Pengertian Feature dan Langkah Menulisnya (2)

Ada berita; seorang ibu yang putus asa karena ditinggal suami menikah lagi. Nah, pelatuk peristiwa inilah yang akan menjadi lead.

8 Juli 2022, 01:51 WIB

Cara Menulis Pembuka (Lead) Feature

Pembuka atau lead merupakan bagian penting dalam penulisan feature. Kreativitas banyak digali untuk membuat lead yang menarik dan dapat menggiring pembaca untuk melahap keseluruhan tulisan. Sebuah lead bisa terdiri dari hanya satu paragraf, bisa pula tersusun atas beberapa paragraf.

Lead dalam struktur feature digunakan sebagai alat pemancing minat dan atensi pembaca. Setiap jurnalis mesti memiliki kesadaran tinggi akan perlunya lead. Mereka harus menghindari pembuatan lead yang tak bermutu. Lead dituju untuk: (1) menarik pembaca untuk mengikuti materi tulisan; (2) merupakan cara untuk melancarkan pemaparan kisah.

Jenis Lead

Gaya penulisan feature/documentary, pada awal kalimat (lead) sedikit yang menyampaikan fakta, bahkan pada awal naskah gaya penulisannya more freely. Oleh karena itu kunci untuk menarik perhatian pada sebuah karya feature terletak pada awal naskah atau para paragraph pertama yaitu Lead. Sementara jenisnya dapat berupa:

1) Lead Pasak
Apakah yang menjadi gara-gara atau pemantik peristiwanya? Misalnya, ada berita seorang ibu yang putus asa karena ditinggal suami menikah lagi. Nah, pelatuk peristiwa inilah yang akan menjadi lead.
Putus asa karena ditinggal suami yang menikah lagi, seorang ibu tega menggantung tiga anaknya kemarin siang di Cipanas. Ketiga korban berumur 4, 6, dan 8 tahun itu masih berpakaian seragam sekolah lengkap.

2) Lead Pertanyaan
Ada berita tentang pemberantasan minuman keras di beberapa kota.
Berapa ratus Baileys-kah untuk memulihkan sebuah kebahagiaan? Bismoko (45) bukan nama sebenarnya, salah seorang peminum berat yang kepergok kemarin di salah satu bar Jakarta, menjawab dua botol sekali minum, dua kali sehari, 25 hari sebulan. Ia seorang pengusaha (rekanan pemerintah) yang sukses, tetapi seorang suami yang malang, menurut pengakuannya.

3) Lead Deskriptif
Ada berita tentang gempa bumi yang terjadi di Jakarta. Peristiwa itu terjadi akibat adanya pergeseran lapis bumi di pantai Pelabuhan Ratu.

Gedung […] masih mencakar langit sampai jam 14.35 kemarin, ketika tiba-tiba puncaknya gemetar, hanya satu menit, lalu retak kecil membelah dari atas sampai ke bawah. Tidak seorang pun penghuninya sempat berteriak, tahu-tahu gedung itu sudah berubah jadi puing berlepotan darah, korban gempa berkekuatan delapan pada skala richter.

4) Lead Ledakan

Seorang lelaki keriput bagai buah markisa tua tertatih-tatih di tengah peserta seminar para psikologi kemarin di Jakarta. Tiba-tiba, sidang gempar. Lelaki itu menghamburkan serbuk merica ke seluruh ruangan, menyebabkan orang ramai bersin. Dengan itulah, seminar resmi dibuka.

Transisi

Transisi berfungsi untuk merangkai kejadian: memberitahukan bahwa kita akan pindah dari satu ke cerita yang lain.

Tubuh (Body)

Seperti jenis tulisan lainnya, feature juga memiliki tekhnik pengembangan tubuh dengan tekhnik pengembangan isi dengan karakteristik tertentu. Dalam penyusunan paragraf/alinea, ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan: kesatuan (unity), hubungan (coherence), dan penekanan (emphasis). Ketiganya menekankan pada hasil tulisan yang dapat langsung diterima pembaca karena kelancaran pengisahan bagian-bagiannya.

Ketiga pokok perhatian itu merujuk pada kepiawaian penulis dalam menyusun tema pokok atau ide utama, memilih bahan-bahan penting dan mengemasnya sedemikian rupa, menciptakan jembatan yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lain secara lancar, enak dibaca dan tidak kaku. Selanjutnya ialah penutup, silahkan disimak dalam tulisan berikut ini.

Yang perlu diperhatikan adalah fokus cerita jangan sampai menyimpang. Buatlah kronologis, berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek. Deskripsi, baik untuk suasana maupun orang (profil) mutlak untuk pemanis sebuah feature.

Kalau dalam berita, cukup begini: Pak Saleh mendapat penghargaan sebagai tukang parkir teladan. Paling hanya dijelaskan sedikit soal Pak Saleh. Akan tetapi, dalam feature, kita dituntut lebih banyak. Profil lengkap Pak Saleh diperlukan agar orang bisa membayangkan. Namun, tak bisa dijejal begini: Pak Saleh, tukang parkir di depan kampus itu, yang tangan kanannya buntung, umurnya 50 tahun, anaknya 9, rumahnya di Depok, dapat penghargaan.

Data harus dipecah-pecah. Alenia pertama cukup ditulis: Pak saleh, 50 tahun, dapat penghargaan. Lalu, jelaskan dari siapa penghargaan itu dan apa sebabnya. Pak Saleh yang tangannya buntung itu merasa cukup haru, ketika Bupati …. Di bagian lain disebut: “Saya tidak mengharapkan,” kata lelaki dengan 9 anak yang tinggal di Depok ini. Dan, seterusnya.

Anekdot perlu untuk sebuah feature, tetapi jangan mengada-ada dan dibuat-buat. Dan, kutipan ucapan juga penting agar pembaca tidak jenuh dengan suatu reportase. Detail penting, tetapi harus tahu kapan terinci betul dan kapan tidak.

Preman itu tertembak dalam jarak 5 meter lebih 35 centi 6 milimeter …, apa pentingnya itu? Sebut saja sekitar 5 meter. Akan tetapi, gol kemenangan Persebaya dicetak pada menit ke-43, ini penting. Tidak bisa disebut sekitar menit ke-45 karena menit 45 sudah setengah main. Dalam olahraga sepak bola, menit ke-43 beda jauh dengan menit ke-30. Bahkan, dalam atletik, waktu 10.51 detik banyak bedanya dengan 10.24 detik.

Terkait

Terkini