Peringatan Maulid Nabi
Merayakan Maulid dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’, Saroful Anam, Burdah,

Nusantarapedia.net, Jurnal | Sosbud — Peringatan Maulid Nabi
“Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad Al_Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al_Jawhar fil Mawlid An_Nabiyyil Azhar. Barzanji adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj (Irak).”
HALO Nuspedian, kemarin bertepatan dengan tanggal 12 Rabiulawal 1442 Hijriah atau 8 Oktober 2022 Masehi, adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dalam kalender nasional menjadi hari libur nasional. Kita peringati bersama sebagai hari Maulid Nabi.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan penduduk mencapai ratusan juta orang (270 juta). Jadi, Indonesia tidak hanya beragam atau majemuk dalam hal agama, suku, bahasa, seni budaya, dsb., namun juga beragam dalam mengekspresikan tradisi amaliyah keagamaan seperti Maulid. Ada sebagian golongan yang merayakannya dan ada pula sebagian yang tidak merayakannya. Itu tak menjadi persoalan, tinggal bagaimana kita menyikapinya saja.
Di Dusun Basung, Pancuranmas, Magelang, Jawa Tengah, diadakan peringatan Maulid Nabi secara sederhana. Digelar sudah sejak tanggal 1 Rabiulawal dengan rangkaian peringatan, yaitu dengan pembacaan Maulid Al_Barzanji setiap malam bakda isya. Untuk ibu-ibu dan remaja putri diadakan di rumah salah satu warga. Sementara, untuk bapak-bapak dan remaja putra diadakan di Mushola.
Pada puncak peringatan Maulid Nabi, semua warga baik laki-laki maupun perempuan, berkumpul dan membaca manakib kitab Maulid Al_Barzanji Nassar yang bertempat di Mushola Al Hidayah.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad Al_Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al_Jawhar fil Mawlid An_Nabiyyil Azhar. Barzanji adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj (Irak).
Setelah selesai pembacaan Maulid Al_Barzanji, ditutup dengan doa dari Ustadz. Setelah itu tersedia Nasi Ambeng, apa itu?
Nasi Ambeng adalah nasi lengkap dengan lauk pauknya yang terdiri dari, oseng buncis, sayur tahu putih pedas, mie kuning goreng, dan tempe goreng bumbu bawang. Nasi Ambeng ada diberbagai acara tradisional seperti punggahan saat puasa, selikuran, sya’banan, dan lainnya. Tak ketinggalan ingkung, sebagai simbol keselamatan (slametan) juga kerupuk untuk melengkapinya. Semua itu ditata dalam wadah bernama eblek/tampah.
Semua makanan dimasak secara gotong royong oleh ibu-ibu desa pada siang harinya. Makanan disediakan untuk seluruh warga yang hadir. Yang menarik, makanan dimakan dengan sebuah pincuk yang terbuat dari daun pisang, dan dimakan dengan tangan kosong. Jadi, tidak ada yang memakai piring dan sendok. Semua itu akan terasa semakin nikmat saat dimakan bersama-sama di tempat. Semua berkumpul jadi satu. Tua muda, miskin kaya, tidak ada perbedaan yang nampak. Dan memang tujuan dari peringatan Maulid ini menjalin kebersamaan dalam perbedaan yang ada.
Nah, itu tadi sekilas pandang tentang peringatan Maulid Nabi yang ada di desa Basung, Pancuranmas, Magelang.
Mungkin ada juga yang memperingati secara besar-besaran di beberapa daerah. Bagaimana peringatan Maulid di desa kalian, nih?
Bersamaan dengan peringatan Maulid di tahun 2022 ini, kita juga perlu meneladani kisah hidup dan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW. Menjadikannya teladan dan panutan untuk kita menjalani kehidupan ini. Meski belum bisa sempurna, tetap mencoba sedikit demi sedikit. Semoga bisa berubah ke arah yang lebih baik.

