Perjalanan Pencarian Jati Diri dan Cinta Sejati

22 November 2022, 13:53 WIB

Nusantarapedia.net, Gerai | Resensi — Perjalanan Pencarian Jati Diri dan Cinta Sejati

Edi Warsidi

SEORANG anak laki-laki selalu berpindah tempat tinggal karena tuntutan pekerjaan ayahnya yang seorang pegawai kedutaan. Lelaki ini bernama Galih. Saat itu ia tinggal di Moskow, negara yang menurutnya memiliki musim dingin sepanjang masa, selalu musim dingin. Saat itu ia hanya memiliki satu teman bernama Diaz, lalu Diaz mengajaknya berkeliling dan galih bertemu seorang gadis yang menggetarkan hatinya saat ia melihatnya melukis. Galih jatuh cinta padanya, juga pada lukisannya. Ialah Krisnaya gadis yang menggetarkan hatinya. Galih merasa ia telah menemukan cinta sejatinya di Moskow.

Pada 1991, Moskow tidak damai lagi, situasi politik di sana tidak stabil. Hampir semua warga negara asing dan keluarga kedutaan asing di Moskow dikembalikan ke negaranya masing-masing, termasuk Galih dan keluarganya. Galih tidak sempat bertemu Krasnaya karena situasi yang tidak memungkinkan, tetapi Galih berjanji akan kembali untuk Krasnaya. Empat bulan berlalu dengan penuh kecemasan, akhirnya Galih kembali ke Moskwa. Berharap bertemu pujaan hatinya, ia malah mendapat kabar duka dari sahabat Krasnaya, Zdenka. Krasnaya dibunuh oleh orang-orang yang menganggap hubungannya dengan Galih yang berkebangsaan Indonesia adalah kesalahan besar karena merupakan negara asal PKI. Hatinya hancur lebur, ia kehilangan cinta sejatinya dengan cara yang begitu menyakitkan.

Sepuluh tahun berlalu, Galih tinggal di Natoprajan, Yogyakarta. Sisa-sisa Krisnaya masih bergelayut dalam ipikirannya. Hingga ia bertemu seorang gadis yang umurnya jauh lebih muda darinya. Namanya Raras, ia mengingatkannya pada Krisnaya karena momen yang terulang kembali, di keramaian sebuah benteng di Yogyakarta, Galih melihat seorang gadis yang sedang melukis. Hal itu membuat Galih merasa waktu berputar kembali pada momen saat ia bertemu Krisnaya di Red Square, Moskow.

Raras adalah seorang gadis yang juga memiliki cerita sama dengan Galih, ia kehilangan orang yang sangat dicintainya dengan menyakitkan. Namun yang berbeda, Raras mengalami hal yang buruk di masa kecilnya yang membuatnya tumbuh sebagai seorang lesbian. Violet, itulah namanya, ia adalah sahabat Raras yang terlilit candu narkotika karena pengaruh mantan pacarnya. Raras selalu menjaganya dengan cinta, namun ia tidak merasakan apa yang dirasakan oleh Raras yaitu perasaan cinta. Akhirnya, Violet over dosis dan meninggalkan Raras yang begitu mencintainya lebih dari sekadar sahabat.

Raras bertemu Galih yang mulai jatuh cinta padanya, ia pun mencoba menjalaninya bersama Galih agar ia menemukan jati dirinya yang sebenarnya. Ia ingin menjadi wanita yang normal, bukan penyuka sesama jenis. Galih mencintainya dengan tulus dan mau bertanggung jawab atas kehamilannya. Akan tetapi, Raras tidak merasakan apa yang Galih rasakan. Ia tetap mencintai Violet dan tidak bisa menjadi wanita seutuhnya. Galih melamarnya, tetapi ia menolaknya karena ia berpikir bahwa ia tidak bisa membohongi Galih dan dirinya sendiri. Raras menemukan jati dirinya, yaitu seorang gadis penyuka sesama jenis.

Tabula Rasa adalah pemenang ketiga Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2003. Novel ini juga adalah novel pertama Ratih Kumala yang bisa dikatakan best seller. Meskipun mendapatkan penghargaan, novel ini bukan novel serius, novel ini termasuk novel santai bertema cinta, tetapi bukan cinta pada umumnya. Dalam novel ini, kita diajak mengenal kehidupan manusia modern dengan fragmen-fragmen setting waktu dan tempat semau si pengarang. Sudut pandang yang digunakan berganti-ganti dan dibuat bergerak cepat. Hal itu mungkin saja membuat pembaca malas untuk membacanya karena membingungkan, tetapi mungkin juga untuk pembaca lainnya perubahan alur dan setting yang cepat ini menjadi suatu hal yang menarik.

Terkait

Terkini