Perempuan Menyapa Senja

20 September 2024, 20:46 WIB

Nusantarapedia.net | SASTRA — Perempuan Menyapa Senja

Oleh : Hasan Hasir 

MATAHARI mulai merunduk di ufuk barat. Senja menyapa cakrawala dengan semburat jingga yang memikat. Di tepi pantai, deburan ombak berbisik lembut, mengajak jiwa untuk beristirahat sejenak.

Di tengah keindahan senja itu, untuk pertama kalinya, aku bertemu Zaitun. Ia duduk di atas pasir pantai, ujung kakinya dibiarkan dielus lembut air yang datang, matanya tertuju pada cakrawala.

Sepasang matanya, bak dua bulir zaitun hijau, berkilauan di bawah sinar senja yang lembut, seakan menyimpan rahasia alam yang dalam. Hijau pekatnya bagai zamrud terpendam, menyimpan rahasia alam semesta yang belum terungkap. Di atas alis matanya sebelah kiri, sebuah tahi lalat kecil menambahkan kesempurnaan kecantikannya.

Tatapannya, lembut bagai bisikan angin sepoi-sepoi, menenangkan jiwa yang merindukan damai. Ketenangannya membawa kehangatan, seakan-akan membisikkan, “Tenanglah, dunia ini baik-baik saja.”

Di saat itu, aku terpesona oleh sepasang mata hijaunya yang memikat. Kecantikan sepasang matanya melekat kuat dalam ingatan. Kecantikan Zaitun bagaikan bintang di langit malam, memancarkan cahaya yang mempesona.

Keindahan yang tersembunyi di balik matanya membuatku merasakan damai. Setiap kerlingan seakan-akan menghampar kebahagiaan, membuat harmoni menghubungkan jiwa dan raga.

Zaitun, dengan kesederhanaannya, mengajarkan aku banyak hal. Ia mengajarkan tentang keindahan yang tersembunyi di balik kesederhanaan, tentang kekuatan yang terkandung dalam ketenangan, dan tentang pentingnya keberpihakan pada diri sendiri dalam menjalani hidup.

Tahi lalat kecil di atas alisnya menjadi simbol dari keunikan yang menambahkan pesona pada kesederhanaannya. Mata Zaitun terus berkilau, memancarkan cahaya yang menyentuh jiwa dan menginspirasi aku untuk menemukan keindahan yang sesungguhnya dalam diri kita sendiri.

Pertemuan dengan Zaitun mengingatkan aku bahwa keindahan tidak selalu terletak pada hal-hal yang mencolok. Kadangkala, keindahan tersembunyi dalam kesederhanaan, ketenangan, dan keunikan diri sendiri.

Senja itu, di tepi pantai, menjadi saksi bisu pertemuan pertamaku dengannya. Pertemuan yang menorehkan jejak indah dalam jiwa, pertemuan yang mengajarkan tentang kedalaman makna dan keindahan yang sesungguhnya dalam diri sendiri dan di sekitar.

Tahi lalat kecil di atas alisnya, bagaikan tanda istimewa, memanggil-manggil aku untuk terus mengingat pada pertemuan dengannya yang penuh dengan makna. (Hsn)

IMG 20240920 WA0044

Hasan Hasir

| tinggal di Madura, jurnalis dan pegiat literasi, seni dan budaya

Janji untuk Bertemu Kembali

Arjuna dan Werkudara di Pemilukada Bangkalan 2024

Tiga Pilar Cinta yang Sehat, Jujur, Taat, dan Setia

Alma, Cahaya Bintangku di Jannah

Hulik Setengah Hati Berteman Wartawan Layar Sentuh: Catatan Sukirman Wartawan Anak Bawang

Terkait

Terkini