di alam bawah sadar.

Masih dalam suasana rangkaian HUT Kemerdekaan RI Ke-79, waktu tengah malam, alun-alun kota Pemalang sontak membuat kuduk berdiri, pada saat tari sintren yang penuh magis mulai dimainkan dengan iringan seperangkat gamelan jawa disertai dengan bau menyengat bau dupa terbakar.

Seorang perempuan muda penampilannya biasa saja berdiri di depan para pemain gamelan, di hadapan kepulan asap kemenyan. Kemudian tiga orang berbaju hitam, tampaknya pemimpinnya, melilit perempuan muda ini dengan kain batik.

Tali itu melilitnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sebuah kurungan ayam seukuran manusia sudah disiapkan dengan dibungkus kain warna merah, lantas perempuan muda itu dibaringkan di atas karpet, untuk kemudian dibungkus, lalu didorong masuk ke dalam kurungan ayam jumbo itu.

Disinilah prosesi sintren dimulai, beberapa sinden mendendangkan lagu dalam bahasa khas Pemalangan, sementara pria berbaju hitam terus membakar kemenyan, menghasilkan asap yang sangat tebal berbau dupa menyengat

Dia berkeliling sambil merapal doa. Asap kemenyan pun terbang kesana kemari tertiup angin. Tiga penari menabur bunga. Seketika tempat itu dirundung suasana semakin seram.

Kurungan ayam tiba-tiba diangkat. Ajaib,  perempuan yang dibungkus kain dan dililit tali berubah penampilan. Penonton terkesiap, dan sontak bertepuk tangan. Perempuan itu kini memakai baju penari berwarna merah, kain batik hitam dengan mahkota dan kacamata hitam. Pria berbaju hitam memegang kening penari, menghipnotisnya, tak lama menari dalam kondisi trance,

Menurut penuturan Hendro, ketua kesenian sintren Satria Budaya, dari Desa Banjardawa, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, menuturkan jika penari sintren, melakukan gerakan tari di bawah alam sadar.

Penari sintren itu melakukan gerakan tarian tapi tidak sadar, dia bergerak sendiri,” katanya, pada Kamis malam (22/8/2024).

Masih menurutnya, untuk menjaga agar penari sintren tidak jatuh, saat dilempar uang oleh penonton, beberapa orang  menjaga di kanan-kiri dan belakang sang penari sintren.

Penari sintren kalau dilempar uang koin atau uang kertas akan jatuh,” kata Hendro.

Seorang penonton mencoba takut-takut. Dilemparnya gulungan uang kertas ke tubuh sang penari. Bruuk! Penari sintren pun rubuh ke belakang. Sang penjaga sigap menangkap, lantas pria berbaju hitam meniup wajah penari Sintren. Dia pun menari lagi, bak wayang di tangan dalang.

Sementara sinden terus bernyanyi dengan lirik yang membuat bulu kuduk penonton berdiri, sementara penonton bertepuk tangan.

“Melati kembang putih, wadahe sukma. Ana sukma saking surga, widadari temurunan,” kedua sinden terus bernyanyi. Artinya: “Melati bunga putih, tempatnya jiwa. Ada jiwa dari surga, bidadari sedang turun.”

Berulang kali penari sintren dilempar uang, berulang kali pula sang penari rubuh dan harus ditangkap.

Uang-uang yang berjatuhan dikumpulkan para penjaga sintren. Sintren rupanya tidak bisa bergerak mundur, dia harus ditarik mundur oleh sang pawang.

Terkait

Terkini