Pengukuhan Nasi Liwet sebagai Ikon Kota Solo Berlangsung Sukses dan Meriah
"Jogja punya gudeg, Solo punya nasi liwet. Mengapa harus nasi liwet? Yang pasti nasi liwet memiliki arti filosofi yang sangat dalam," kata Catharina.
Nusantarapedia.net | SOLO — Sesuai agenda yang sudah ditetapkan, hari ini Minggu (19/06/2022), Forum Budaya Mataram (FBM) menggelar acara akbar “Pengukuhan Nasi Liwet sebagai Ikon Kuliner Kota Solo” di Plaza Balai Kota Solo, Jawa Tengah.
“Di Solo sendiri ada ribuan penjual nasi liwet, dan uniknya nasi liwet adalah kuliner 24 jam yang selalu ada dari pagi hingga pagi lagi, keberadaannya sangat mudah dicari. Kedepannya FBM akan terus mendorong agar tersedia shelter khusus nasi liwet untuk mendorong sektor perekonomian UMKM,” terang Kusumo.
Acara berlangsung meriah dari pukul 07:00 WIB hingga pukul 09:00 pagi, bersamaan dengan dibukanya kembali Car Free Day Solo. Terlebih sebanyak 1000-an pincuk nasi liwet dibagikan gratis kepada ribuan masyarakat Solo, juga ratusan UMKM diundang untuk turut meramaikan dengan menggelar lapaknya.
Hadir dalam acara tersebut Ketua FBM Dr. BRM. Kusumo Putro, S.H, M.H., berserta jajaran, perwakilan Forkompinda Kota Solo, perwakilan Keraton Surakarta KPH. Dany Nur Adiningrat dan Gusti Raden Ayu Putri Purwaningrum, Ulama KH Joko Parwoto Al Hafidz, beberapa anggota DPRD Kota Solo, beberapa ormas dan tamu undangan lainnya.
Dra. Catharina Etty, SH, M.Pd, M.Si., Ketua Bidang Litbang FBM, mengatakan bahwa nasi liwet adalah kuliner yang membumi di kota solo, di Indonesia bahkan terkenal hingga mancanegara.
Menurutnya nasi liwet juga memiliki makna filosofis yang begitu dalam. inilah yang melatari mengapa nasi liwet menjadi ikon kota Solo.
“Jogja punya gudeg, Solo punya nasi liwet. Mengapa harus nasi liwet? Yang pasti nasi liwet memiliki arti filosofi yang sangat dalam,” kata Chatarina.
Nasi liwet ini, tambahnya, kaya akan rempah-rempah yang fungsinya sangat banyak untuk kesehatan. Ada telur melambangkan sumber kehidupan, daging ayam yang disuwir melambangkan semangat berbagi.
“Sayur jepan, adalah sayur yang sudah membudaya sejak zaman mataram kuno dan menjadi sayur favorit di zamannya. Santan putih kesucian hati, telur yang diublek melambangkan kesatuan, untuk itulah nasi liwet begitu dalam makna filosofisnya,” tandasnya.
DR. BRM. Kusumo Putro, S.H., M.H. Ketua FBM mengungkapkan nasi liwet juga merupakan kuliner favorit wisatawan yang berkunjung ke kota Solo. Sehingga akhirnya mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Solo, dengan akan disediakannya shelter khusus untuk penjual nasi liwet.
“Di Solo sendiri ada ribuan penjual nasi liwet, dan uniknya nasi liwet adalah kuliner 24 jam yang selalu ada dari pagi hingga pagi lagi, keberadaannya sangat mudah dicari. Kedepannya FBM akan terus mendorong agar tersedia shelter khusus nasi liwet untuk mendorong sektor perekonomian UMKM,” terang Kusumo kepada tim NPJ di sela acara.
Kedepannya, FBM akan tetap mengawal nasi liwet hingga mendapat hak paten dari Kementrian terkait.
“Setelah ini kami dari FBM akan segera mematenkan nasi liwet ke Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia agar nasi liwet ini menjadi milik Kota Solo, setelah itu kami mendorong pemerintah pusat melalui kementrian kebudyaan mendaftarkan ke UNESCO sebagai warisan tak benda,” tuturnya
Sementara di sudut pendopo Plaza Balaikota, seorang ibu penjaja kue leker, Nur (45), begitu semringah melayani puluhan pembeli yang mengantri.
“Ikut mendukung bahkan sangat mendukung kegiatan ini. Ratusan UMKM diundang untuk membuka lapak demi kami mencari rezeki halal, terima kasih sekali,” tukasnya riang.
Beda lagi dengan yang dirasakan oleh Febri (20), mahasiswa salah satu universitas negeri di Solo ini menuturkan bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini adalah bentuk kuliah nyata.
“Mengapreasiasi sekali. Senang, Solo ada kegiatan seperti ini. Ini adalah mata kuliah yang senyatanya. Sambil olah raga CFD-an, kita bisa belajar budaya, sejarah, ekonomi. Kedepannya saya berharap ada kegiatan-kegiatan serupa yang melibatkan mahasiswa,” harapnya menutup wawancara. (*)
Penulis : Onky Pratista | Editor : Ika Nidaul Haq | Foto: 2022/Npj/Inh/Kusumo
Ribuan Masyarakat Pemalang Datangi Alun-Alun
Banyuwangi Festival 2022, Jadwal Event Juli-Desember
Jadwal Pementasan Ondel-Ondel di Jakarta Bulan Juni 2022
Es Gempol Pleret Solo, Kuliner Manis dan Segar Penghilang Dahaga
Bengawan Solo, Melintas Area dan Lini Masa (1)
Nasi Liwet, Kuliner Legend Siap Jadi Ikon Kota Solo
Masjid Agung Keraton Surakarta
Bukit Sidoguro, Gardens by The Bay-nya Klaten
Sejarah Kota Boyolali, Napak Tilas Perjalanan Ki Ageng Pandan Arang
Benteng Oranje Ternate
Tradisi Nyumbang dan Pergeseran Nilainya
Tradisi Nyumbang, Benteng Sosial Bagi Masyarakat