Peran Orang Tua dalam Mengawal Anak di Era Transformasi Digital

Di tengah kondisi tidak bisa dihindarkannya anak dari akses gawai, orang tua ada baiknya mengimbangi hal tersebut dengan mengajak anak melakukan kegiatan fisik di luar ruangan atau mengikutkan kegiatan edukatif non formal atau di luar sekolah.

20 Agustus 2022, 17:03 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Pendidikan — Peran Orang Tua dalam Mengawal Anak di Era Transformasi Digital

“Orang tua juga bisa memberi arahan tentang keseimbangan penggunaan alat komunikasi dengan sosialisasinya di dunia nyata. Dengan begitu anak tetap memiliki kecakapan digital dan kecakapan dalam kehidupan bersosialnya.”

TUGAS orang tua sepertinya semakin berat saja. Tidak ada tugas paling penting selain selalu siaga mengawal perkembangan anak dari waktu ke waktu. Menginjak anak semakin luas sosialisasinya, semakin kompleks apa yang perlu dikawal darinya.

Tentu, tidak lagi tentang tumbuh kembang fisik saja, namun juga tumbuh kembang psikologisnya. Bagaimana jiwanya, emosi, kognisi dan sisi sosialnya berkembang. Ini berkaitan dengan interaksinya dengan dunia di luarnya. Tentang pergaulan dan media yang diakrabinya yang tentu sangat berpengaruh besar dalam membentuk karakternya.

Terlebih di era transformasi digital ini, peran orang tua sangatlah vital dalam men-counter semua pengaruh negatif dan harus mampu menjadi garda depan dalam melindungi anak dari kejahatan cyber.

Akibat pandemi COVID-19, adaptasi pengguna perangkat teknologi menjadi tinggi tidak hanya di kalangan pekerja tapi juga di kalangan anak-anak. Kini setiap anak yang bersekolah rasanya lekat sekali dengan gawainya akibat kebiasaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia 2022, 71 persen anak-anak usia sekolah di Indonesia telah memiliki gawai pribadi, 79 persen di antaranya bahkan memiliki akses bebas menggunakan gawainya selain untuk belajar.

Tidak sedikit anak-anak yang mengakses tontonan seperti video dan game, selebihnya mereka menggunakannya untuk akses komunikasi dengan teman-temannya.
Perlu kita sadari penuh bahwa anak-anak adalah lapisan paling rentan terhadap pengaruh negatif media. Anak-anak belumlah cakap dalam memfilter produk-produk media yang menjadi konsumsinya.

Inilah yang menjadi penting atas selalu hadirnya orang tua dalam perkembangan pergaulan dan interaksi anak terhadap setiap terobosan. Di sinilah peran orang tua untuk memberi rambu-rambu tentang batasan yang jelas bolehnya dan tidaknya mengakses produk-produk teknologi.

Selain itu, mengajarkan untuk bijaksana menggunakan alat teknologi, mengedukasi sedini mungkin tentang kemungkinan kejahatan cyber agar terhindar darinya.
Penggunaan alat teknologi seperti android, saat ini memang sulit dihindarkan dari sentuhan anak-anak. Namun bukan berarti tidak bisa.

Terlebih penggunaan teknologi adalah suatu keniscayaan. Bagaimana Menkominfo secara masif menggelar perhelatan edukatif tentang literasi digital adalah sebagai upaya mempersiapkan masyarakat indonesia, termasuk juga anak-anak, agar cakap menggunakan teknologi digital.

Di tengah kondisi tidak bisa dihindarkannya anak dari akses gawai, orang tua ada baiknya mengimbangi hal tersebut dengan mengajak anak melakukan kegiatan fisik di luar ruangan atau mengikutkan kegiatan edukatif non formal atau di luar sekolah.

Orang tua juga bisa memberi arahan tentang keseimbangan penggunaan alat komunikasi dengan sosialisasinya di dunia nyata. Dengan begitu anak tetap memiliki kecakapan digital dan kecakapan dalam kehidupan bersosialnya.

***

SELAIN itu, penting kiranya kepada pihak yang berwenang dan berkompeten benar-benar mengawasi transformasi digital ini khusus pada anak-anak dan remaja. Bagaimana dari sisi regulasi, penggunaan smartphone atau media online lainnya bisa diatur sedemikian rupa. Seperti jumlah smartphone yang semakin dijual bebas dan murah di pasaran. Hal tersebut termasuk bagian pendorong konsumsi digital untuk anak/remaja semakin tinggi.

Hal tersebut tentu harus diselaraskan dengan sejauh mana transformasi digital dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak atau remaja, baik dari sisi intelektual maupun sisi attitude. Jangan sampai transformasi tersebut mengandung tujuan bisnis semata dengan berlindung dibalik narasi mencerdaskan dengan penggunaan alat/media digital disemua tata laksana kehidupan, yang akhirnya menjadikan rugi secara ekonomi dan justru menuju pada pembodohan.

Belum lagi bila ditarik dari sisi kebijakan menyangkut arah dalam tujuan mewujudkan kedaulatan digital bagi negara, tentu ada dua hal yang dapat dipetik, yaitu: bisnis digital dalam negeri yang tumbuh subur milik perusahaan-perusahaan dalam negeri, dan yang terpenting dalam konteks mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dapat mengendalikan konten di dalamnya untuk diarahkan pada isi konten ala Indonesia (kepentingan Indonesia) dalam rangka transformasi digital. Dengan demikian di satu sisi untung secara finansial, sisi lainnya mercerdaskan kehidupan bangsa benar-benar tercapai, bukan bias semata.

Menjamurnya Media Online, Indikasi Kemajuan Digitalisasi?
Mimetisme Media
Kedaulatan Digital Adalah Keniscayaan, Bukan Hanya Drama
Internet Positif, Korelasi Netizen Journalism dan Pengaruh Buruk Medsos
Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Terkait

Terkini