Pidato Kebangsaan AHY, Pertegas Sikap Demokrat

Nusantarapedia.net, Jakarta — Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam pidato kebangsaan yang disampaikan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, terdapat tiga poin utama yang mempertegas arah partai Demokrat.
Tiga poin tersebut yaitu, pertama; membahas berbagai persoalan di Tanah Air yang dihadapi rakyat, kedua; harapan rakyat kepada partai Demokrat, serta menyinggung soal posisi Demokrat pada Pemilu 2024.
Rapimnas Demokrat 2022 ini sekaligus dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Demokrat yang ke-21. Berlangsung pada hari Kamis dan Jumat, 15-16 September 2022, di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC).
Poin-poin tersebut disampaikan AHY pada puncak Rapimnas (16/9/2022). Berikut pidato kebangsaan lengkap AHY, Ketua umum partai Demokrat, yang disiarkan melalui akun YouTube tvOneNews, Jumat (16/9/2022).
“Bismillahirohmanirohim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Shalom, Om Swastiastu, Namo buddhaya, Salam kebajikan.”
“Para kader partai Demokrat dan seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan. Alhamdulillah hari ini adalah hari yang membahagiakan kita semua, Partai Demokrat memperingati hari ulang tahunnya yang ke-21. Demokrat ada karena kesetiaan seluruh kader kepada cita-cita para penggagas dan pendiri Demokrat, juga ada karena kepercayaan dan suara rakyat. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader Demokrat dan rakyat Indonesia atas dukungannya selama ini, semoga kebaikan bapak ibu dan saudara sekalian dibalas oleh Allah subhanahu wa ta’ala.”
“Di usianya yang ke-21 tahun, Demokrat memiliki pengalaman yang lengkap dalam berdemokrasi, kami pernah 10 tahun memimpin jalannya pemerintahan, kini kami berada di luar kekuasaan menjalankan fungsi checks and balances bagi pemerintahan. Insya Allah Demokrat istiqomah tetap gigih dalam berjuang untuk mengawal dan memperjuangkan harapan rakyat saudara-saudara sekalian.”
“Sejak kemarin para pemimpin, pengurus dan fungsional utama, para ketua DPD, para ketua DPC, para wakil rakyat, dan para kepala daerah dari partai Demokrat melaksanakan rapat pimpinan nasional, mereka datang dari seluruh Tanah Air. Ada yang dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Pada rapat pimpinan nasional tersebut Demokrat fokus pada tiga hal, pertama; kami memikirkan dan mencari solusi atas persoalan rakyat, utamanya kondisi sosial ekonomi rakyat, kedua; mengambil sikap atas sejumlah isu nasional yang fundamental, isu-isu ini juga menjadi perhatian rakyat, bahkan dunia, baik soal demokrasi, kebebasan, keadilan, maupun supremasi hukum. Ketiga; harapan dan rekomendasi Demokrat baik pusat maupun daerah untuk Pemilu 2024.”
“Hal-hal itulah yang juga menjadi fokus pidato politik saya pada hari ini, melalui mimbar ini Partai Demokrat berkeinginan untuk menawarkan solusi-solusi terbaik yang dapat menjadi alternatif penyelesaian masalah rakyat saat ini. Dan ke depan saudara-saudara sekalian, persoalan rakyat yang dibahas dalam rapimnas itu senada dengan suara-suara rakyat yang saya terima langsung pada saat berkeliling Nusantara dalam tiga tahun terakhir ini. Saya aktif berkunjung ke berbagai daerah menyambangi desa-desa, kecamatan, kota dan kabupaten di 34 provinsi, hampir di tiap tempat saya melakukan dialog rakyat.”
“Di Jepara Jawa Tengah, saya dihampiri oleh ibu-ibu, ibu Daimah 52 tahun, ibu rumah tangga yang mengadu soal tingginya harga-harga Ibu Ana 32 tahun, guru PAUD yang penghasilannya 200.000 per bulan. Ibu Indah 25 tahun, istri seorang sopir truk yang penghasilannya tak menentu. Mereka meneteskan air mata, ‘Mas AHY, kula mboten mikir mangan sing enak, saget mangan mawon kula sampun syukur’. (jangankan makan enak, bisa makan saja sudah syukur).”
“Di Cianjur, Garut dan Cirebon Jawa Barat, para pelaku UMKM mengadu soal menurunnya daya beli masyarakat sekarang ini. Semuanya serba sulit. Sementara itu, ketika saya berkemah dengan para pengungsi korban gempa di Pasaman Barat, Sumatera Barat, mereka bercerita soal beban kehidupan yang berat, sudah ekonominya sulit ditimpa bencana pula.”
“Di Jawa Timur, Riau, Jambi dan Aceh, para petani mengeluh harga jual komoditas di tingkat petani masih sangat rendah, sedangkan harga pupuk tinggi dan langka, membuat mereka sulit bertahan.”