Perspektif Cantik Tidak Hanya dari Fisik
Cantik itu identik dengan putih mulus sehingga mereka berlomba lomba agar terlihat wajah dan kulit terlihat putih

Nusantarapedia.net, Jurnal | Kemanusiaan — Perspektif Cantik Tidak Hanya dari Fisik
Oleh Ria Anisa
BERPENAMPILAN cantik adalah dambaan semua wanita. Bahkan, Teori Darwin pun dipelesetkan bahwa seorang wanita yang dilahirkan cantik, sebenarnya telah melewati seleksi alam tahap pertama. Artinya, dia tidak perlu lagi bersusah payah untuk menarik perhatian orang, khususnya kaum pria. Kemudian, dia tinggal konsisten untuk babak selanjutnya. Logikanya simpel saja, andai seorang pria pertama berjumpa dengan seorang wanita, tentu penampilan fisiknyalah yang mula diperhatikan, sebelum memperhatikan yang lain. Jadi, sebetulnya cantik itu apa sih?
Mungkin orang menilai cantik dari paras, wajah, dan penampilan. Entah mengapa kata cantik sudah populer di kalangan para wanita saat ini. Cantik yang menjadi cita-cita dan impian. Bahkan, remaja putri banyak mendefinisikan cantik secara visual saja, di antaranya:
1. Cantik itu identik dengan putih mulus sehingga mereka berlomba lomba agar terlihat wajah dan kulit terlihat putih meskipun rela mengeluarkan uang mulai harga murah, ratusan hingga jutaan.
2. Cantik itu identik dengan tampilan tubuh seksi sehingga mereka berpikir bahwa tubuh yang langsing dan seksi menjdikan patokan untuk menjadi cantik. Mereka rela mengonsumsi berbagai obat diet agar tubuh tampak cantik dan seksi meskipun risiko akibat konsumsi obat tetap mengancam.
3. Cantik identik dengan gaya kebarat-baratan, termasuk gaya hidup, cara berpakaian, aksesori, dan perilaku impor lainnya.
Ya, kurang lebih seperti itulah definisi cantik di mata sebagian wanita zaman modern ini. Perspektif cantik sudah ada dalam pola pikir mereka, yang hanya fokus pada fisik. Kita tahu fisik yang diberikan Allah kepada kita itu tidaklah sama, hanya Allah yang Maha Tahu maksud dari penciptaan makhluk-Nya.
Namun, bagaimana cantik itu?
1. Cantik hati
Dengan hati, kita bisa merasakan suatu yang lebih tahu mesti diyakini kita diciptakan oleh Allah,dengan sebaik-baiknya rupa.
2. Cantik akal pikiran
Dengan akal, kita bisa berpikir untuk selalu meningkat pikiran menjadi lebih positif seperti halnya keilmuan dan pemahaman yang lebih mendekatkan diri kepada Allah sehingga akal bisa membuat tumbuh dari waktu ke waktu.
Harus diingat baik-baik, jangan menilai cinta dari fisik (tampan/cantik) semata, tetapi nilailah cinta dari agama (keimanan dan ketawaan) sebab menikah itu tidak akan sempurna kebahagiaannya apabila yang menjadi prioritas utama kita untuk hidup bersama adalah keadaan fisik pasangan masing-masing.
Semakin syar’i, semakin cantik, meminjam judul buku Agus Ariwibowo dan Fidayani. Kedua penulis ini mengajak kaum wanita untuk belajar bersama berhijrah ke arah yang lebih baik. Utamanya, mereka harus mampu menjaga diri, menjaga hati, dan menjaga kehormatan diri. Kecantikan yang dimiliki terjaga bagai mutiara oleh cangkang karang yang kokoh.Oleh sebab itu harus disyukuri dan dirawat kecantikan tubuh yang Allah anugrahkan sehingga menjadi sarana untuk menjalan ibadah kepada Allah. Sekali lagi, perlu diingat bahwa kecantikan yang bersifat relatif itu hendaknya dipercantik oleh hati lebih. Kecantikan dari dalam diri inilah yang akan terpancar tatkala hati disesaki oleh kebaikan. Semoga!
***
Ria Anisa, lulusan Pondok Pesantren Riyadlul Huda, Ngamprah Bandung Barat dan saat ini menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sabili Bandung, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain sukarelawan (volunteer) kemanusiaan, guru agama di Madrasah Assaadahturrahman, Ria juga pengurus Forum Komunikasi Pendidikan Al-Qur’an (FKPQ) Kecamatan Sukajadi Bandung. Di samping itu membuka les privat mengaji, Ria juga sedang belajar menjadi wirausaha muda.
Pergeseran Fungsi Teknologi Digital untuk Misi Kemanusiaan
Payudara Perempuan dalam Konstruksi Sosial (Refleksi No Bra Day)
Pemuda Islam Berani Tampil Beda
Tingkat Ujian Keimanan
18 Penguasa Wanita, Ratu Legendaris di Asia Tenggara, 8 dari Nusantara (1)