Perayaan Ultah Ratu Belanda ke-68 di Pemalang
Nusantarapedia.net, Jurnal | Puspawarna — Perayaan Hari Ulang Tahun Ratu Belanda ke-68 di Pemalang
Ratu Wilhelmina, dengan nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau, lahir pada 31 Agustus 1880 meninggal 28 November 1962. adalah Putri dari Putri Orange-Nassau, sebagai Ratu Belanda sejak 1890 – 1948 dan Ibu Suri (dengan sebutan Putri), tahta selanjutnya dilanjutkan oleh Ratu Wilhelmina sejak 1948 hingga 1962.
Ratu Wilhelmina memimpin Belanda selama lebih dari 50 tahun, terlama dari penguasa monarki kerajaan Belanda lainnya.
Ratu Wilhelmina menorehkan catatan besar selama masa kekuasaannya yang turut menjadi saksi beberapa titik perubahan di Belanda dan peta sejarah dunia, yaitu mulai keterlibatan Belanda pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Krisis Ekonomi tahun 1933, serta kejatuhan Belanda sebagai penguasa kolonial di berbagai negara jajahannya.
Di Belanda, keberadaan Ratu sangat dihormati oleh rakyatnya sebagai simbol negara, di samping sistemnya yang monarki. Ratu sangat dihormati dengan ditetapkannya sebagai hari libur nasional, yakni “Hari Ratu” atau Koninginnedag yang artinya Hari Ratu.
Hari Ratu diadakan untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda, dengan harapan menjadi hari persatuan nasional dan “kebersamaan” (saamhorigheid). Tradisi Hari Ratu dimulai pada tanggal 31 Agustus 1885, yaitu hari ulang Putri Wilhelmina, yang kelak menjadi Ratu Wilhelmina.
Hari Ratu tersebut diperingati tidak hanya di kerajaan Belanda, namun juga berlaku di setiap negara jajahannya, termasuk di Hindia Belanda (Indonesia).
Meskipun Indonesia Merdeka tahun 1945, namun Belanda kembali lagi berkuasa di Indonesia. Kekuasaan Belanda pasca 1945 hingga 1949 di Indonesia disebut sebagai era revolusi nasional Indonesia. Pada tahun 1945-1949, kekuasaan Belanda hampir absolut, meski terjadi banyak perlawanan dari bangsa Indonesia.
Di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada masa-masa itu juga menyimpan banyak kenangan bagi keluarga besar penguasa kerajaan Belanda tempo dulu, seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia yang didiami oleh para keluarga pejabat pemerintahan Hindia Belanda.
Pada tanggal 31 Agustus 1948 dalam hari ulang tahun Ratu Wilhelmina yang ke-68, hari kelahirannya dirayakan begitu istimewa dan meriah oleh warga Belik (kecamatan), kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Dihimpun dari beberapa sumber, nampak dalam poto lama, hasil jepretan dari Tentara Belanda Divisi 4-6 Infantri Belanda pada tahun 1948, nampak begitu meriah perayaan tersebut.
Ratusan bahkan ribuan masyarakat berkumpul di sekitar pasar Belik dengan berbagai tampilan pakaian adat dengan memamerkan atraksi seni budaya, seperti seni kuda kepang (jatilan). Dalam poto tersebut nampak arak-arakan panjang dari pasar Belik sampai ke desa Gombong yang jaraknya puluhan kilometer.
Mereka larut dalam kegembiraan memperingati hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, ibunda dari Ratu Yuliana yang ke-68 pada tanggal 31 Agustus 1948.
Dari peristiwa tersebut dapat dianalisa bahwa, niatan Belanda untuk kembali lagi menguasai Indonesia benar-benar nyata. Belanda ingin kembali menguasai bangsa dengan pendekatan sosial budaya, selain dengan cara agresi militer tentunya.
Simbol-simbol kebesaran bangsa (kerajaan) Belanda dipakainya untuk menggiring opini bangsa agar masuk ke dalam (menjadi) ingatan bangsa Indonesia. Belanda berusaha mencari simpati dan dukungan pada rakyat dengan menggelar pesta-pesta perayaan adat Indonesia maupun duplikasi perayaan budaya dari Belanda, seperti gelaran festival, karnaval, pasar malam sebagai tontonan gratis untuk rakyat. Sehingga upaya untuk menguasai kembali bangsa Indonesia melalui berbagai strategi termasuk sosial budaya dilakukan dengan terencana dan menyeluruh.
Nampak dalam poto tersebut, warga Pemalang di sekitar daerah Belik begitu antusias dalam perayaan ulang tahun tersebut.
Kini, sisa-sisa peninggalan kultural Belanda di Pemalang pada beberapa tempat dan utilitas seperti jembatan, rumah sakit dan sekolahan masih menggunakan nama Wilhelmina. (Ragil74)
Pembekalan Pelaku UMKM Jelang Digelarnya Formula E
Bupati dan Sekda Pemalang Sambangi Korban Banjir Rob
Wow! Bupati Pemalang Ternyata Pakar Sate Kambing
Gelayut Mendung di Parangtritis
Jalan Daendels Pantura, Jadikan Jawa Sebagai Kota Terpanjang Dunia
Belanda Bagian Leluhur Nusantara, namun Harga Mati Penghapusan Penjajahan
Menuju Indonesia Maju dengan Merubah Kultur
Prepegan, Tradisi Penjaga Pasar Tradisional
Asri dan Alaminya Desa Pegongsoran